35

8.7K 298 3
                                    

Hi👋
Up lagi nih, jangan lupa untuk meninggalkan jejak dan jangan lupa follow akun author ya!

Happy reading 🖤

....

"Gue udah bilangkan, jangan pernah dekatin Abel!" Suara terkesan dingin itu membuat Bara yang berdiri di tepi kolam membalikkan badannya. Tampak Ayden berdiri tak jauh darinya,  Bara terkekeh sambil berjalan mengarah pada Ayden.

"Emang kenapa? Huh!?" Remehnya terhadap Ayden.

"Kenapa lo bareng Abel di rumah kosong itu?" Tanya Ayden menatap tajam Bara.

Bara menatap Ayden juga dengan tajam, "bukannya Abel udah bilang ya? Kalo yang lakuin ini semua itu Laras!"

"Stop salahin Laras! Ini semua pasti ulah lo kan, lo ngehasut Abel buat jebak Laras, iya?!" Suara Ayden meninggi dan lagi-lagi itu membuat Bara terkekeh.

"Emang bener ya, orang yang benci sama kita pasti nggak pernah benar di matanya." Ucap Bara. "Mau sampai kapan lo mau bela Laras terus?"

"Gue tau lo benci sama Laras, tapi jangan libatin Abel buat benci juga sama Laras!" Tekan Ayden.

Bara terkekeh sinis. "Gue? Libatin Abel buat benci Laras? Justru Laras sendiri yang ngundang buat dibenci!"

"Lo cowok idiot yang pernah gue liat, lebih mentingin cewek lain ketimbang ceweknya sendiri. Abel itu bagaikan berlian, sedangkan Laras bagaikan batu di pinggir jalan." Lanjut Bara.

Ayden mengepalkan tangannya, "ngga usah sok tau lo!"

"Gue yakin pasti lo masih sayang kan sama Laras, kalo gitu Abel bakal gue ambil dari lo, jangan egois lo harus cukup sama satu cewek, bukan dua!" Pancing Bara membaut Ayden menatap tajam seakan ingin membunuhnya. Bara tersenyum miring kemudian ia berjalan meninggalkan Ayden. Ayden berucap kembali membuat langkah Bara terhenti.

"Lo sama nyokap lo sama ya," Ayden menjeda ucapannya. "Sama-sama perebut!" Sindirnya tapi itu tidak membuat Bara tersinggung. Memang mamanya perebut suami orang, ia tau itu. Bahkan ia tidak menyangka mamanya akan menikahi papa Ayden.

"Lo ngerebut Laras dari gue! Tapi kali ini gue nggak akan biarin lo rebut Abel dari gue!" Ayden melangkah pergi meninggalkan Bara yang masih terdiam.

Seulas smirk  terbit dari bibir cowok itu, "buktiin kalo omongan lo itu bener!" Gumam Bara.

....

"Gue mau bicara sama lo!"

"Apaan sih Bar!" Laras menghentakkan tangannya yang di tarik kasar oleh Bara.

"Lo bener-bener licik ya! Mau sampai kapan lo kayak gini?!" Bentak Bara tepat di hadapan Laras.

Laras menghembuskan nafas kasar. "Emang kenapa sih! Lo udah taukan gue cinta sama Ayden!"

"Cinta? Itu bukan cinta, tapi cuma obsesi semata!" Ujar Bara tajam.

Laras tersenyum miring, "tau apa lo tentang cinta? Gak usah sok!" Ia hendak pergi tapi lagi-lagi Bara menariknya dengan kasar.

"Gagalin semua rencana lo! Atau nggak gue bakal buat perhitungan sama Lo!" Ancam Bara. Itu sama sekali tidak membuat Laras takut dengan ancaman Bara.

"Ohya? Kenapa? Bukannya lo benci ya sama Ayden?" Tanya Laras tersenyum remeh.

"Sekali lo macem-macem sama Abel, abis lo di tangan gue!" Kata Bara tajam menghempaskan tangan Laras kasar. Itu sukses membuat Laras kesakitan, menatap tajam Bara lalu tersenyum sinis.

"Lo suka, kan sama Abel? Gimana kalo kita kerja sama aja," tawar Laras. "Lo bisa dapetin Abel, dengan syarat lo bantu gue rusak hubungan Ayden sama Abel. Abel putus sama Ayden dia jadi milik lo dan Ayden sama gue." Lanjut nya menjelaskan.

AYDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang