Alora buru-buru mengunci pintu kamarnya, jantungnya berdetak sangat cepat.
"Apa-apaan ini? Ada apa dengan si pirang Malfoy itu? " Alora berusaha memenangkan dirinya sendiri, jujur dia sangat kaget.
"Aku sebaik nya tidur."
Dan begitulah malam Alora berlalu, terasa sedikit spesial bagi Alora setelah di perlakuan sangat baik oleh Draco, namun keesokan harinya Draco kembali pada sifat aslinya.
Seperti biasa.
***
Pagi hari datang begitu cepat, Alora terbangun pukul 05.45, masih terlalu pagi! Dilihat nya ketiga teman sekamarnya masih di alam mimpi masing-masing, Alora memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.
Setelah mandi, gadis ini menyisir rambut nya yang sudah cukup panjang, bahkan rambutnya mengalahkan Hermione! Alora tak pernah memotong nya sejak ia berusia sepuluh tahun, berbeda dengan Hermione yang memilih memotong rambutnya terlebih dahulu ketika hendak mulai bersekolah di Hogwarts karena pikirnya akan repot untuk merawat rambut yang panjang.
Alora memilih untuk mengikat rambutnya menjadi dua lalu menyadarkannya di masing-masing pundaknya, sangat lucu! Gadis itu lantas mengambil tas selempang coklatnya lalu memakainya.
Setelah selesai bersiap ternyata ketiga temannya masih juga terbaring di kasur, perlahan Alora membuka pintu lalu mulai menuruni tangga.
Mata coklatnya menangkap kehadiran lelaki dengan rambut platina itu, Draco yang merasakan kehadiran Alora langsung menyembunyikan sebuah benda berbentuk bulat kedalam sakunya, Alora tidak sempat melihat jelas benda apa itu.
"Kau sedang apa?" Alora mengerutkan keningnya.
"Bukan urusan mu!" Jawab Draco singkat, lelaki itu menjatuhkan dirinya di sofa.
"Kau sejak malam terlihat sangat sibuk, apa kau ada tugas?" Tanya Alora lagi.
"Sudah ku bilang bukan urusanmu!" Ketus Draco.
Alora berdecak kesal, Draco labil sekali, tadi malam dia sangat baik dan sekarang? Kembali ke sifat ularnya.
Draco yang menatap punggung Alora semakin menjauh, bersuara, "Hendak kemana di dini hari seperti ini?" Tanyanya.
Alora membalikan badannya dengan bibir yang mengerucut kesal, "Bukan urusanmu, pirang!" Balas Alora dengan sadis.
Draco langsung bangkit, tak percaya, dia selalu bertingkah dramatis.
"Bisa-bisanya kau!"
Alora menjulurkan lidahnya lalu berlari keluar meninggalkan Draco dengan kekesalannya.
Namun beberapa detik kemudian, Draco terkekeh.
***
Alora termenung melihat pemandangan di meja Gryffindor, sangat tidak enak untuk di pandang.
Harry. Duduk tepat di tengah-tengah meja, tidak ada yang duduk di sekitarnya, seakan mereka menjauhi Harry, bahkan Ron dan Hermione.
Ron, berada di ujung meja bersama Seamus dan Dean.
Hermione, berada di ujung meja yang berlawanan dengan Ron, bersama Ginny, Neville, Padma, Patil dan beberapa anak gadis lainnya.
"Huhhh." Keluh Alora.
Tempat pertama yang ia hampiri adalah tempat Kakaknya.
"Pagi, Hermione! " Sapa Alora.
Hermione mendongakkan kepalanya, "Pagi. Kau terlihat, mengantuk? Pukul berapa kau tidur? "
Alora memainkan matanya, dia melakukan itu ketika ia gugup, "Tidak terlalu malam, aku sedang membaca novel hingga lupa waktu." Alora mengambil tempat duduk tepat di samping Ginny.
"Jadi kau kembali ke asrama mu lalu melanjutkan membaca buku?"
