Happy reading ✨
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak ya
.
.
.Gadis itu sedang duduk di bangku taman belakang sekolah. Melempar kerikil kecil yang ia kumpulkan ke dalam danau buatan yang ada di sana.
Kelasnya sekarang sedang jam kosong, sebab guru yang hendak masuk mengajar di kelasnya sedang ada halangan. Makanya dirinya sekarang ada di taman.
Seseorang yang melihatnya langsung tersenyum miring, lalu menghampirinya.
"Sendirian aja neng, awas entar ketempelan," bisiknya di belakang telinga Abel.
Gadis itu tersentak kaget dan langsung melihat siapa pelaku yang berani menganggu ketenangannya.
"Apaan sih, lo!" sinisnya lalu menghadap ke arah depan lagi.
"Ceilah, gitu aja marah," godanya juga ikut mendudukkan dirinya di sebelah Abel.
"Ngapain lo duduk di sini?" tanya Abel, tak suka cowok itu ikut duduk di sebelahnya.
"Lo lagi PMS, ya? Marah-marah mulu," ucapnya semakin membuat wajah Abel makin jutek.
"Kalo lo mau gangguin gue, mending pergi aja deh!" usirnya pada laki-laki tengil di sebelahnya.
"Enak aja lo, siapa lo mau ngusir-ngusir gue, ini itu fasilitas sekolah, jadi gue juga berhak," balasnya tak mau kalah.
"Terserah!"
"Kenapa sih, lo?" tanyanya.
"Gara-gara, lo!"
"Lah, kenapa gue?"
"Iya, gara-gara lo kasih tau gue, kalo Ayden punya penyakit, terus udah di stadium akhir," ucap Abel.
Bara, cowok itu langsung menyentil kening Abel. "Masih mending gue kasih tau, dari pada nanti pas Ayden pulang, trus tinggal nama doang, elo-nya nangis kejer, gue lagi yang lo salahin nggak kasih tau, mending sekarang lu kek gini dari pada nanti," ucap Bara, yang mendapat pelototan dari Abel.
"Sakit bego! Ngapain lo ngomong yang enggak-enggak!" kesal Abel, memukul lengan Bara.
Bara memalingkan wajahnya ke arah danau tersebut. "Keadaan Ayden makin memburuk," ucapnya tiba-tiba.
Abel yang tadinya berwajah masam, seketika merubah raut wajahnya kala mendengar ucapan Bara.
"Maksud, lo?" tanya Abel benar-benar terkejut.
"Nggak mungkin lo, nggak ngerti maksud ucapan gue!" ucap Bara.
"Bar, gue serius, lo—"
"Sebenarnya udah seminggu yang lalu, informasi yang papa Ayden kasih tau ke gue, cuma—"
"Kenapa lo nggak kasih tau, gue!" kesal Abel.
"Ya gue mau kasih tau lo, cuman seminggu ini gue nggak pernah liat lo di sekitar sekolah, di kantin gue cariin gak ada, gue cuman liat Sarah doang, trus Sarah bilang lo selalu murung gitu gara-gara mikirin Ayden katanya, ya udah, niat gue mau kasih tau lo nggak jadi, takut makin—"
Bara tak sempat menyelesaikan ucapannya, gadis itu langsung pergi tanpa sepatah kata pun.
Senyum miring tercetak di bibir cowok itu, kemudian ia juga pergi dari taman itu.
....
Esoknya Abel datang ke sekolah sedikit terlambat akibat telat bangun, untung saja masih sempat, dan guru pun belum masuk untuk mengajar di kelasnya.
Gadis itu mendudukkan bokongnya di bangkunya dengan wajah murung, mengambil buku di dalam tasnya dan mencatat materi yang belum selesai semalam ia catat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYDEN
Teen FictionBagaimana rasanya pacaran tapi merasa tak punya pacar? Dan pacarnya lebih mementingkan perempuan lain di bandingkan dirinya? Begitulah yang di rasakan seorang gadis bernama Abel, gadis yang berpacaran dengan mostwanted disekolah yang banyak di agung...