38

8.5K 287 4
                                    

Hai hai👋
Up lagi nih.
.
.
.
Happy reading!

...

Laras berjalan menuruni anak tangga rumah, gadis itu kini terburu-buru dengan langkahnya karena ada suatu hal yang ingin ia lakukan.

Langkah gadis itu terhenti kala pintu ia buka dan di sana sudah ada Selly yang sedang menunggunya.

"Gue udah bilang kan, tunggu di tempat biasa." Ucap Laras.

"Lo kenapa sih Ras! Jangan pernah libatin orang tua gue!" Selly menatap nyalang Laras.

Laras terkekeh melihat keberanian Selly terhadapnya. "Kenapa? Lo kan tadi ngga setuju sama penawaran gue."

"Gue kan udah berubah pikiran, dan sekarang gue mohon, lepasin orang tau gue dari penjara!" Ucap Selly.

Laras nampak berpikir sambil memegang dagunya, "hmm... Gimana ya?" Gadis itu menimbang-nimbang.

"Oke deh, tapi lo harus setuju sama semua rencana gue?" Lanjutkan hendak menjabat tangan.

Tanpa pikir panjang Selly membalas uluran tangan Laras. "Apapun itu."

Lars tersenyum miring, sedangkan Selly hanya menatap Laras dengan datar.

....

"Ayden aku kangen..." Ucap seorang gadis memeluk tubuh Ayden dari arah belakang. Ayden tidak heran siapa gadis yang sedang memeluknya.

Yup! Siapa lagi kalau bukan Laras.
Gadis itu sekarang mengunjungi apartemen Ayden, sudah lama ia tidak bermain di sana karena Ayden yang menginap di rumahnya.
Posisi mereka sedang berada di dapur, ketika Ayden hendak mengambil minum tapi tiba-tiba saja Laras datang dan memeluknya.

Ayden melepas pelukan Laras, entah mengapa ia merasa risih dengan Laras sekarang. Biasanya juga ia di perlakukan seperti itu oleh Laras tapi sekarang rasanya aneh saja.

"Ngapain ke sini?" Tanya Ayden.

"Gak papa, cuman aku bosan di rumah." Ucap Laras. Ayden mengangguk.

"Temenin aku jalan-jalan dong, udah lama kita nggak pernah jalan berdua." Kata Laras.

Ayden pun akhirnya mengangguk lalu berjalan menuju kamarnya untuk mengganti baju.

"Gue bakal berusaha buat kamu lupa sama Abel! Karena sebentar lagi hidup Abel tidak akan lama." Batinnya tersenyum miring.

Tak lama itu Ayden keluar dengan setelan celana jeans hitam dan jaket hitam yang melekat di tubuhnya.

"Yuk!" Laras menggandeng tangan Ayden keluar dari apartemen itu.

Di sinilah mereka, duduk berdua di sebuah restoran yang bernuansa romantis. Entah mengapa Laras mengajak Ayden ke sini.

"Ay, kamu suka nggak suasananya?" Tanya Laras.

"Suka." Balas Ayden.

"Yeay! Tau nggak Ay, kemarin aku ketemu kucing, lucu banget tapi kasian kayak dia di buang sama pemiliknya deh." Ucap Laras yang di akhir katanya ia menampakkan wajah sedih.

Ayden mengelus kepala Laras, "nggak niat mau pelihara lagi?" Tanya Ayden di balas gelengan oleh gadis itu.

"Kucing di rumah udah banyak banget, mama aja sampai marahin aku karena selalu bawa pulang kucing." Balasnya kecewa. Ayden hanya terdiam entah apa Yang sedang menganggu pikirannya sekarang.

"Ay, kok diam aja? Kamu nggak seneng ya?"

Ayden tersenyum tipis, "seneng." Jawabnya.

"Ay." Panggil Laras.

AYDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang