"Maafkan aku karena terlambat." Bisik laki-laki bertopeng itu.Mengenali aroma citrus itu Alora perlahan membuka kedua matanya dan memfokuskan pandangannya.
"... Draco?"
Draco mengangguk meyakinkan gadis itu, didekapnya gadis itu erat-erat dan pandangannya kembali kepada Amycus.
Pria itu berdiri dengan sempoyongan diseberang sana, berusaha mengumpulkan keseimbangannya.
"Wahh wahh lihat siapa yang datang." Amycus menyeringai puas, jelas pria itu mengenali Draco karena topengnya yang merupakan topeng pelahap maut dan pelahap maut mana yang mau menyelematkan seorang muggle kecuali Draco Malfoy.
"Kau tak bisa melakukan ini dilingkungan Hogwarts, Carrow." Draco membuka topeng nya dan menatap tajam Amycus.
"Oh, ya? Aku rasa Snape tidak akan keberatan jika kehilangan satu muridnya."
Draco semakin mempererat pelukannya sedangkan Amycus menatap dengan tatapan mengejek.
"Memangnya apa yang bisa kau lakukan, Draco? Membunuh Dumbledore saja tidak bisa, bahkan melakukan unforgivable cursed juga tidak bisa, tidak usah berpikiran menjadi pahlawan untuk gadis itu, dia sudah ku siksa dan kau terlambat datang, benar-benar tak becus, melindungi miliknya saja tidak bisa, kau lemah Draco dan tak berguna."
Rahang Draco mengeras, di kepalnya wand nya kuat-kuat, ia berusaha sebisa mungkin untuk mengendalikan emosinya.
"Jika bukan karena ayahmu kau tak akan bisa bergabung dengan pelahap maut, percuma saja kau mendapatkan tanda itu, loyal pada tuannya saja tidak, kau hanya sampah tak berguna dasar anak tak becus!"
Draco menatap gadis di pangkuannya, mata Alora terpejam dengan bercak air mata dan beberapa goresan di pipinya, kemarahannya kepada Amycus semakin menjadi-jadi.
"Dan darah lumpur itu, Alora Jena Granger, pembawa pengaruh buruk bagimu, dia mencuci otakmu, dan kematian ditangan The Dark Lord sangat pantas untuknya."
"Jangan. Berani-berani. Mengucapkan. Namanya. Stupefy!" Habis sudah kesabaran laki-laki itu, tak ada yang boleh menghina gadisnya seperti itu.
Amycus terlempar kebelakang dan buru-buru bangkit dan menyerang Draco.
"Imperi-"
"Expelliarmus!" Wand milik Amycus terlempar begitu saja.
"Crucio!" Draco melayangkan kutukan itu kepada Amycus.
Amycus membungkam mulutnya, walaupun merasakan sakit yang luar biasa dirinya tak ingin berteriak apalagi menjerit, Draco menarik wand nya kembali dan Amycus tertawa seperti orang gila.
"Hahaha aku rasa aku menemukan apa yang kucari-cari." Kata pria itu lalu menatap Alora sekilas, "Gadis itu benar-benar memiliki efek besar." Setelah mengatakan itu Amycus ber-apperet entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LUCKY MUDBLOOD {TAHAP REVISI}
FanfictionMereka yang disebut keluarga berdarah murni mempertahankan kemurnian mereka dengan tidak menjalin hubungan apapun dengan penyihir selain pureblood. Lalu bagaimana jika salah satu dari mereka tidak sengaja jatuh cinta kepada muggle-born? baca:cinta t...