CHAPTER 7

2.3K 258 11
                                    


Tahun kedua Alora sudah hampir habis, banyak kenangan menyenangkan yang ia dapat.

Alora sedang duduk di ruang rekreasi Gryffindor, mengobrol bersama sebelum mereka pulang kerumah masing-masing.

"Jadi kau akan pulang ke tempat Sirius?" Alora menatap Harry yang jauh lebih ceria dari biasanya.

"Tidak, Sirius harus bersembunyi." Ucap Harry pelan, mimik wajahnya langsung berubah.

Hermione yang melihat itu merangkul Harry dan menyemangati nya.

"Tak apa Harry, aku yakin suatu hari nanti kau akan bisa serumah dengannya!" Hermione meyakinkan Harry.

Harry hanya mengangguk.

Alora kembali mengingat pertemuannya dengan Sirius Black dimalam ketika mereka hendak menyelamatkan Sirius dari kecupan dementor.

"Aku sudah mendengar tentangmu, kau muggle pertama yang ditempatkan di Slytherin bukan?" Tanya Sirius yang di sambut dengan anggukan kepala Alora.

"Aku masih bingung, Professor Dumbledore mengatakan ada makna di balik semua itu dan memintaku untuk mencari tau sendiri." Alora menghela napasnya.

Sirius tersenyum, "Dumbledore sedari dulu tidak pernah memberikan jawaban yang memuaskan."

Harry yang berada di samping Sirius terkekeh pelan.

Sirius menepuk pelan pundak Alora,
"Aku rasa itu wajar karena aku sendiri mengalaminya. Semua keluarga Black diletakan di Slytherin, sedangkan aku satu-satunya yang di letakan di Gryffindor." Sirius berusaha menghibur Alora.

Alora tersenyum simpul, Hermione berjalan mendekat dan memberikan anggukan pertanda sudah waktunya Sirius pergi.

"Aku masih tak menyangka kalau selama ini Scabbers adalah." Ron mengembalikan Alora ke waktu yang sekarang.

"Peter? Si pengkhianat itu?" Sambung Hermione.

Ron mengangguk pelan.

"Dia melakukan itu semata-mata karena dia takut dengan You-Know-Who. Lihat? Tak semua Gryffindor pemberani, sama halnya dengan Slytherin, tak semuanya haus akan kekuasaan dan tak semuanya penyihir jahat." Alora kembali mengingat pernyataan Hermione mengenai Slytherin.

Hermione menghela napas pelan, yang Alora katakan tidak sepenuhnya salah. Sebenarnya dia tak ingin mendeskripsikan Slytherin seperti itu melainkan lebih mendeskripsikan seorang Malfoy.

"Maafkan aku, Alora. Aku tak bermaksud menyinggungmu, hanya saja aku, aku tak suka dengan Malfoy." Kata Hermione.

"Jika kau tak suka dengan Malfoy bukan berarti aku juga harus tak suka dengan nya bukan? Percayalah Hermione, cara dia memperlakukanmu dengan cara dia memperlakukanku berbeda, itu kenyataan yang harus kau tau." Katanya.

"Well, yah. Aku merasakan itu, maafkan aku, tapi aku memang tak bisa menahan diri jika sudah berbicara tentang Malfoy. "

Alora hanya mengangguk-angguk saja dan suasana menjadi hening, Harry dan Ron merasa canggung dengan situasi ini.

"Ingin berbicara tentang hal
lain?" Tanya Harry memberanikan diri.

"Tentu saja, jadi Professor Lupin dalah teman Ayahmu dan juga teman Sirius?" Tanya Ron.

"Ya, Sirius menceritakan kepadaku kalau nama persahabatan mereka adalah The Marauders. Yang berarti peta itu milik mereka." Ucap Harry bersemangat.

"Lalu bagaimana dengan nama-nama di peta itu, Harry?" Tanya Ron tak kalah semangat.

THE LUCKY MUDBLOOD  {TAHAP REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang