32

7.3K 268 5
                                    

Hi! Aing Up lagi nih.
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak!

.
.
.

Happy reading!✨

______

Bara menghentikan motornya di sebuah rumah tua yang tidak layak untuk di huni, tempat itu bisa terbilang angker karena suasananya yang menyeramkan, di tambah lagi banyak rerumputan liar yang menjalar di dinding depan rumah itu.

Abel mengidikkan bahu merinding saat melihat suasana sekitar.

"Bar, seriusan ini tempatnya?" Tanya Abel.

"Gak salah lagi, tapi jaga-jaga lo harus selalu di dekat gue!" Peringat Bara.

Mereka berdua memasuki rumah tersebut. Bagian depan rumah memang sudah tidak memiliki pintu, jadi mempermudah mereka masuk ke dalam.

"Lo nggak ngejebak gue kan?" Cicit Abel takut. Bisa saja kan Bara menjebaknya lalu bersekongkol dengan Laras.

Bara melirik Abel, sepertinya gadis itu takut. Tapi tenang saja, Bara tidak ingin menjebak apalagi bersekongkol dengan nenek sihir seperti Laras.

"Nggak." Jawab Bara. Kemudian fokus mencari di mana keberadaan Sarah.

Krak!

Abel tak sengaja menginjak ranting kayu yang ada di dalam sana. Membuat Bara menatapnya horor.

Sedangkan yang di tatap malah menaikkan dua jarinya membentuk 'V'.

"Gak sengaja." Ucap Abel pelan sambil menyengir. Bisa-bisanya gadis ini tidak panik dan malah menampakkan giginya yang rapi itu.

Untung saja tidak ketahuan, seperti di film-film jika salah seorang menginjak ranting bakal ketahuan oleh sang penjaga.

Mereka melanjutkan langkahnya. Bara berhenti saat mendengar derap langkah kaki seseorang.

Dengan cepat Bara menarik tangan Abel agar bersembunyi di balik tembok agar tidak ketahuan.

Abel terkejutnya atas perbuatan Bara, hendak memarahi Bara tapi dengan cepat cowok itu langsung membekap mulut Abel.
Bara menaruh jari telunjuknya di bibirnya, mengintruksi agar Abel tidak berisik.

"Bro, makan dulu lah, lagipun bos belum Dateng juga. Laper nih!" Ucap lelaki berbadan kekar melewati dinding yang menjadi tempat persembunyian Abel dan Bara. Mungkin itu adalah penjaga suruhan Laras, agar Sarah tidak kabur.

"Okelah, gue juga laper nih. Capek juga ngejaga tuh cewek, lagipun nggak bakal kabur juga tuh kan udah di iket." Balas teman yang satu berkepala botak.

Abel membelalakkan matanya saat mendengar suara pria yang baru saja lewat, jantungnya berpacu sangat cepat sekarang, rasa panik langsung melanda sekujur tubuhnya. Bagaimana jika mereka ketahuan, Abel berdoa dalam hati semoga mereka tidak melihatnya.

Bara masih senantiasa membekap mulut Abel, menyembul kepalanya sedikit untuk memastikan kedua pria tersebut sudah pergi atau tidak.

Bara menghela napas lega, sepertinya kedua orang tadi sudah pergi. "Hampir aja," gumam Bara.

"Iiiihhh lepasiiin!" Pekik Abel saat Bara belum melepas tangannya dari mulut Abel.

Bara tersadar dan langsung melepas tangannya, dan di sambut tatap sengit dari Abel. "Nggak usah modus!" Tukas Abel mengelap bibirnya bekas tangan Bara.

"Lo nggak abis pegan tai kan?" Tanya Abel.

"Iya, tadi gue abis boker lupa cuci tangan." Ucap Bara ngasal.

AYDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang