Harry merasa ada yang salah dengan penglihatannya, dia melihat Voldemort dengan setelan jas hitam tengah berdiri diantara kerumunan orang yang sedang berlalu lalang menaiki kereta.
Harry menatap sekitar mencari teman-temannya namun nihil, berkali-kali ia memejamkan matanya berharap ketika ia membukanya sosok itu sudah menghilang namun sia-sia.
You-Know-Who masih berdiri di tempatnya menatap Harry seperti mangsanya, yang mengherankan kenapa tidak ada orang lain yang melihat kehadiran penyihir hitam itu, seolah-olah hanya Harry yang melihat nya.
Perasaan takut dan marah menjadi satu, dia merasa marah kepada Voldemort setelah apa yang dilakukan nya pada orang tuanya dan juga takut karena sekarang posisinya ia sedang sendiri, dia tak takut melawan Voldemort dia hanya takut tak bisa melihat teman-temannya lagi.
Tak lama dia merasa tubuhnya berguncang dan sebuah tangan yang menepuk pipinya dan dia seakan merasa ada sesuatu yang berhenti.
"Bangun Harry!"
Dia mengenal itu, itu suara Hermione sahabat nya, sekarang Harry merasa benar-benar pusing lalu tak lama penglihatan nya mulai terpejam dan ketika ia membuka matanya lagi dia sudah berada di kereta yang berhenti, wajah yang pertama kali ia lihat adalah Hermione.
Harry bangun dan menegakkan badannya dan melihat sekitar, hanya mimpi gumamnya.
"Kita sudah sampai, Harry!" Kata Hermione lalu bangkit disusul yang lain, mereka berempat kemudian keluar dari kereta.
Banyak sekali mata yang memandang mereka, tidak! Lebih tepat nya memandang Harry, jelas berita soal Harry yang menggunakan mantra patronus di luar sekolah sudah diketahui semua orang dan ditambah berita soal kematian Cedric Diggory dipertandingan Triwizard Champions yang disangkut pautkan dengan kebangkitan You-Know-Who.
Tak banyak yang percaya akan kembalinya penyihir hitam itu, bahkan dengan bukti kematian Cedric Diggory saja dianggap karena kecelakaan, rasa takut sudah menyelimuti mereka sehingga mereka tidak berani melihat kebenaran yang ada.
"Aku terkejut kementerian tetap membebaskan mu berkeliaran."
Keempat remaja itu langsung menoleh keasal suara, Draco dan antek-anteknya berjalan dengan angkuh disamping mereka.
"Nikmati saja selagi kau bisa!" Lanjut Draco sembari memberikan tatapan mengejek kepada Harry.
Alora langsung berdiri disamping Harry, "Jangan mengganggu Harry!" Pintanya.
"Granger? Aku tau kau teman dekatnya bukan berarti kau harus membela yang salah." Ejek putra Lucius itu.
"Satu-satunya manusia yang penuh kesalahan itu kau, bodoh!" Balas Alora.
"Kau jauh lebih bodoh dari pada aku, mudblood! Dan untuk mu, Potter, kurasa sudah tersedia penjara dengan namamu di Azkaban!"
Harry melangkah maju hendak melayangkan tinjunya, dia sudah tak tahan lagi di tambah ketika Draco memanggil Alora dengan panggilan hinaan.
"Harry!" Pekik Ron dan Alora disaat yang bersamaan, Ron mengunci lengan Harry dan membuat laki-laki itu mundur beberapa centi sedangkan Alora menatap tajam Draco.
"Menjauhlah dariku!" Bentak Harry dengan urat-urat leher yang sudah menonjol seperti hendak keluar.
"Pergi!" Ujar Alora mengintimidasi,
"Pergi kataku!" Kini gadis itu tak segan menendang tulang kering cowok itu hingga ia pergi."Itu hanya Malfoy, apa yang kau harapkan?" Ron melepaskan cekalan tangan Harry dan kembali berjalan, Alora mundur dan berdiri disamping Hermione.
"Sudah kubilang menjauh darinya." Bisik Kakak tertua Granger.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LUCKY MUDBLOOD {TAHAP REVISI}
FanfictionMereka yang disebut keluarga berdarah murni mempertahankan kemurnian mereka dengan tidak menjalin hubungan apapun dengan penyihir selain pureblood. Lalu bagaimana jika salah satu dari mereka tidak sengaja jatuh cinta kepada muggle-born? baca:cinta t...