CHAPTER 40

1.4K 172 12
                                    


Draco menarik Alora kebelakang nya agar berlindung sedangkan ia berusaha agar tetap berdiri.

Hewan itu terlihat seperti kuda bersayap tapi tanpa kulit, terlihat sangat mengerikan.

"Kau kenapa, Dray?" Bisik Alora heran melihat Draco ketakutan.

"Tidakkah kau melihat hewan didepan kita?"

Alora memutar tubuhnya 180°.

"Aku tak melihat apa-apa."

Sekarang Draco yang keheranan.

"Aku rasa aku sudah gila." Ucapnya.

"Kau tidak gila, Draco Malfoy." Suara khas gadis ravenclaw itu mengalihkan perhatian keduanya, "Aku juga bisa melihat nya, kau sama waras nya dengan aku."

Luna berjalan tanpa alas kaki menuju Draco dan Alora.

"Hai Alora." Luna tersenyum kepada Alora.

"Hai Luna. Hewan apa yang kau maksud? Dan kenapa aku tak bisa melihatnya?"

"Thestral." Kata Luna, "Hewan itu hanya bisa dilihat oleh orang yang sudah pernah melihat kematian, aku melihat kematian ibuku."

Keduanya terdiam, Alora melirik kearah Draco, tampak laki-laki itu tengah berperang dengan pikiran nya.

"Tapi jangan khawatir, thestral hewan yang jinak, ingin membantuku memberi makan mereka Draco Malfoy?" Luna mengeluarkan potongan daging mentah dari tas selempang nya, Draco menatap daging tersebut dengan tidak nyaman.

"Tidak terimakasih Luna, Draco tak ingin menggangu kesenangan mu." Kata Alora cepat, Draco menghela napas lega.

Luna mengangguk saja lalu melanjutkan kesibukan nya memberi makan hewan-hewan yang hany bisa dilihat oleh Draco dan Luna.

"Lovegood, kau sudah membaca surat ku?" Tanya Draco.

Luna langsung tersenyum girang, "Oh, ya, tentu saja aku tidak keberatan jika Alora menginap dirumahku beberapa hari, ayah juga pasti akan senang."

Draco mengangguk, "Terimakasih."

"Tak usah sungkan, katakan pada ayah bahwa aku akan pulang liburan natal nanti."

"Ya, nanti aku sampaikan."

Keduanya pun berpamitan dengan Luna, Draco membawa Alora menuju sebuah bukit dimana mereka bisa melihat Hogwarts dari atas sana.

Semilir angin sejuk menerpa wajah mereka, Alora membiarkan rambut panjangnya menari-nari bersama angin sepoi.

"Aku rindu Hogwarts yang dulu." Gumam Alora seraya menatap Draco, "Bagaimana denganmu?"

Draco tersenyum lalu mengangguk, "Aku juga, tapi tidak dengan kita yang dulu, berdebat sepanjang waktu."

Alora tertawa lepas kala mengingat hubungan mereka berdua yang kurang baik dulu, "Dasar pirang."

"Cantik."

"Ferret."

"Bilang saja kau ingin mencium ku lagi."

"Cih, jangan terlalu percaya diri."

"Aku tidak."

"Narsis."

"Cemburu jika perempuan lain menyukaiku?"

Alora langsung memukul bahu pemuda itu dengan sigap Draco menahan lengan Alora dan menarik gadis itu kedalam pelukan nya, ia merebahkan dirinya diatas rerumputan.

THE LUCKY MUDBLOOD  {TAHAP REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang