Hari buruk memang tidak tercatat tapi satu hal yang ku tau, hari ku masih lebih baik dari pada hari Hermione, kami lost contact, aku tidak tau Hermione berada dimana sekarang, sedang apa dia, berapa horcrux yang sudah ditemukan, apakah Hermione baik-baik saja? Aku harap dia baik-baik saja, dan aku harap pelahap maut tidak akan menemukan mereka.
Aku harus terbiasa mandiri, tahun ini tidak seperti tahun yang kemarin-kemarin, jika tahun kemarin ada yang menggangguku Hermione akan sigap memberikan perlindungannya untukku begitu juga dengan Ron dan Harry, aku cukup trauma karena kejadian semalam, itu baru hari pertama.
Sudahlah, jika dipikirkan terus tidak ada habisnya, aku harus bangun, aku berniat menuju asramaku, namun seseorang sudah lebih dulu berdiri didepan pintu.
Draco menatapku dengan wajah datar sedang kan aku menatapnya dengan tatapan kesal.
"Apa sekarang?"
"Untuk hari ini beristirahat saja disini." Ujarnya.
Aku tertawa hambar, "Apa peduli mu?" Aku hendak melanjutkan langkahku sebelum Draco mencengkram pundak ku dan membawaku kembali ke ranjang.
Dia menutup tirai dan mengucapkan sebuah mantra agar tak ada yang mendengar pembicaraan ini.
"Carrow tak akan senang jika kau berkeliaran dengan kepala yang sudah sembuh, dia tak mengharapkan kau sembuh dengan cepat." Ujarnya dengan posisi yang masih membelakangi ku.
"Wow dari mana kau tau jika yang melakukan itu Carrow?"
"Itu tak mungkin Professor McGonagall, bukan?" Garing sekali leluconnya, dia membalikan badan nya dan mengambil duduk disebelah ku.
Draco hanya diam sambil menatapku, tatapan nya seakan meneriakkan kata lelah, manik abunya seperti hendak menangis, kerutan di dahinya, lingkaran hitam dibawah matanya, Draco benar-benar terlihat menyedihkan sekarang, kemana perginya tukang bully yang sering tertawa jahat dan smirk andalan nya.
"Apa?" Aku tak tahan ditatap seperti itu, lebih tepatnya aku tak kuat melihat Draco seperti ini.
"Boleh aku memeluk mu, Alora?" Draco bertanya dengan suara serak, nafasnya seketika tidak beraturan.
"Kenapa tidak minta kepada tunangan mu saja?"
Dia menggeleng keras, nafasnya semakin tidak beraturan, seperti orang yang habis berlari.
Cukup! Aku tak kuat, dengan pelan aku menarik Draco kedalam pelukan ku dia langsung melingkar kan tangannya di pinggang ku dengan erat dan meletakkan kepalanya di atas dadaku, nafas laki-laki itu perlahan kembali teratur.
"Apa yang terjadi, Dray?"
Draco tak menjawab pertanyaan ku, ia malah mempererat pelukannya.
Baiklah, aku akan memberinya waktu sebentar untuk memenangkan dirinya, aku yakin dia akan menceritakannya begitu ia siap.
Ternyata salah, Draco malah tertidur di pelukan ku, aku menyenderkan badanku ke tembok agar posisinya semakin nyaman, seperti sedang menidurkan bayi besar, aku membelai perlahan rambut platinanya yang selalu ku ejek tapi dia tak pernah berani balik mengejek rambutku.
Begitu cepat waktu berlalu, aku yang lima tahun lalu mungkin tak akan berpikir akan memeluk Draco dengan erat seperti ini, dan aku juga yakin Draco yang lima tahun lalu tidak pernah berpikir akan tertidur di pelukan gadis yang selalu ia ejek.
Aku rindu hubungan kami yang dulu, berdebat, berbaikan, berdebat, berbaikan, dan begitu seterusnya, itu jauh lebih menyenangkan dari pada hubungan sepertinya sekarang.
Ada sekitar satu jam lebih Draco tertidur sebelum akhirnya suaranya terdengar lagi.
"Lora?" Nama itu keluar dari mulut Draco, terdengar seperti bisikan.
"Ya?" Kedua mata Draco masih tertutup ketika aku lihat.
"you're the only girl i love." Ucapnya, aku tidak tau ini Draco sedang mengigau atau bagaimana, matanya masih terpejam.
"Then what about Astoria?"
"Tunangan itu, ibu yang memaksa dan aku tak bisa menolak." Baiklah sepertinya dia tak mengigau, Draco perlahan melepaskan pelukan nya dan duduk di samping ku, dia meraih kedua tanganku dan menggenggam nya.
"Aku sudah menolak tapi Mother memaksa, Father juga mengancam jika aku tak menyetujui pertunangan tersebut dia akan mencelakai mu." Ujarnya bersungguh-sungguh.
"Orang tua mu tau tentang kita?"
Ia mengangguk, "Snape memberitahu nya."
Snape! Aku semakin tak menyukai nya.
"Jadi... Ini akhir dari semuanya?" Aku bertanya dengan ragu.
"Tidak." Jawab Draco segera, "Tunangan ini akan memakan waktu yang lama, setelah posisi mu aman Lora aku berjanji akan kembali kepadamu."
Aku tak yakin, "Ya, cukup lama sampai bisa menumbuhkan perasaan untuk nya."
"Tidak, tidak akan."
Hhh, we never know.
Draco mencium punggung tanganku berusaha meyakinkan diriku.
"Believe me you're the only girl i love, lora."
Aku hanya diam tak merespon.
Draco memajukan wajahnya dan mengecup lembut bibir ku.
Deg!
Tentu saja aku kaget bukan main ketika benda kenyal itu menempel di bibir ku, Draco mencium ku tanpa aba-aba dan itu terjadi sangat cepat bahkan sebelum aku sempat memejamkan mata.
"Masih tidak percaya?" Tanyanya dengan senyuman kecil, jemarinya bergerak menaruh helaian rambutku ke belakang daun telinga, mataku tak lepas dari wajah nya yang hanya berada dua centi dari wajahku.
"Tadi malam aku baru saja dari menara burung hantu, Ibu mengirimkan surat kepadaku untuk diberikan kepada Astoria dan aku tak sengaja bertemu dengannya di lorong jadi aku memberikan nya di sana." Katanya sambil mengusap pelan kepalaku.
"Lalu dia mengucapkan terimakasih dan menggenggam tanganku seperti tadi malam, tapi jika kau sedikit teliti princess aku tak balas menggenggam nya."
Aku senang dia langsung menjelaskan tanpa diminta, walaupun disisi lain aku tak suka ada perempuan lain yang menggenggam nya, aku mengerti Draco tak akan mungkin menolak tapi... keadaan menjadi semakin rumit saja.
"Jadi kau menyalahkan ku karena tidak teliti?"
Draco tertawa pelan, "Tidak, itu sepenuhnya salahku karena tidak bisa menolak."
Aku menghela nafas, bisakah ini tetap berlanjut atau memang harus berhenti.
"I love you, Draco."
"I love you more."
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
Hai Hai!!! Ihhh aku baper sendiri nulis part iniꉂ(ˊᗜˋ*)♡, khusus chapter ini biarkanlah Alora dan Draco berdua dulu karena kita gak pernah tau kedepan nya bagaimana mwehehehe, capek juga yaa dari kemarin mewek teruss sekarang bahagia dulu.
See you in the next chapter! 💓
Ehhh ini yang bacanya gak seimbang sama votenya ( ͡° ʖ̯ ͡°) vote dongg tinggal klik bintang doang yaelahh ( ̄へ  ̄ 凸 tau gakk sihh vote dan komen komen dari kalian tuhh bikin aku smangat nulis
⋌༼ •̀ ⌂ •́ ༽⋋ jadi ayo donggg vote jangan cuma baca doangg! Author kann juga butuh penghargaan (╯︵╰,).
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LUCKY MUDBLOOD {TAHAP REVISI}
FanfictionMereka yang disebut keluarga berdarah murni mempertahankan kemurnian mereka dengan tidak menjalin hubungan apapun dengan penyihir selain pureblood. Lalu bagaimana jika salah satu dari mereka tidak sengaja jatuh cinta kepada muggle-born? baca:cinta t...