Abel berjalan mencari keberadaan Sarah, entah dimana gadis itu saat bangun Abel tidak menemukan Sarah di kelas.
"Sarah dimana, sih!" Gumam Abel.
Tak lama kemudian Abel melihat Ayden yang sedang berjalan ke arahnya. Segera Abel membalikkan badan dan menjauh dari sana.
"Mau kemana?" Tangan Abel sudah duluan di pegang Ayden sebelum gadis itu pergi.
"Lepas!"
"Ikut gue!"
"Nggak! Aku mau ke kelas!"
Ayden menatap tajam Abel, sedangkan Abel malah membuang muka, ia cukup malas dengan Ayden dihadapannya ini.
"Gue perlu bicara sama Lo!"
"Nggak ada yang perlu di bicarain! Toh semua udah jelas!" Kata Abel hendak melepaskan tangannya dari Ayden.
Tapi Ayden malah mengeratkan genggamannya agar Abel tidak pergi.
"Jelasin kenapa lo, nampar Laras?"
Abel malah tersenyum kecut, memandang Ayden dengan sengit. "kamu masih nanyain ya? Bukannya mantan terindah kamu udah kasih tau!" Ucap Abel penuh penekanan.
Ayden menatap Abel, dari mana gadis ini tau kalau Laras mantannya?
"Udah deh, aku itu emang selalu salah Dimata kamu, dan Laras yang benar, kenapa nggak sekalian aja kamu balikan sama Laras, trus putusin aku!"
"Nggak usah bahas yang nggak penting! Jawab aja pertanyaan gue tadi" ucap Ayden.
"Percuma, karena emang aku yang namp---"
"Makanya jelasin!"
"Bukannya kamu kecewa ya sama aku?"
"Bel, lo kenapa keras kepala gini sih! Tinggal jelasin, supaya gue nggak salah paham!"
"Males!"
Abel kemudian melepaskan tangannya lalu pergi dari hadapan Ayden.
Ayden tak tinggal diam ia menarik paksa tangan Abel untuk meminta penjelasan.
Untung saja kondisi koridor sepi, jadi tidak ada yang melihatnya mereka.
"Abel!"
"Apalagi sih! Bukannya udah di jelasin sama Laras? Kenapa baru sekarang minta penjelasan sama aku? Kenapa nggak dari tadi pas kamu marah-marahin aku!" rasanya Abel ingin menangis tapi gadis itu berusaha menahannya.
Ayden terdiam melihat Abel yang berkaca-kaca, dadanya terasa nyeri melihat itu.
"Bel, jelasin gue juga perlu penjelasan lo" ucap Ayden dengan lembut.
Abel menghirup udara, untuk menetralkan pikirannya, gadis itu kemudian berbalik dan meninggalkan Ayden, hatinya cukup sakit dengan perlakuan Ayden, percuma ia jelaskan Ayden pasti tidak akan percaya dengan ucapannya karena ia lebih percaya dengan Laras.
Ayden tak menghentikan langkah gadis itu, ia tau dirinya salah telah mengucapkan hal yang seharusnya tidak ia ucapkan.
....
Abel memasuki gerbang rumahnya terdapat sebuah mobil yang terparkir di halaman rumahnya, ia sangat kenal siapa pemilik mobil itu, dengan tergesa-gesa Abel masuk ke dalam rumah mencari sosok yang sangat ia rindukan.
"Mama!" Teriak Abel saat melihat mamanya dari arah dapur.
"Ya ampun sayang, jangan Teriak-teriak" ucap Dewi, Mama Abel.
"Mama kapan datang?" Tanya Abel di sela pelukannya.
"Baju aja, kamu baik-baik aja, kan sayang?"
Abel mengangguk ia menangis saat mengingat ucapan Laras tentang mamanya tadi.
"Eh kok nangis sih, anak mama?" Tanya Dewi khawatir.
"Nggak papa, cuman Bella kangen aja sama mama" ucap Abel, Bella memang panggilan khas Abel dari mamanya.
