34

7.5K 279 3
                                    

Happy reading 🖤

....

Ayden duduk di depan sebuah ruangan dimana Laras berada di dalam sedang di periksa kondisinya.

Abel dan yang lain juga baru sampai, melihat Ayden yang tengah duduk di salah satu kursi tunggu.

"Ay." Panggil Abel, sedangkan Ayden menatap Abel dengan tatapan dingin.

"Lo apa-apaan sih Bel! Kenapa lo lakuin ini sama Laras?" Tanya Ayden saat Abel duduk di dekat Ayden.

Sungguh rasanya hati Abel sangat sakit saat Ayden mengatakan itu. Kenapa Ayden selalu menyalahkannya?

"Ay, aku nggak ngelakuin apa-apa---"

"Trus? Kenapa Laras sampe kek gitu? Lo udah berubah Bel! Gue nggak nyangka lo bakal ngelakuin ini sama Laras." Sela Ayden.

"Heh! Lu kira Abel boong! Tuh cewek yang paling lo percaya itu yang nyulik gue!" Emosi Sarah.

Abel langsung menenangkan Sarah saat gadis mulai naik pitam. Bahaya jika Sarah sudah marah.

"Sar, udah ini di rumah sakit---"

"Lo apa-apaan sih Bel! Masih aja terus belain cowok lo itu?! Sedangkan dia cuman bisa nyakitin lo!" Kesal sarah. Pasalnya Abel selalu saja seperti jika tentang Ayden.

"Udah udah, Lo itu masih kurang baik, gue anter pulang!" Ucap Bara lalu membawa Sarah pergi dari sana.

"Jaga Sarah ya Bar." Ucap Abel, Bara mengangguk lalu segera pergi.

Di sinilah Abel dalam keheningan bersama dengan Ayden yang masih terduduk di kursi tunggu.

Abel mendekati Ayden, mencoba untuk menjelaskan apa yang terjadi. Dengan perasaan gugup Abel memberanikan diri untuk membuka suara.

"Ay..."

Ayden tak menoleh, dan itu membuat Abel semakin takut. Takut jika Ayden marah kepadanya. Ah tidak usah di tanya kenyataan memang Ayden marah kepadanya.

"Ini semua salah paham—"

"Lo masih mau nyalahin Laras?" Ayden menyela ucapan Abel, sebelum gadis itu melanjutkan ucapannya.

Abel terdiam menundukkan kepalanya, mengigit bibirnya agar ia tidak menangis. Kenapa rasanya sesakit ini jika mencintai seseorang tapi tidak mempercayai kita dan malah percaya dengan orang lain sedangkan orang lain itu yang berbohong. Rasanya Abel ingin berteriak melampiaskan semua kekesalan di hatinya.

"Bel, gue udah bilang kan sama lo! Laras cuma sahabat gue, gak seharusnya lo kayak gini ke dia!" Ucap Ayden.

"Aku nggak ngelakuin apa-apa!" Abel sebisa mungkin untuk menahan dirinya agar tidak meluapkan emosinya, air matanya jatuh begitu saja dari kelopak matanya. Dadanya begitu nyeri hingga ia tidak bisa menahannya.

Ayden terdiam menatap Abel dengan derai air mata. Entah mengapa rasanya begitu sesak melihat gadis itu menangis.

"Kamu bilang Laras sahabat kamu?" Abel mejeda ucapannya.

"Nggak ada yang tau perasaan Ay, nyatanya perempuan sama laki-laki itu sahabatan pasti salah satu dari mereka menyimpan perasaan lebih dari sahabat. Buktinya kamu, pernah suka bahkan kamu udah pernah pacaran sama Laras, aku yakin kamu itu masih sayang banget sama Laras,"

"Nggak usah sotoi!" Balas Ayden dingin.

"Jujur sama aku Ay, sebenarnya kamu nembak aku cuman buat pelampiasan kan? Karena kamu belum bisa move on dari Laras?" Tanya Abel.

Ayden hanya diam tidak menanggapi gadis itu.

"Ay, benerkan?"

"Nggak."

AYDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang