CHAPTER 34

1.4K 214 17
                                    

Hembusan angin malam di sekitar danau hitam menerbangkan helaian rambut Alora, gadis itu berdiri tepat didepan danau tersebut memandang kosong ke depan.

Awalnya ia berniat tidur lebih awal dan melupakan semua yang terjadi untuk sejenak namun ketika ia menutup kedua matanya bayang-bayang gelap terus menghantui dirinya.

Baiklah mari kita simpulkan semua masalah yang terjadi, orang tuanya melupakan kedua putrinya, saudarinya sekarang entah berada dimana dan ia juga tidak tau apakah Hermione bahkan masih hidup atau tidak, kekasihnya bertunangan dengan gadis lain.

Ketika gadis itu sedang tenggelam pada pikiran nya sendiri tiba-tiba terdengar suara
langkah kaki seseorang.

Alora langsung menoleh kesamping, semak-semak belukar di sekitar pohon tampak bergerak seperti ada orang di sana.

"Draco? Apakah itu kau?" Dengan perasaan was-was Alora menarik wand dari saku jubahnya dan menodongkan nya ke arah semak-semak yang tak berhenti bergoyang.

Dan ya, ternyata itu Draco, laki-laki itu tersenyum begitu melihat Alora, seakan ia berhasil menjahili gadis itu.

"Hai." Sapa nya bersemangat lalu menghampiri Alora, aneh, wajah Draco terlihat lebih berseri-seri dari sebelumnya, gadis itu kembali memasukkan tongkat sihir kedalam jubahnya.

Laki-laki bersurai platina itu mengambil duduk tepat di samping Alora, bibirnya tidak berhenti membentuk senyuman aneh.

"Wajahmu terlihat. Cerah?" Alora sendiri tak yakin bagaimana ekspresi Draco saat ini.

"Oh ya?" Draco langsung memegangi wajahnya. "Biasa saja."

Alora hanya manggut-manggut, mungkin perasaan nya saja.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya gadis itu heran, bukankah tadi ia bersama Astoria dimeja makan.

Draco tampak berpikir sebentar dan balik  bertanya, "Bagaimana dengan mu? Apa yang kau lakukan disini?"

"Kau tau aku selalu disini kalau sedang ada masalah."

"Begitu juga dengan ku, bukan?" Draco tersenyum lebar kepada Alora.

Tidak, Draco selalu ke menara astronomi jika ada masalah, tapi dia tak pernah ke sana lagi semenjak kejadian Dumbledore.

"Jadi, siapa nama panjang mu Alora?"

Pertanyaan Draco semakin membuat kening Alora berkerut heran, "Alora Jena Granger? Tiba-tiba kau amnesia?"

"Bercanda, tentu saja aku tau." Draco tertawa terbahak-bahak, "Granger, ya?"Beonya.

Alora mengangguk heran.

"Jadi bagaimana keadaan kakakmu? Apakah dia masih bersama Harry Potter?"

"Untuk apa kau menanyai hal itu? Kau tak pernah peduli pada Hermione begitu juga dengan Harry."

Draco memainkan alisnya, "Ya penasaran saja, apakah kau sama sekali tak tau mereka dimana?"

Alora menggeleng sebagai jawaban, gadis itu merasa seperti ada alarm di kepala nya yang memperingatkan untuk tidak memberi tahu tentang the golden trio kepada Draco karena jelas berada dikubu yang berbeda.

Alora mencuri-curi pandangan kearah Draco, ada yang berbeda dari laki-laki ini.

Pertama, Draco tidak berbicara dengan nada seperti itu, kedua aroma laki-laki ini berbeda, ketiga Draco tersenyum selebar itu? Sangat berbanding terbalik dengan Draco di meja Slytherin tadi, dan mata gadis itu menatap jemari Draco yang tampak kosong tanpa cincin-cincin ularnya.

Perlahan tangannya menyusup kedalam jubahnya, memegang erat wand nya untuk alasan yang tidak pasti, ada perasaan yang mengganjal di kepalanya, dan tampaknya Draco memperhatikan itu, laki-laki itu memunculkan seringai nya.

THE LUCKY MUDBLOOD  {TAHAP REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang