Happy reading 🖤
.
.
.
Pagi ini Abel bergegas menuju ke sekolah, memakai ransel ke pundak lalu gadis itu segera membuka pintu. Ketika pintu terbuka Abel di kejutkan dengan seseorang yang sudah stay berada di depan pintu.
"Ngapain ke sini?" Gadis itu berucap ketus.
"Emang nggak boleh gue ke sini?" Tanyanya.
"Sana ah! Minggir ngehalangin jalan aja." Kata Abel namun sang cowok itu malah menahan Abel.
"Berangkat bareng gue!" Paksanya menarik pergelangan tangan Abel.
"Eh paansih! Lepasin nggak!" Brontak Abel.
"Bara!" Pekik Abel saat cowok itu tidak melepaskan tangannya.
"Apa sayang?"
"Sialan! Lepasin gue ege!"
"Nurut! Nggak usah banyak bacot!" Bara membukakan pintu mobil untuk gadis itu masuk ke dalam sana.
"Tumben bawa mobil?" Tanya Abel.
"Hm, cepet naik!" Tuturnya.
"Gak! Lo pemaksaan." Tolak Abel.
"Naik Abel, si Laras udah buat rencana buat lo. Mau lo di apa-apain lagi sama dia?" Ucap Bara memberitahu.
"Hah? Serius lo? Tuh anak nggak ada kapok-kapoknya ya?" Heran Abel.
"Makanya, cepetan naik sebelum lo di apa-apain sama mereka, gue denger-denger dia punya rencana baru." Ujar Bara.
Dan pada akhirnya mau tidak mau Abel memasuki mobil Bara, kebetulan mobil yang biasa supirnya bawa untuk mengantarnya sedang berada di bengkel, jadi ya sudahlah. Bara pun akhirnya masuk ke dalam mobil lalu menjalankan mobilnya.
Suasana dalam mobil sangat sepi tidak ada yang bicara di antara mereka. Bara yang sibuk menyetir sedangkan Abel sibuk mencari topik pembicaraan agar mereka tidak terlihat canggung.
Tiba-tiba Abel teringat sebuah foto yang ia cetak itu. Dengar gesit gadis itu mengambil foto tersebut lalu memperlihatkannya pada Bara.
"Bara, gue kan pernah nanya soal foto ini kan?" Ucap Abel mengalihkan perhatian Bara yang sedang menyetir.
Bara memberhentikan mobilnya ketika lampu lalu lintas berwarna merah. Bara menatap foto itu, itu adalah foto dirinya bersama dengan tiga sahabat dulu.
"Mau ngapain lagi lo nanya tentang foto itu?" Tanya Bara.
"Jadi gue masih bingung, sebenarnya yang lo maksud persahabatan lo rusak gara-gara Laras?" Tanya Abel ragu. Takut Bara tersinggung dengan ucapannya.
"Hmm."
"Kok bisa?"
Bara menghembuskan nafas, "ceritanya panjang." Kemudian menjalankan mobilnya lagi saat lampu berubah hijau.
"Bisa ceritain ke gue nggak?"
"Gak, males!"
"Ayolah Bar, masa lo tega ama gue di buat penasaran gini." Bujuk Abel.
Bara yang melihat itu menatap jijik Abel yang memelas kepadanya hanya karena masa lalu.
"Bar lo ganteng deh," ucap Abel. Dan tanpa sadar telah membuat jantung Bara berdetak kencang.
"Ceritain ke gue ya..." Lagi Abel membujuk.
"Hmm." Dehem mencoba se-cool mungkin.
....

KAMU SEDANG MEMBACA
AYDEN
Teen FictionBagaimana rasanya pacaran tapi merasa tak punya pacar? Dan pacarnya lebih mementingkan perempuan lain di bandingkan dirinya? Begitulah yang di rasakan seorang gadis bernama Abel, gadis yang berpacaran dengan mostwanted disekolah yang banyak di agung...