18

10.2K 335 3
                                    

Abel memasuki rumahnya hari sudah senja membuat wanita paruh baya yang sedari tadi mondar-mandir memikirkan anak semata wayangnya.

"Bella, kamu dari mana aja nak?" Tanya Dewi cemas.

"Maaf, ma Bella tadi abis main bareng temen, tadi juga mama nggak ada kata bibi mama ke warung jadi nggak sempet pamitan" jelas Abel.

"Ya udah, kamu mandi gih bau belacan" canda Dewi membuat Abel cemberut.

"Mana ada, orang wangi kok!" Kata Abel lalu naik ke kamarnya.

Dewi hanya terkekeh kemudian menuju ke dapur, membantu bibi.

....

Abel merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya, menatap langit-langit kamarnya lalu menutup mata.

Apakah ia dan Ayden sudah baikan? Atau tidak ya?
Pikiran itu yang muncul di otak gadis itu.

Tring!

Handphone Abel berbunyi, notifikasi dari aplikasi WA-nya muncul dan yang ngirim pesan pada Abel yaitu Ayden. Seolah tau apa pikiran Abel sekarang cowok itu mengirimi pesan.

Ayden.
Sorry soal tdi!
Gw bnr² slah sm lo.

Nggk pp, bkn kmu yg slh kok
:)

Lo ngk mrh sm gw?
Bsok gw jmpt lo brng ke sklh, ok!

Hmm awalny mrh, tpi udh gk
ya udh jngn telat!

[Read]

Abel membaca pesan Abel, rasanya ia ingin melayang, demi apa Ayden mau menjemputnya besok untuk berangkat ke sekolah!

"Harus skincare-an maksimal ini!"

....

"ABEL!! Cepetan nak! Itu ada pacar kamu lagi nunggu di luar!" Teriak Dewi dari lantai bawah, Abel segera turun mendengar teriakan mamanya.

"Mama, ih apa sih!"

"Itu, di depan ada pacar kamu, siapa namanya Ayden, iya Ayden" ucap Dewi.

"Hah! Udah Dateng?"

Dewi mengangguk, "sana kasian dia nunggu" kata Dewi yang diangguki Abel.

Abel segara keluar dan tak luput Dewi juga mengekori anaknya.

"Ngapain mama ikut!"

"Kenapa? Nggak boleh? orang mau liat calon mantu juga" kata Dewi yang mendahului Abel.

"Nunggu lama ya?" Tanya Abel saat berada di teras rumah.

Ayden hanya menggeleng lalu berdiri dari tempat duduknya.

"Yuk!"

"Eh bentar!" Dewi menahan mereka agar tidak pergi dulu.

"Kenapa Tante?"

"Apasih ma?"

"Nggak salim?" Tanya Dewi mengulurkan tangannya. Mereka berdua akhirnya salaman lalu melenggang pergi dari sana.

"Hati-hati! Jaga Abel baik-baik ya Ayden!" Teriak Dewi yang diangguki Ayden.

Abel hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah ibunya.

AYDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang