Pertandingan kedua telah pun usai, berkat Neville yang memberikan Harry tanaman untuk bisa bernapas diair Harry pun berhasil memenangkan babak kedua, dan malam ini saatnya babak terakhir.
Siapa yang berhasil menyentuh piala api maka dialah pemenangnya.
Alora's pov
Aku berdiri di samping Ginny, dan disebelah ku ada Draco. Entah kenapa aku merasa ada yang berbeda darinya, Draco terlihat tidak nyaman.
Apakah dia tidak nyaman karena berada disampingku atau bagaimana?
"Kau baik-baik saja? " Aku memutuskan untuk menanyainya.
Dia melirik kearah ku sekedar menyakinkan kalau pertanyaan itu memang keluar dari mulut ku.
Draco mengangguk cepat dan kembali menatap labirin rumput didepan.
"Apakah kau tak nyaman karena aku berada disampingmu? " Percayalah kalau dia mengatakan 'iya' maka aku lah yang akan menendangnya kedalam labirin itu.
"Aku sedang tidak enak badan."
Ohh, dia sedang tidak enak badan. Pantas saja tidak mengganggu ku.
Ginny menarik pelan helaian rambutku, aku langsung menatap nya.
"Aku takut Harry kenapa-kenapa. " Katanya.
Aku mengusap pundak Ginny sekedar menguatkannya, aku sendiri juga sudah sangat-sangat takut.
Tak lama kemudian ada kembang api yang keluar dari dalam labirin, itu dilakukan ketika kita berniat untuk menyerah. Dan yang menembak kan kembang api itupun dibantu keluar dari dalam labirin.
Tak lama juga Victor Krum ikutan keluar, dan desas desusnya dia di kendalikan oleh seseorang. Tinggal lah Harry dan Cedric didalam.
"Harry menyerah lah." Pinta ku pelan, bukan apa-apa tapi perlombaan ini sangatlah berbahaya, dan hadiahnya tidak seberapa dengan risikonya, menurut ku!.
Tanganku sudah bergetar tak karuan, mulut ku terus berkomat-kamit mengucapkan doa.
Sebuah tangan menggenggam tanganku dengan erat, dapat aku rasakan pemiliknya juga tak kalah takutnya, karena tangannya sangat dingin.
Aku langsung menoleh kearah Draco, dia yang menggenggam tanganku, entah karena dia takut atau hendak memenangkan ku. Tapi pertanyaannya adalah apa yang ditakutkan cowok ini? Harry dan Cedric sama-sama tidak dekat dengan Draco.
"Persiapkan dirimu, Granger, Kau tau risiko perlombaan ini, bukan?" Kata Draco tanpa menoleh kearahku.
"Kau hendak mengatakan Harry mati?"
Draco menggeleng, "Belum tentu, siapapun bisa. Tidak ada yang menjamin keselamatan mereka disana."
"Tumben kau bijak."
Draco masih sempat tersenyum lalu kembali datar.
Authro's pov
Cukup lama kedua pejuang itu didalam labirin, entah apa yang mereka lakukan didalam, dan sudah cukup lama juga Alora menaruh kepalanya di pundak Draco saking lelahnya.
Tidak ada yang memperhatikan kedua insan ini karena kedua orang didalam labirin jauh lebih menyita perhatian mereka.
Hingga akhirnya secara tiba-tiba Harry dan Cedric muncul, penonton langsung bertepuk tangan, alat musik langsung dimainkan sebagai ucapan selamat.
"Harry selamat! " Seru Ginny.
"Mereka berhasil!" Tambah Alora, gadis itu benar-benar senang dan lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LUCKY MUDBLOOD {TAHAP REVISI}
FanfictionMereka yang disebut keluarga berdarah murni mempertahankan kemurnian mereka dengan tidak menjalin hubungan apapun dengan penyihir selain pureblood. Lalu bagaimana jika salah satu dari mereka tidak sengaja jatuh cinta kepada muggle-born? baca:cinta t...