14

9.1K 356 0
                                    

Abel berjalan di koridor sekolah, gadis itu bersenandung kecil karena hari ini ia datang terlalu pagi, sengaja supaya tidak banyak mata yang menjulitinya atau bahkan membicarakan tentangnya.

Kelas Abel berada di lantai 3 jadi ia masih harus berjalan menaiki tangga. Tapi saat itu ada seorang gadis menyapa Abel, dia Laras berjalan ke arah Abel yang menghentikan langkahnya menuju kelas.

"Hai kak Abel" sapa Laras, Abel hanya membalas senyum ramah tanpa berniat membalas sapaan Laras. Jujur ia sedikit tidak suka dengan Laras, entah kenapa, Abel juga tidak tahu.

"Mm... Bisa ikut aku sebentar di taman belakang sekolah?" Ajak Laras.

Abel berpikir kenapa tiba-tiba Laras mengajaknya ke taman belakang?

"Buat apa?" Tanya Abel

"Ada yang mau aku bicarain"

Baiklah Abel menyetujui ajakan Laras mengikutinya menuju taman belakang. Sebenarnya Abel cuman kepo apa yang Laras akan bicarakan sampai harus ke tempat itu.

Saat sampai Laras diam saja membuat Abel mengerutkan keningnya, "Lo mau bicarain apa?" Tanya Abel saat Laras hanya diam.

"Jauhin Ayden!"

Abel cukup terkejut dengan perkataan Laras, yah ia tahu mengapa Laras berkata seperti itu kepadanya, Laras memang menyukai Ayden bahkan ia mengetahui bahwa dirinya dan Ayden berpacaran tapi tetap saja ia tidak mau jauh dengan Ayden, lah sekarang lancang sekali gadis ini mengatakan seperti itu kepadanya.

"Kenapa Lo ngomong kek gitu?" Tanya Abel.

"Nggak usah pura-pura bego deh Lo, lo taukan gue sama Ayden itu udah lama dekat, dan sekarang Lo muncul di kehidupan Ayden dan rebut Ayden dari gue!" Ucap Laras.

Wah guys! Lihatlah Laras mulai menunjukan kedok aslinya pada Abel. Bodoh, satu kata yang Abel umpatkan kepada Laras sekarang.

Kenapa cewek ini terang-terangan menunjukkan sifat aslinya, dia pikir Abel akan takut jika ia mengubah gaya bicaranya, never!

Abel tersenyum kecut, "apa? Gue rebut Ayden? Sejak kapan?"

"Dengar ya! Gue saranin Lo putus aja sama Ayden, karena Ayden tuh sebenernya nggak suka sama Lo, dia pacaran sama Lo supaya bisa lupain gue karena gue sama Ayden pernah pacaran! Dan mungkin Ayden cari pelampiasan karena gue udah putus!" Ucap Laras.

Abel terkejut dengan perkataan Laras barusan, ternyata Ayden dan Laras pernah pacaran, ia pikir Ayden dengan Laras hanya temenan.

"Trus? Kenapa kalau Lo mantan Ayden? Hak Lo apa buat nyuruh gue putus sama Ayden?"

Laras tersenyum miring, "huh! Abel gue cuman kasihan sama Lo! Lo itu pacaran tapi Ayden keknya nggak nganggep Lo deh, bahkan Ayden lebih priotasin gue ketimbang Lo!" Ucap Laras.

"Gue nggak peduli sama ucapan lo,mau Lo panas-panasin gue dengan omongan nggak berfaedah Lo, gue nggak bakal terpengaruh" ucap Abel.

"Dan yah, ternyata Lo nggak sepolos yang gue kira ya, Lo juga ternyata punya bakat ngebully, kenapa Lo selalu di tindas sama Selly dan Lo nggak ngelawan sama seperti sekarang?" Lanjut Abel.

"Karena Selly itu kejam! Dan bagus dia sekarang punya mangsa baru, dan bukan lagi gue!"

"Tapi alangkah bagusnya kalau Selly bully gue sih, soalnya Ayden yang nolongin, bukannya elo! Yang sok di depan Ayden!" Lanjut Laras.

"Murahan!" Kata Abel hendak meninggalkan Laras, tapi Laras kembali berucap kepada Abel.

"Murahan?! Emak Lo noh yang murahan! Pasti dia jarang pulang ke rumah Lo karena lagi ngelonteh kan, buat nafkahi Lo! Cih!" Ucap Laras yang mampu membuat Amarah Abel murka.

Abel berjalan mendekati Laras dengan tatapan tajam seolah ingin mencekik Laras, "jaga mulut Lo, anjing!" Abel menunjuk wajah Laras penuh amarah.

"Emang, kan nyokap Lo jarang pulang karena lagi ngejalang?"

PLAK!

Satu tamparan mendarat mulus di pipi Laras, kesabaran Abel sudah tidak bisa ia tahan, ia benar-benar tidak suka jika ada orang yang membicarakan tentang orang tuanya apalagi menjelekkannya, siapa juga yang suka di perlakukan seperti itu.

Laras mulai takut dengan Abel yang benar-benar marah, ia hanya ingin membuat Abel kesal saja karena mendekati Ayden, tapi entah kenapa ia juga tiba-tiba membawa orang tuanya Abel, ia pernah dengar dari seseorang kalau mamanya Abel tidak selalu di rumah, hanya itu saja yang Laras tau, tidak lebih dan ia malah melebih-lebihkan nya.

"Sekali Lo ngomong kayak gitu lagi! Gue bakal buat mulut lo bener-bener nggak bisa ngomong lagi!" Kata Abel lalu pergi dengan emosi yang memuncak!

Mamanya tidak seperti yang Laras katakan, mamanya hanya bekerja sebagai model dan juga perancang busana, mamanya mencari pekerjaan yang halal, bukan yang haram, itu nasihat ayahnya sebelum meninggal.

Flashback end.

Abel meneteskan air matanya, sungguh hatinya sangat sakit, bahkan Ayden-pun membuat hatinya makin sakit!

Abel berlari menuju taman belakang sekolah, dimana taman itu sepi tidak ada yang berlaku lalang, karena pelajaran sudah di mulai. Abel tidak masuk kelas, ia ingin menenangkan hati dan pikirannya, kalau ia masuk kelas sama saja Abel tidak bisa fokus dan matanya juga sudah sembab akibat menangis.

Abel menduduki bangku taman itu sambil terisak, jujur ia rindu mamanya dan berani-beraninya Laras mengatakan bahwa mamanya adalah seorang jalang, di tambah lagi Ayden yang datang-datang langsung menuduhnya tanpa tau apa permasalahannya.

Seseorang kemudian muncul dan duduk di sebelah Abel. Abel merasakan pergerakan di sebelahnya lalu menoleh melihat orang itu.

"Ngapain Lo disini!"












••••


TBC.

Jangan lupa vote comment!!
Typo tandai:)

Salam Author 💕




AYDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang