CHAPTER 19

1.6K 195 1
                                    

Draco dan Alora duduk berlawan, mereka saling berbagi sandaran. Draco bersandar di punggung Alora, Alora bersandar di punggung Draco. Hal yang tak pernah terpikir kan terjadi oleh keduanya.

Jubah hitam milik Draco sudah berada di badan Alora karena sejak tadi gadis itu mengeluh dingin tapi tak ingin turun.

"Bulan itu sangat jauh bukan? Bisakah kau membawaku kesana?"

Draco tertawa pelan, sejak tadi gadis ini mengoceh tak jelas.

"Jika kau memberitahukan ku caranya akan kubawa." Katanya.

Alora menegakkan badannya dan memiringkan badannya supaya bisa melihat Draco dengan jelas, "Dengan broomstick mu?"

"Kau ini polos atau bodoh?"

Dapat disimpulkan mereka tidak akan bisa akur dengan jangka waktu yang lama.

"Harganya saja yang mahal, tapi tidak bisa dipakai sampai ke bulan." Cemoh Alora.

"Setidaknya broomstick ku lebih mahal dari milikmu."

"Untuk apa aku beli yang mahal kalau aku tak bisa mengendarainya?"

"Ternyata kau tak sepintar yang aku bayangkan, bahkan dikelas transfigurasi saja kau payah!" Draco dengan senyum menyebalkannya kembali.

"H-hei! Kelas transfigurasi termasuk kelas yang cukup sulit dan berbahaya, wajar saja kalau kau lebih pintar, kita ini beda setahun!" Alora membela dirinya.

"Oh, seharusnya kau bersikap lebih sopan karena aku ini lebih tua setahun."

"Hahaha, pantas saja rambutmu beruban!" Alora tak bisa menahannya lagi.

Draco menutup mulutnya agar tidak bicara yang tidak-tidak, karena dalam hatinya ia ingin sekali membalasnya.

"Apa?" Tanya Alora yang melihat Draco diam.

"Tidak." Jawab Draco.

"K-kenapa kau diam saja? Apa kau sedang menata kata-kata makian yang sangat menyakitkan?" Tanya Alora dramatis.

"Aku tak mengerti apa yang kau katakan."

"Bilang saja kau ingin mengatai rambutku, bukan?"

"Aku tak ada bilang apapun."

"Aku sudah tau tanpa kau beritahu!."

"Hentikan,Granger! Aku tak berkata apa-apa!"

Alora memutar bola matanya malas. Gadis itu bangkit dan memberikan jaket hitam milik Draco.

"Mau kemana?" Tanya cowok itu bingung.

"Tidur."

"Hei! Tunggu!" Tapi punggung Alora sudah tak terlihat lagi.

"Bukankah dia yang mengejekku kenapa malah dia yang marah?"

***

Setelah makan malam Alora memutuskan untuk mencari sebuah buku di perpustakaan, gadis itu bertemu dengan golden trio disana.

"Hai teman-teman." Sapa Alora.

"Hai Alora." Jawab ketiga nya kompak, mereka terdengar putus asa.

Alora menatap ketiganya, "Kalian sedang ada masalah?" Tanyanya dengan nada hati-hati.

"Tugas keduanya dilakukan didalam air, dan kami sedang mencari cara bagaimana Harry bisa berada bernapas disana." Ujar Hermione.

"Tak mungkin bisa, Hermione." Harry sudah benar-benar putus asa dengan kepala yang ditaruh diatas buku.

THE LUCKY MUDBLOOD  {TAHAP REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang