"Jangan kabur lagi!" Cegah Bara saat melihat Abel hendak keluar dari kelas.
"Paan sih Lo!"
"Hari ini lo, ikut gue!" Tegas Bara lalu berjalan mendahului Abel.
"Mau kemana?" Tanya Abel.
"Minggu depan udah mau lomba! lo nggak ikut?" Bara kemudian berlalu menuju ruang musik.
Sesampainya di sana, sudah ada beberapa anak yang ikut ekskul seni, Abel memasuki ruangan itu, lalu meletakkan tas di salah satu bangku di sana.
"Oke, silahkan kalian duduk" ucap Bara.
"Abel, lo harus siap dan jangan main-main lagi" lanjut Bara pada Abel.
Bara memulai eskul tersebut, ada yang bermain piano, gitar, drum, dan Abel sebagai vokalis. Sedangkan Bara memainkan gitar listrik.
"Lagu apa yang mau di bawain?" Tanya Abel.
Bara nampak berpikir sejenak, "mmm... Lo tau lagu apa?"
"Lah, terserah sih, gue mah ngikut" balas Abel.
"Oke gue tau!"
....
Setelah selesai latihan Abel berjalan di koridor, tak sengaja ia melihat Andre berjalan sendiri.
"Andre!" Panggil Abel.
"Kenapa?" Tanya Andre saat Abel berada di hadapannya.
"Gue mau tanya sesuatu sama Lo"
Andre mengerutkan keningnya, "tanya ya tanya aja, emang apaan?"
Abel membuka ponsel lalu memperlihatkan foto yang kemarin ia ambil di album foto Ayden.
"Ini Lo kan?" Abel menunjukkan foto itu, membuat Andre menatap Abel dengan bertanya-tanya.
"Lo dapet ini dari mana?" Tanya Andre.
"Duh, Ndre! Jawab aja, ini Lo, kan?"
"Hmm, itu gue" jawab Andre.
"Oke! Trus yang ini siapa?" Tunjuk Abel pada anak perempuan dekat Ayden.
"Laras" balas Andre.
"La-laras?"
"Kenapa? Lo nggak tau kalo Ayden sama Laras udah berteman dari kecil?" Tanya Andre, Abel hanya menggeleng, ia tidak menyangka jika anak perempuan itu adalah Laras, tapi memang familiar sih muka anak itu.
"Yang di sebelah Laras itu Ayden sama Bara, dan yang pegang kamera gue!" Jelas Andre.
"Udah jelas? Gue mau pergi nih" lanjut Andre.
"Eh tunggu!"
"Duh Bel, gue buru-buru mau latihan basket, kalo mau tau tanya aja sama cowok lo sendiri!" Andre kemudian pergi meninggalkan Abel di sana.
"Andre sialan!" Umpat Abel saat Andre pergi.
"Bara?" Beo Abel sendiri.
....
"Bara!" Panggil Abel saat melihat Bara di parkiran sekolah.
"Apa?!"
"Ngegas bet sih lo!" Kesal Abel.
"Hmm, kenapa?"
"Gue mau nanya sesuatu!"
"Gue sibuk!"
"Njir! Bentar doang!"
"Emang kenapa sih!"
"Tunggu," Abel hendak memperlihatkan foto itu juga pada Bara, "tolong jelasin ini?"
Bara mengangkat alisnya satu, "Lo ambil dari mana?" Tanya Bara.
"Berarti ini memang Bara," batin Abel.
"Ada, Lo nggak perlu tau!"
"Ayden?" Tebak Bara.
"Jadi lo sama Ayden... Dulu teman?" Tebak Abel.
"Nggak usah di bahas, nggak penting!" Bara hendak naik ke motornya, tapi di tahan oleh Abel.
"Bar, plis! Gue kepo, sebenarnya lo sama Ayden dulu pernah jadi teman kan? Trus kenapa sekarang jadi musuhan?"
"Lo pasti udah tau, kalo nyokap gue nikah sama bokap Ayden, jadi apa lagi alasannya, gue musuhan sama Ayden?" Ucap Bara.
"Tapi Ayden bilang, selain itu ada alasan lain!"
"Lo mau tau?"
Abel mengangguk, kemudian bara menunjuk seseorang dengan menggunakan dagunya.
"Tuh!"
Abel Melihat arah pandangan Bara, Abel memicingkan mata melihat Laras berjalan dengan Ayden.
"Laras?" Gumam Abel.
Bara segera pergi dari sana, tanpa Abel sadari karena pikiran sedang tertuju pada kedua orang itu.
"Laras kenapa--"
Abel yang melihat Bara sudah pergi mengumpati laki-laki itu, bisa-bisanya Abel di buat kepo!
Ini sebenarnya ada apa sih! Pikir Abel.
"Mereka berempat berteman? Trus kenapa Bara sendiri yang jadi musuhan? Gara-gara Laras? Laras kenapa? Bingung gue Bambang!" Abel akhirnya menghampiri kedua makhluk tadi.
"Kenapa sama Bara?" Pertanyaan itu terlontar di mulut Ayden saat Abel berada di hadapannya.
"Itu... Anu, tadi abis latihan nyanyi" jawab Abel, ya emang bener sih, tapi ada alasannya kenapa dia sama Bara tadi.
"Bel, aku pinjam Ayden bentar ya, dia mau temenin aku ke dokter dulu" ucap Laras.
"Elah! Giliran di depan Ayden aja, sok baik! Ayden nggak ada gaya bicaranya berubah!" Batin Abel menatap Laras.
"Bolehkan, Bel?" Tanya Laras lagi.
"I-iya boleh"
"Siapa tau memang ada sesuatu sampai ke dokter segala, jadi nggak papa deh, sekali ini aja!" Lanjut Abel dalam hati.
Ayden yang mendapat respon Abel hanya menatap datar gadis itu, sebenarnya Ayden malas untuk menemani Laras ke dokter, tapi Abel malah mengiyakannya.
"Lo pulang sama siapa?" Tanya Ayden pada Abel.
"Supir, bentar lagi datang" jawab Abel.
Ayden mengangguk, dan Laras tidak suka melihat dua orang itu, "yuk Ay..." Ajak Laras.
"Gue pergi dulu" ucap Ayden yang di angguki Abel.
"Laras kenapa ke dokter? Dia punya penyakit?" Batin Abel.
....
TBC.
Jangan lupa vote!
Salam Author 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
AYDEN
Teen FictionBagaimana rasanya pacaran tapi merasa tak punya pacar? Dan pacarnya lebih mementingkan perempuan lain di bandingkan dirinya? Begitulah yang di rasakan seorang gadis bernama Abel, gadis yang berpacaran dengan mostwanted disekolah yang banyak di agung...