Dewi mengelus rambut putrinya, "ya udah ganti baju dulu sana, trus makan" ujar Dewi yang di angguki Abel, tapi sebelum pergi Abel malah menyengir.
"Oleh-olehnya mana?" Pinta Abel pada mamanya, Dewi hanya tersenyum melihat tingkah anaknya ini, "nanti dulu, sana" kata Dewi kemudian masuk ke kamarnya, Abel pun juga ke kamarnya untuk ganti baju.
....
Setelah mengganti pakaian Abel langsung turun ke dapur untuk makan, ia sangat merindukan masakan mamanya. Sudah berapa bulan ia tidak makan masakan mamanya.
Dewi sudah ada di sana menunggu putri semata wayangnya itu, "sini duduk" Dewi menggeser kursi di sebelahnya untuk Abel duduk.
"Mama kok baru pulang sih, kan Bella kangen" adu Abel pada mamanya.
"Maaf ya, soal lagi banyak kerjaan, nanti habis makan mau ziarah ke makam papa nggak?" Ajak Dewi, dengan antusias Abel mengangguk. Sudah lama juga ia tidak ke makan papanya.
....
Setelah pulang dari makam papanya Abel merebahkan tubuhnya di kasur, entah mengapa dirinya sangat lelah hari ini.
Drrrrttt drrttt...
Handphone Abel bergetar tanda panggilan masuk.
Ayden...
Abel segera menggeser tombol merah, Abel malas meladeni orang itu. Sudah berapa kali Ayden menelponnya tapi Abel tidak pernah mau menjawabnya.
Lagi-lagi handphone Abel bergetar, dengan jengah Abel segara mengangkat telponnya dengan kasar.
"Apa sih! Hah! Udah deh nggak perlu lagi di jelasin---"
"Maaf mbak, ini tukang paket, paket mbak sudah ada, tapi dari tadi saya tekan bel nggak ada yang buka, jadi saya telpon" kata orang itu di telfon.
Sial! Ternyata tukang paket, toh. Abel pikir Ayden, goblok Abel tidak melihat nama di kontak itu dan langsung saja mengangkatnya.
"Iya, mas tunggu saya bukain pintu" kata Abel segara mematikan teleponnya.
"Anjir, malu banget gue, gue pikir Ayden njir yg telpon" gumam Abel.
Abel segara turun untuk mengambil paketnya, tapi... Tunggu! Kapan ia pesan paket? Hmm entah mungkin Abel lupa kali.
Saat Abel buka pintu, matanya melotot melihat orang itu, bukanya tadi tukang paket ya? Kok malah dia yang datang?
"Bara! Lo jadi kurir sekarang?" Tanya Abel.
Bara menjitak kening Abel, membuat sang empu memegang kening lalu memarahi Bara. "Apaan sih! Malah jitak gue!"
"Gue nggak jadi kurir bego, gue ke sini mau jemput lo" ucap Bara.
Abel menaikkan alisnya satu, kenapa Bara menjemputnya? "Nggak! Lo pasti mau nyulik gue kan!" Tuduh Abel.
Bara memutar bola matanya malas, "geer bat, udah cepetan lo mau tau sesuatu kan tentang Ayden?"
Abel nampak berpikir, kemudian memicingkan matanya menatap curiga pada Bara. "Janji nggak bakal culik gue!"
"Hmm"
"Ngomong dulu! Janji!"
"Janji" kata Bara malas.
"Oke tunggu, tunggu di sini nggak usah masuk!" Kata Abel lalu masuk ke dalam menganti pakaiannya.
••••
TBC.
Hufft...
Sampai di sini dulu ya guys cerita nya.Kira-kira Bara mau kasih tau apa ya sama Abel?
Jangan lupa vote comment;)
Salam Author 💕

KAMU SEDANG MEMBACA
AYDEN
Teen FictionBagaimana rasanya pacaran tapi merasa tak punya pacar? Dan pacarnya lebih mementingkan perempuan lain di bandingkan dirinya? Begitulah yang di rasakan seorang gadis bernama Abel, gadis yang berpacaran dengan mostwanted disekolah yang banyak di agung...