"Oh, ayolah Hermione! Jangan terlalu mempersalahkan itu. Apa Harry dan Ron bertengkar?" Alora mengalihkan topik.
"Entahlah, mereka seperti anak kecil saja." Ujar Hermione, "Aku tak ingin memihak siapa-siapa, pada akhirnya mereka akan berbaikan, tinggal menunggu waktu saja."
Alora menatap Harry.
"Tapi bukankan Harry terlihat kasihan? Tidak ada yang mendukung nya padahal dia harus mengikuti perlombaan yang sangat berbahaya, dia butuh para sahabat nya!" Tegas Alora.
Neville mengangguk pelan, "Ya, aku rasa begitu."
Hermione langsung menatap Harry tidak tega, gadis itu lansung bangkit.
"Aku harus mengomeli Kakakmu lagi, Ginny! Untuk yang kesekian
kalinya!" Hermione berjalan ke arah Ron dengan buku di pelukannya."Semangat Hermione!" Ucap Ginny dan Alora berbarengan.
Ginny langsung dengan semangat merebut perhatian Alora, "Kau meninggal kan ku tadi malam dengan Harry?"
Oh, Ginny! Kau mengacaukan pagi Alora!
"Ya, dia tidak meninggalkan mu sendiri bukan? Atau aku akan melapor ke Hermione aga-"
"Tidak, tidak sama sekali." Potong Ginny cepat. "Aku terbangun dengan Harry di sofa seberang, pemandangan yang sangat indah, aku hampir berteriak karena kaget, untungnya aku bisa mengendalikan diriku!" Cerita Ginny heboh.
Alora tertawa canggung.
"Untung saja aku terbangun sebelum anak lain terbangun, jadi tidak ada yang melihatku dengan Harry tidur berdua, untunglah."
Alora kembali tersenyum, dia kembali memainkan matanya, menatap ke sembarang arah, tak sengaja ia menangkap Draco sedang memperhatikan di seberang meja, meja Gryffindor memang bersebelahan dengan meja Slytherin.
Draco menaikan alisnya dua kali dengan smirk jahatnya, dia seperti nya tau apa yang mereka bicarakan, Alora lantas memajukan bibirnya kesal.
Alora memalingkan wajahnya dan kali ini dia tidak sengaja melihat gadis aneh yang ia temui tadi malam, memakan pudding nya dengan senyuman di bibirnya yang selalu terukir.
"Kau kenal gadis itu, Gin? " Tanya Alora, dia lantas menunjuk Luna dengan dagunya.
Ginny membalikan badannya, " Oh, maksudmu Lonny? "
"Luna. Kalau tak salah dia mengatakan namanya Luna. " Koreksi Alora.
"Ya, namanya memang Luna Lovegood, itu hanya panggilan yang di berikan anak-anak lain padanya, " Ujar Ginny.
"Terkadang anak-anak juga bisa bertingkah kejam. Mereka tidak tau apa-apa tentang Luna." Alora kembali mengingat tentang cerita Luna soal Ibunya.
"Kau pernah berbicara dengan nya?" Tanya Ginny.
"Tadi malam aku berjumpa di lorong ketika hendak kembali ke asramaku."
Ginny manggut-manggut mengerti.
Alora hendak mulai menyantap sarapannya, dia tak sengaja melihat Draco dengan antek-anteknya bangkit dan meninggalkan Great Hall, setelah itu Hermione datang dengan semua unek-unek nya.
Seperti nya Hermione tidak berhasil membujuk Ron.
_________________
Tertanda
Alora Caliana
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LUCKY MUDBLOOD {TAHAP REVISI}
FanfictionMereka yang disebut keluarga berdarah murni mempertahankan kemurnian mereka dengan tidak menjalin hubungan apapun dengan penyihir selain pureblood. Lalu bagaimana jika salah satu dari mereka tidak sengaja jatuh cinta kepada muggle-born? baca:cinta t...