CHAPTER 17

1.7K 225 5
                                    


Alora terbangun dari tidurnya yang pulas, matanya seakan mengscan ruangan ini yang terlihat asing. Dia memiringkan wajahnya, tak ada kasur di samping kasurnya dan kasur yang ia tempati terasa jauh lebih besar dan nyaman.

Dan ketika ingatan nya melayang tentang kejadian tadi malam dia langsung bangkit dari posisi nya dan betapa terkejutnya gadis itu ketika melihat lelaki pirang itu tertidur di sofa yang tak jauh dari kasur ia tempati.

"Apa ini kamar Malfoy?" Semuanya tau kalau Draco memiliki kamar khusus untuk nya sendiri karena dia seorang prefek dan terlebih lagi ia seorang Malfoy, dia tak mungkin mau berada di satu kamar yang sama dengan orang lain.

Alora menyingkapkan selimut yang menyelimuti nya, dia sadar dia masih memakai pakaian yang sama seperti yang ia pakai tadi malam, langsung saja gadis itu bernapas lega.

Alora mendekati Draco yang tertidur disofa dengan wajah tertutup buku yang terbuka, perlahan Alora meraih buku tersebut dari wajah anak tunggal Malfoy itu.

Alora melihat halaman yang terbuka, ini adalah buku sejarah para penyihir hebat, pada halaman yang terbuka disini dengan tulisan tiga kutukan tak termaafkan.

"Hiii! Bukankah dia masih dibawah umur untuk mempelajari hal se menyeramkan ini?" Tak ingin terlarut dalam buku tersebut, Alora meletakan begitu saja di atas meja, tatapannya teralih pada wajah tenang Draco yang tertidur, alisnya saling bertaut.

"Apa manusia aneh ini juga bermimpi?" Tanya Alora pada dirinya sendiri.

Deg!

Kenapa makin lama wajah Malfoy terlihat sangat tampan?

Alora tak ingin berbohong, dia mengakui ketampanan Malfoy yang membuat para anak gadis tergila-gila, seandainya Alora memiliki darah keturunan penyihir mungkin dia juga akan seperti gadis lain yang mengagumi Malfoy. Namun takdir sudah menetapkan bahwa muggle itu berada jauh dibawah pureblood, tidak bisa terbantahkan lagi, Alora merasa dia berada dibawah Draco dan Draco merasa berada di atas Alora.

"Aku tau aku tampan tak perlu menatapku seperti itu."

Deg!

Langsung saja Alora menarik wajahnya untuk menjauhi wajah Draco, Draco mengambil posisi duduk dan mengacak rambutnya sendiri, dia memperhatikan Alora yang sudah salah tingkah karena terpergok.

Draco bangkit dan menatap jam di temboknya, masih menunjukan pukul enam lewat lima belas, masih terlalu pagi.

Draco menarik buku yang harusnya tetap berada di wajahnya tadi, "Kau tertarik dengan ilmu hitam?" Tanya Draco ragu.

"Tidak." Jawab Alora, "Seperti nya kau yang tertarik, Malfoy."

"Tertarik atau tidak ilmu hitam itu pasti akan dibutuhkan nanti sebab itu lah aku belajar," Draco menjelaskan agar gadis ini tidak salah paham.

"Ya, nanti, tak perlu tergesa-gesa untuk mempelajari nya sekarang." Ujar Alora.

Alora duduk di ranjang menghadap Draco yang juga sedang menatapnya.

"Kenapa kau membawaku kemari?"

"Karena tak mungkin aku membawamu hingga ke kamarmu. "

"Kau bisa membangunkan ku-"

"Kau tak bangun!"

Alora terdiam sembari mengerucutkan bibir nya kesal, Malfoy kembali menang dalam perdebatan ini.

"Pertanyaan tadi malam belum kau jawab." Lirih Alora pelan.

Draco menghela napas kasar mendengar Alora kembali mengungkit soal perbedaan darah mereka.

"Aku sudah menjawabnya namun kau tertidur."

Alora tertawa miris, tentu saja ia tahu Draco berbohong.

"Andai kata aku seorang pureblood, apa kita bisa berteman?" Itu lebih terdengar seperti gumaman namun Draco masih bisa mendengar nya.

Draco tak langsung menjawab.

"Atau andai kau seorang muggle apa kita bisa berteman? " Alora mengulang pertanyaannya.

"Tak ada gunanya berteman dengan ku, lagi pula aku tak punya teman. Bersyukurlah kau menjadi dirimu sendiri, Granger karena mereka menerimamu apa adanya. "

Alora memiringkan wajahnya, "Slytherin terkenal dengan kesetiannya. Crabbe dan Goyle, kau tak anggap teman? Bahkan Blaise sekalipun? Pansy? Theo? "

"Aku ingin teman yang benar-benar teman, mereka berada di sampingku karena suatu alasan. "

Alora merasa sekujur tubuhnya merinding, Draco yang ini, seperti Draco yang berbeda. Dia terlihat kesepian.

"Aku bisa menjadi temanmu."

Kalimat itu langsung mampu membuat seorang Malfoy luluh, dinding yang ia bangun tinggi-tinggi mendadak runtuh, dia tidak pernah merasakan sehangat ini.
Draco langsung ingin menyetujui namun dia langsung membuang jauh-jauh keinginan itu.

Draco bangkit dari duduknya dan meraih secangkir gelas lalu mulai membuat secangkir kopi.

"Harus ku beritahu berapa kali, Granger, kita berbeda tak akan pernah bersama," Ucap Draco dengan penuh penekanan.

Alora berjalan mendekat, "Bisa singkirkan semua itu? Kenapa kau begitu peduli dengan darah keturunan?"

"Orang tua ku peduli maka aku juga peduli!" Draco mulai menuang bubuk kopi kedalam cangkir nya.

"Kau anak yang patuh kepada orang tua," Alora manggut-manggut, "Well, walaupun kita bukan teman tapi apakah aku tetap boleh bercerita dengan mu?" Tanya Alora dengan polosnya.

Draco menghentikan kegiatan nya, menatap bingung adik Hermione Granger ini.

"Dari sekian banyak nya temanmu kenapa harus aku? Kau bisa menceritakan nya dengan si Weasley itu." Draco kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Tidak mengenai perasaan ku pada Harry."

Deg!

Draco seakan membeku di tempat, ada rasa iri didalam hatinya, namun ekspresi Draco hanya tenang dengan memainkan alisnya.

"Aku akan kembali ke kamarku." Kata Alora yang melihat Draco diam saja.

Tapi Alora kembali membalikan badannya dan menatap Draco ketia ia mengingat sesuatu, "Kau akan pergi dengan Pansy, kan?"

Draco mengangguk setuju yang disambut helaan napas Alora, dia lega mendengar itu.

"Bagaimana dengan mu?"

"Aku belum memikirkan itu. Sampai jumpa, Malfoy."

"Hmm, sampai jumpa."

Kreek.

Pintu tertutup, meninggal kan Draco yang termenung.

***

Kalau biasanya aku bagiin meme HP yg lucu2 sekarang aku mau bagiin satu foto Daddy Draco yang super hot 🤑❤

Kalau biasanya aku bagiin meme HP yg lucu2 sekarang aku mau bagiin satu foto Daddy Draco yang super hot 🤑❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


KLIK BINTANG DI BAWAH 🌟 👇

Bintang kalian itu bisa bikin Alora tambah semangat nulis ceritanya! 🔥

THE LUCKY MUDBLOOD  {TAHAP REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang