08

13K 533 1
                                    

Pagi hari, Abel cepat-cepat bergegas pergi ke sekolah karena hari ini ia terlambat bangun, ah sial mungkin karena ia sendiri di rumah biasanya kan bibi yang selalu membangunkannya, atau tidak alarmnya. Tapi alarm tidak bunyi alhasil Abel telat bangun.

Abel cepat menyuruh supirnya ngebut, karna jam sudah menunjukkan pukul 07:25.

"Pasti udah bel nih!" Gumam Abel.

Hari ini juga Abel ada ujian harian, makanya semalam Abel hingga larut malam, dan ujung-ujungnya juga terlambat.

Setibanya di sekolah, Abek melihat pintu gerbang sudah di tutup. Abel berjalan hendak membujuk pak satpam, tapi satpam itu tetap saja menolak.

"Pak, pliss... Janji nggak bakal telat lagi" kata Abel memelas.

"Tidak bisa neng, ini udah lewat berapa menit, mending neng pulang aja nanti saya kena marah kalau bukain gerbangnya" ucap satpam itu.

"Lah pak, saya tadi telat bangun, lagian ngapain bapak suruh saya pulang, orang tujuan saya ke sekolah tuh buat nuntut ilmu pak" balas Abel dengan alasannya.

"Maaf neng, apapun alasannya, saya tetap tidak bisa, kalau mau saya harus temui guru BK dulu baru bisa buka gerbangnya, itu pun neng juga pasti bakal kena hukuman, gimana neng? Mending pulang aja dari pada kena hukum" ucap satpam itu.

Abel mendengus kesal, tapi Abel tidak tinggal diam, ia mempunyai ide yaitu manjat lewat pagar belakang sekolah.

Hahaha...
Itu yang Abel selalu lihat di film-film wkwk, jika ada anak yang terlambat pasti manjat pagar belakang.

Abel berjalan menuju pagar belakang sekolah, saat sampai Abel melihat tembok yang menjulang tinggi itu.

"Omaygat! Tinggi banget, gimana caranya gue manjat ini?" Gumam Abel. Kemudian mencari tumpuan untuk naik ke atas tembok itu.

Abel melihat beberapa batu bata yang berserakan di bawah pohon, ia pun segera mengambilnya lalu menyusun batu itu. Setelah tersusun Abel nampak berpikir, sepertinya masih belum cukup.

Bomat, waktu Abel terbuang sia-sia, lebih baik Abel coba saja dulu memanjat pagar itu.

Saat Abel menaiki batu hampir saya ia terjatuh akibat teriakan dari seseorang yang menegurnya.

"Siapa tuh, jangan-jangan guru lagi" batin Abel.

Abel berbalik melihat orang yang berteriak itu, langkah kaki orang pun sepertinya mengarah kepadanya.

"Woi, Lo lagi ngapain! Bolos ya lo!" Kata orang tepat di belakang Abel.

Abel melihat lalu mengerutkan keningnya, "elo!"

"Iya gue, panik nggak? Panik nggak? Panik lah masa enggak wkwk" kata orang itu sambil menertawai ekspresi Abel yang panik.

"Lo, bikin kaget tau nggak! Ngapain Lo di sini!"

"Lo sendiri ngapain? Pasti Lo mau bolos? Nggak nyangka cewek kayak lo suka bolos juga" kata cowok itu.

"Pala Lo peyang!, Gue telat makanya gue manjat pagar!" Ketus Abel.

"Oh Lo juga telat, sini gue bantuin naik, gue juga telat" kata cowok itu.

"Nggak usah! Gue bisa sendiri!" Tolak Abel.

"Lo bener-bener songong ya, kemarin Lo tolak uluran tangan gue, sekarang Lo nolak bantuan gue"

Bisa tebak kan, siapa cowok itu?
Yap! 💯 untuk kalian yang menjawab Bara.

Abel mengacuhkan omongan Bara, ia berusaha naik ke atas pagar tersebut tapi hasilnya nihil, pagar itu terlalu tinggi untuk Abel panjat. Mungkin kalau untuk Bara pagar itu, tidak terlalu tinggi karena badannya juga yang tinggi, sedangkan Abel? Pasti susahlah orang badannya pendek. Tinggi Abel cuma 158 cm, dan mungkin pagar itu tingginya sekitaran 2 meteran lah.

Bara hanya tersenyum miring melihat Abel yang kesusahan, dan akhirnya Abel nyerah dia benar-benar tidak bisa memanjat.

"Cemen! Gitu aja nggak bisa!" Ejek Bara.

"Pendek sih badan Lo!" Lanjut Bara yang sukses membuat mata Abel melototi Bara. Enak saja mengatainya pendek!

"Apa Lo bilang!?" Kesal Abel.

"Lo cebol, makanya kalau ada orang yang mau tolong, ya terima aja tau sendirikan akibatnya" ucap Bara yang hendak memanjat pagar itu.

"Eh mau kemana Lo!"

"Mau manjat terus masuk, kenapa?"

Abel terdiam, ia menyesal tidak menerima bantuan Bara tadi. Oke Abel akan menghilangkan rasa gengsi nya, dari pada ia tidak masuk kelas.

Bara melihat Abel, sepertinya gadis ini sedikit menyesal menolak bantuannya, haha.

"Butuh bantuan?" Tanya Bara.

Abel hanya diam, "gue nggak punya waktu mau nunggu Lo mikir! Mau atau nggak!?" Tanya Bara lagi.

"I-iya iya! Gitu aja ngambek lu!"

Bara memutar bola matanya, nih cewek mau dibantuin malah nyolot lagi, pikir Bara.

"Sini," Bara menjongkokkan badanya untuk membantu Abel naik ke pagar.

"Tapi, nanti baju Lo kotor kena sepatu  gue?" Kata Abel tidak enak.

"Naik" perintah Bara, mau tidak mau Abel naik ke atas pundak Bara. Abel melempar Tasnya terlebih dahulu, kemudian, hap! Abel mendarat di halaman belakang sekolah, dan hampir saja terjatuh untung saja Abel bisa menyeimbangkan badannya.

Bara juga sudah masuk kedalam, membersihkan bajunya yang Abel pijak tadi.

"Thanks!" Ucap Abel berterima kasih.

"Tunggu!" Bara menghentikan pergerakan Abel saat hendak pergi.

"Kenapa lagi? Gue kan udah berterimakasih"

"Lo---"

Bara menggantungkan ucapannya, membuat alis Abel mengernyit.

"Lo... Pacaran sama Ayden?"

What!!

Dari mana orang ini tau! Padahal tidak ada yang tau di sekolah ini kecuali Sarah, dan teman dekat Ayden.











••••

TBC.

Hayoohhlohh...
Bara sebenarnya siapa? Kok dia bisa tau sih Abel pacaran sama Ayden.

Penasaran? Yuk ke part selanjutnya.

Salam Author 💕




AYDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang