Manik coklat itu menatap langit-langit kamarnya, ia semakin memasukan tubuhnya kedalam selimut ketika angin kencang bertiup masuk lewat sela-sela dinding kayu.Diluar sana tengah hujan deras, Alora sebisa mungkin memejamkan matanya agar terlelap.
Jam sudah menunjukan pukul 01.00 dini hari, gadis itu masih memikirkan kejadian siang tadi selepas makan.
Alora benar-benar tak memahami apa yang dilihatnya, ia melihat dirinya sendiri yang ketakutan melihat Draco dan terus meminta laki-laki itu untuk berhenti dan menjauh darinya, sedangkan Draco hanya bisa mengucapkan kata maaf tanpa bisa merubah situasi apapun.
Alora langsung merengkuh tubuh Draco yang bergetar tanpa menghiraukan dirinya sendiri yang terlihat kacau disudut sana.
"Draco sadarlah! Ini aku!"
Alora berusaha melindungi pandangan Draco dari gadis yang menjelma seperti dirinya, ia berkali-kali melambaikan tangannya didepan mata Draco.
"Riddikulus!"
Alora berbalik menatap Neville yang melemparkan mantra tersebut, Alora yang disudut sana pun berubah menjadi kupu-kupu yang beterbangan.
"Itu hanya boggart." Ucap Neville lalu memasukkan tongkatnya, "Seharusnya ia tak berkeliaran di lorong ini."
Boggart adalah mahluk pengubah bentuk yang mengambil bentuk ketakutan terbesar seseorang, dan yang tadi ia lihat adalah ketakutan Draco.
Dan ketakutan terbesar Draco adalah melihat Alora takut dengan dirinya?? Tetapi yang membuat Alora kebingungan adalah ia tak mengingat kapan dirinya pernah ketakutan melihat Draco.
Setelah mengetahui itu hanyalah boggart Draco langsung melarikan dirinya seperti biasa tanpa memberikan penjelasan apapun.
Alora menghela napas berat, sepertinya ada sesuatu penting yang ia lupakan.
Keesokan harinya Alora mengunjungi rumah Andromeda Tonks, ia butuh penjelasan.
Begitu pintu rumah terbuka seorang anak kecil berusia lima tahun menyambutnya dengan hangat.
"Aloraaa!" Seru Teddy, anak dari Prof. Lupin dan Nympadhora, keduanya gugur di medan perang sehingga Teddy diasuh oleh neneknya.
"Hai Teddy!" Alora dengan bersemangat menggendong anak itu, "Kau sudah besar sekarang."
"Hehehe iya dong, aku kan makannya banyak!"
Alora tertawa mendengar itu.
"Dimana nenekmu?"
"Dia ada di dapur bersama saudarinya."
Alora mengerutkan keningnya, "Maksudmu Narcissa?"
"Iya! Wanita dengan rambut dua warna yang sangat cantik."
Oh tidak.
Pertemuan terakhir nya dengan Narcissa tidak berjalan mulus.
"Seperti nya aku akan menemui nenekmu nanti saja." Alora perlahan menurunkan anak itu, Teddy langsung saja memasang wajah cemburut.
"Alora kan baru saja datang, lagi pula saudari nenek akan segera pulang."
Dan bener saja, sebelum Alora bisa memberikan alasan lain Narcissa dan Andromeda muncul dari arah dalam.
"Alora?"
Gadis yang dipanggil itu diam saja, kepalanya tertunduk begitu melihat Narcissa.
Andromeda yang menyadari itu pun berinisiatif membawa Teddy kedalam, ia berkata ada yang ingin Narcissa katakan dan memberi kode kakaknya untuk berbicara lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LUCKY MUDBLOOD {TAHAP REVISI}
FanfictionMereka yang disebut keluarga berdarah murni mempertahankan kemurnian mereka dengan tidak menjalin hubungan apapun dengan penyihir selain pureblood. Lalu bagaimana jika salah satu dari mereka tidak sengaja jatuh cinta kepada muggle-born? baca:cinta t...