CHAPTER 51

986 120 9
                                    

Alora mengenggam tangan Draco dan membawa keduanya ber-apparate dari tengah jalan.

Satu-satunya tempat yang terlintas di pikiran Alora adalah danau hitam, tapi bukan berarti ia mau berlama-lama di sana.

"Kau bisa melepaskan ku sekarang." Kata Alora ketika sadar Draco masih setia memeluk nya.

Kedua nya saling beradu pandangan, Draco berdehem pelan.

"Berhenti mengorbankan dirimu untuk ku, Draco, aku benci itu." Alora berjalan menuju bangunan tua yang tampak megah, hatinya terasa hangat kembali begitu melihat Hogwarts.

Betapa ia rindu dengan bangunan ini dan semua kenangan didalam sana, tapi Alora tidak bisa berlama-lama disini, hari sudah semakin gelap.

Keduanya berjalan menuju penginapan yang ada di Hogsmeade, dan sialnya hanya tersisa satu kamar, mau tak mau Alora dan Draco pun harus sekamar berdua.

Padahal dalam hati masing-masing sama sekali tak merasa keberatan. 🙄

Alora berdiri didepan kamarnya, ia menatap ranjang yang ada disudut ruangan, sempit sekali! Pandangannya jatuh kepada sebuah kursi panjang, tetapi itu hanyalah kursi kayu bukan sofa.

"Aku tak apa jika tidur di kursi." Draco seakan bisa membaca pikiran gadis itu.

"Kenapa tak pulang saja ke mansion?" Tanya Alora heran, padahal laki-laki itu bisa dengan gampang ber-apparate ke mansion nya.

Dan meninggalkanmu disini?

"Sudah malam." Jawaban yang terdengar basic.

Alora pun membasuh wajah dan tangannya di kamar mandi lalu setelah itu membaringkan tubuhnya di kasur, sebenarnya jika dipikir-pikir muat saja jika berdua tetapi harus benar-benar menempel.

Alora mencuri-curi pandang ke arah Draco, laki-laki itu tampak sudah meringkuk di kursinya, pasti tak nyaman sekali, ditambah dengan tubuh Draco yang besar dan tinggi.

"Draco?" Panggil Alora pelan, Draco langsung membuka kedua matanya.

"Masih ada ruang yang kosong jika kau mau." Tawar gadis itu.

"Aku tidur di kursi saja." Tolak Draco halus, tak lupa ia memberikan senyumannya yang dibalas tatapan tajam dari Alora.

"Aku bilang tidur disini ya tidur disini! Kita membayar penginapan ini berdua maka ranjangnya juga milik kita berdua!"

Entah kenapa gadis itu menjadi sedikit lebih emosional dari biasanya, Draco pun menurut dan membaringkan tubuhnya di samping Alora.

Lengan keduanya benar-benar menempel dan itu membuat jantung Alora berdegup kencang, ia menelan saliva nya dengan susah payah, tubuhnya seketika membeku, begitu juga dengan Draco.

Sudah hampir satu jam mereka menatap langit-langit kamar tanpa bisa tertidur sama sekali, suasana kamar sepi sekali, hanya terdengar helaan napas beberapa kali.

"Tidakkah kau berpikir ini waktu yang tepat untuk menceritakan semuanya?"

Draco menoleh ke samping, menatap Alora dengan tatapan yang sulit diartikan, Alora sadar Draco memperhatikannya maka sebisa mungkin ia tak menoleh.

"Berat." Kata Draco dengan hembusan napas.

"Ceritakan kepadaku biar tak berat."

Draco menutup rapat bibirnya, jemarinya mulai berkelana di wajah Alora.

"Kenapa kau diam-diam memata-matai ku? Tidak bisakah melakukan itu secara terang-terangan?"

Draco hanya tersenyum kecut dan terus mengusap wajah gadis itu, "Sulit, Alora."

THE LUCKY MUDBLOOD  {TAHAP REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang