"Mau kemana lo!?"
Abel menghentikan langkahnya mendengar suara berat itu. Ia berbalik melihat sumber suara yang mengarah kepadanya.
"Gue mau balik lah" balas Abel.
"Lo lupa, hari ini lo harus latihan nyanyi" ucap Bara mengingatkan Abel.
"Besok aja deh, gue capek!"
"Nggak, dua Minggu lagi pensi-nya di mulai" Bara segera menarik tangan Abel menuju ruang musik.
"Besok aja deh, janji!" Pinta Abel.
"Nggak! Ini udah berapa hari di tunda, dan ini juga perintah pak Galih, mau apa lo!" Ancam Bara.
Abel hanya mendengus kesal, mau tak mau ia ikut dengan Bara.
"Lepasin Abel!"
Suara itu membuat dua orang tadi berhenti lalu berbalik menatap Ayden di belakang.
Bara tersenyum miring melihat kehadiran Ayden.
"Sorry, kali ini Lo nggak ada urusan sama Abel" ucap Bara.
"Ay... Aku mau latihan nyanyi dulu, sama Bara, mmm... Bolehkan?" Tanya Abel.
"NGGAK!" Tolak Ayden.
"Heh! Ini itu untuk sekolah, Abel jadi perwakilan---"
"Sama gue aja!" Ayden segera menarik tangan Abel padanya.
"Loh, emang kamu bisa nyanyi?"
"Bisa!" Jawab Ayden.
"Apa-apaan Lo! Pak Galih yang suruh gue buat bantu Abel, mau apa Lo!" Ucap Bara.
"Mama Abel suruh gue buat jagain dia! Mau apa Lo!" Balas Ayden.
Bara mengepalkan tangannya, "Abel ikut sama gue!" Bara menarik tangan Abel kembali padanya.
"Siapa Lo! Abel sama gue!" Ayden tak mau kalah, ia kembali menarik Abel.
"Heh! Gue ketua seni! Dan Abel salah satu Anggota gue! Dan Lo nggak ada sangkut pautnya!" Kata Bara lagi menarik tangan Abel.
"Abel, cewek gue! Lo siapanya hah?" Ayden menarik Abel lagi.
"Enggak! Abel---"
"CUKUP!!"
Teriak Abel membuat dua pria itu terdiam menatap Abel.
"Ngapain sih tarik-menarik! Emang gue barang!" Kesal Abel, kemudian berjalan meninggalkan dua lelaki itu.
"Abel mau kemana?"
"Bel, Lo balik sama siapa?"
"Mau pulang! Dan balik sendiri!" Kata Abel lalu kembali berjalan.
"Gara-gara Lo!" Bara menyalahkan Ayden.
Ayden diam menatap Bara, "Jangan dekat-dekat sama Abel!" Peringat Ayden lalu pergi.
....
"Pulang bareng gue!" Ayden menarik tangan Abel agar ikut dengannya.
"Nggak! Aku kan udah bilang aku pulang sendiri!" Ucap Abel.
"Oh, ya udah" kata Ayden lalu meninggalkan Abel.
"Loh loh! Ayden!! Iiissh!" Sebal Abel, yang tak mengira Ayden akan meninggalkannya begitu saja:(
"Gue pikir di bakal maksa!" Gumam Abel.
Ia pun berjalan ke arah gerbang sekolah.
Abel menelpon supirnya, tapi naasnya handphonenya kehabisan baterai.
"Anjir! Baterai abis lagi!"
"Nunggu angkot aja, kali ya" Abel berjalan menuju halte depan sekolahnya.
Dengan duduk di bangku itu, Abel dengan sabar menunggu angkot yang lewat.
Tak sengaja ia melihat Ayden mengendaraii motornya keluar dari sekolah, tapi Ayden tidak sendiri, melainkan ia membonceng seorang perempuan di belakangnya.
"Laras?" Beo Abel Melihat perempuan yang Ayden bonceng.
Ayden melewati Abel yang duduk di halte, tapi sedikit pun Ayden tidak meliriknya?! Sial! Kenapa Abel merasa sesak untuk bernafas!
Sedangkan Laras hanya menyungging senyum yang minta di lempar pakai sendal oleh Abel.
"Sialan si Ayden! Ngelirik aja nggak!?"
"Huh! Nyesel gue nolak ajakan dia tadi! HUAAAA!!!" Abel meraung-raung sendiri di halte seperti anak kecil yang hilang.
"Naik!"
Abel terjungkal kaget mendengar suara itu, ah ternyata Bara, toh!
"Nggak!" Tolak Abel mentah-mentah.
"Yakin?"
"Nanti ada orang jahat yang nyuri Lo? Gimana?" Lanjut Bara menakuti Abel.
"Emang gue anak kecil? Yang mudah terperdaya?" Abel menyilang kedua tangannya di dada.
"Gue, anterin balik, mumpung gue baik!" Ucap Bara.
"Jadi selama ini Lo jahat, dong?"
"Mau naik atau nggak?" Tanya Bara lagi.
Abel terdiam sambil berpikir, ia sedikit gengsi sih, tapi....
"Ya udah, gue balik!"
"Tu--"
Dahlah Bel, Bara sudah pergi menancap gas motornya, kelamaan sih mikirnya.
"Kenapa semua giniin gue?" Gumam Abel bingung.
"Naik!"
Lah, kali ini siapa lagi yang menawari Abel untuk naik ke jok motornya?
Ayden? Tapi tadi sudah pergi sama Laras?
Bara? Dia juga tadi barusan perg?
Trus ni orang siapa?
••••
TBC.
Penasaran?
Jangan lupa voment!!
Nantikan part selanjutnya!Salam Author 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
AYDEN
Teen FictionBagaimana rasanya pacaran tapi merasa tak punya pacar? Dan pacarnya lebih mementingkan perempuan lain di bandingkan dirinya? Begitulah yang di rasakan seorang gadis bernama Abel, gadis yang berpacaran dengan mostwanted disekolah yang banyak di agung...