Alora mengeratkan cardigan rajut yang ia kenakan, perlahan ia menyeruput teh chamomile yang panas sembari menikmati pemandangan padang rumput dari balik jendela.
Alora tengah sarapan bersama dengan Mr. Lovegood yang tampak sibuk dengan quibler nya, akhir-akhir ini topik quibler nya tak jauh dari Departemen sihir yang sekarang diambil alih oleh pelahap maut, Mr. Lovegood menantang secara terang-terangan para pelahap maut dan secara terang-terangan juga mendukung Harry Potter.
Sudah seminggu Alora berada di rumah Luna, dan akhirnya waktu yang ia tunggu tiba, yaitu hari libur untuk anak-anak Hogwarts yang berarti Luna akan pulang hari ini.
"Mr. Lovegood bolehkah aku ikut menjemput Luna nanti?" Tanya Alora.
Mr. Lovegood menghentikan kegiatannya dan menoleh, "Tentu saja Miss Granger."
Alora pun tersenyum mendengar nya.
Ketika jam pas menunjukan pukul 10.00 pagi keduanya berangkat menuju stasiun untuk menjemput Luna.
Ternyata kereta Hogwarts telah tiba lebih dulu sebelum mereka berdua, stasiun menjadi sangat ramai.
Alora tetap menggunakan jubahnya untuk berjaga-jaga, ia mengintip lewat tudung jubahnya memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang.
Mungkin terdengar tidak masuk akal tapi Alora sangat berharap dapat melihat Draco di sini namun tentu saja itu hanya sekedar harapan.
Sudah lebih dari satu jam keduanya berada di stasiun tetapi Luna tidak kunjung muncul, keduanya juga sudah mencari kemana-mana namun gadis berambut pirang itu tak terlihat di manapun.
Alora dapat melihat Mr. Lovegood yang mulai panik, tiba-tiba saja bayangan hitam mulai mengelilingi mereka.
Bayangan hitam yang awalnya seperti awan mendung berubah menjadi sekumpulan orang berjubah hitam.
Pelahap maut.
"Selamat pagi Mr. Lovegood." Desis salah satu pelahap maut tersebut, dia berjalan mendekati Mr. Lovegood dan menyeringai jahat.
"Bagaimana quiblermu, hmm?" Bisik pria itu tepat ditelinga Mr. Lovegood, "Terus saja menghasut mereka untuk melindungi Potter dan kau lihat sendiri akibatnya." Dia mundur beberapa langkah.
"Kehilangan sesuatu?"
Tawa meledak dibelakang sana.
"Dimana putri mu yang aneh itu? Aku tak melihat nya di mana-mana?" Pelahap maut itu berpura-pura kebingungan lalu tertawa mendapati wajah Mr. Lovegood yang seperti sudah mengerti akan suatu hal.
"Apa yang kalian lakukan terhadap Lunaku!" Teriak pria tua itu murka.
Pelahap maut itu hanya tertawa.
"Aarghh!" Dengan cepat Mr. Lovegood mendorong pria itu dan mulai mengeluarkan berbagai macam mantra untuk menyerang, namun tentunya dengan mudah Pelahap maut yang lain mengamankan pria tua yang mengamuk itu dengan melemparkan mantra petrificus totalus.
Pelahap maut yang tadi didorong itu bangkit dengan wajah kesal, dia membersihkan debu yang ada pada jubahnya dan akhirnya dia menyadari seseorang dengan jubah yang sedari tadi tak berkutik.
Pria itu mendekat dan dengan kasar membuka tudung jubah Alora, gadis itu panik bukan main begitu wajah sangar menatapnya tajam.
Namun perlahan tatapan pria itu melunak, sekujur tubuh Alora merinding kala pria itu mengusap pipinya dengan punggung tangannya.
Dengan cepat Alora menepis tangan itu.
"Don't touch me." Alora berkata pelan namun dengan nada mengintimidasi yang tentunya sama sekali tak mengintimidasi pria itu.
Pria itu langsung mengangkat kedua tangannya seolah-olah menurut dengan perintah Alora lalu ia kembali tertawa.
"Rick, yang benar saja? Aku tak ingin berlama-lama disini."
Pria yang ternyata bernama Rick itu membalikan badannya, "Kalian duluan saja, aku ingin bermain main dulu."
Begitu Rick mengatakan itu para pengikut nya langsung menghilang begitu saja.
"Dan kau ikut dengan ku gadis manis."
Slurpp.
***
Rick membawa Alora ke tempat tinggalnya, gadis itu tak berhenti memberontak.
"Diam!" Bentak Rick, dia memegangi leher Alora seolah-olah mengancam akan mencekiknya jika gadis itu tak mau diam.
"Lepaskan aku ku mohon." Pinta Alora sembari berusaha melepaskan cengkraman di lehernya.
"Bagaimana jika kau saja yang melepaskan pakaian mu?"
Alora menangis, ia dapat merasakan janggut pria itu di wajahnya, gadis itu hanya menggeleng lemah, dalam hatinya ia tak berhenti menyebut nama Draco berharap laki-laki itu dengan ajaibnya datang kemari.
"Oh ayolah."
Alora memejamkan matanya rapat-rapat berharap ini semua hanya mimpi belaka.
Air mata Alora kembali menetes dan dalam hitungan detik ia merasakan sesuatu yang basah dan lembek menjilati wajahnya.
"Fuck!" Gadis itu marah bukan main kala pria itu menjilat air matanya, Alora langsung menggigit tangan yang mencengkram nya dan pria itu pun reflek melepaskan tangannya.
Alora berlari menuju satu-satunya jendela yang ada di ruangan itu, begitu ia membukanya gadis itu langsung mundur beberapa langkah melihat tanah yang sangat jauh dibawah sana.
Dapat ia simpulkan ini adalah atap, ia berbalik dan mengeluarkan tongkat sihirnya.
Keduanya saling melempar mantra, awalnya Alora menyerang pria itu tapi tentunya kekuatan nya tak seberapa jika dibandingkan dengan penyihir gelap seperti Rick, Alora tak banyak tau soal mantra penyerang hingga pada akhirnya yang bisa Alora lakukan hanyalah melindungi dirinya.
Rick menyerang dengan beringas, ia berjalan mendekati Alora yang sudah kewalahan dan begitu posisi mereka sudah dekat Rick menarik paksa tongkat Alora dan melempar nya begitu saja, ia kembali mencekik leher gadis itu dan mendorong nya keluar jendela hingga separuh badan gadis itu berada diluar.
"Tolong jangan!"
"Coba sekali lagi minta dilepaskan, aku akan melepasnya dengan senang hati."
"Tidak jangan kumohon."
"Kalau begitu belajar lah menjadi gadis yang penurut." Rick menarik leher gadis itu dan melempar Alora dengan mudahnya ke sudut ruangan, ia mengambil tongkat sihir gadis itu lalu membuangnya ke jendela.
Rick tertawa jahat melihat Alora yang memeluk dirinya sendiri dipojokan, ia membuka pintu yang menyatu dengan lantai kayu dan menuruni anak tangga.
Kreekk.
Begitu pintu itu dikunci Alora berlari menuju jendela, kepalanya langsung berdenyut begitu melihat permukaan yang cukup jauh, bangunan ini cukup tinggi.
"Accio tongkat." Tongkat sihir yang semula berada di tanah terbang ke arah Alora, gadis itu buru-buru memasukannya kedalam jubah.
Kreeek.
Pintu kembali terbuka dan Alora langsung menjatuhkan badannya.
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
Kira-kira respon mas naga gimana yahh kalo dia tauu wkwkwk Draco itu artinya naga.
Follow instagram akuu dongg @fhrm.raa
Sampai jumpaa di chapter selanjutnya yang entah kapann love youu all💚💚💚.Vote atau kamu juga diculik Rick😠😠😠.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LUCKY MUDBLOOD {TAHAP REVISI}
FanfictionMereka yang disebut keluarga berdarah murni mempertahankan kemurnian mereka dengan tidak menjalin hubungan apapun dengan penyihir selain pureblood. Lalu bagaimana jika salah satu dari mereka tidak sengaja jatuh cinta kepada muggle-born? baca:cinta t...