"Tunggu!"
Ayden menatap cowok yang menghadang jalannya. "Apa?" Jawabnya datar.
"Soal kemarin gue mau jelasin ke lo supaya nggak salah paham." ucap Bara.
"Gak perlu!" balas Ayden hendak meninggalkan Bara. Namun dengan cepat Bara menahan Ayden lagi agar mau mendengarkan dirinya.
"Kemarin itu Abel nggak sengaja peluk gue!" Bara berusaha agar tidak emosi.
"Dia kemarin ingat ayahnya yang udah meninggal trus nangis dan langsung meluk gue, lo pikir gue sama Abel ada hubungan?" jelas Bara.
Ayden terdiam di tempatnya mendengar penjelasan dari Bara.
"Lo jangan salah paham lagi sama Abel, karena lo nggak tau gimana khawatirnya dia waktu lo nggak ada—"
"Lo yang udah kasih tau dia, kalo gue ngidap penyakit?"
"Sorry, gue nggak tega liat Abel nyari lo terus." ucap Bara.
"Lo tau, Abel itu sikapnya berubah dari yang ceria jadi pendiam karena terus mikirin lo, tiap hari gue liat dia nggak semangat," Bara menjeda ucapannya melihat Ayden yang hanya terdiam. "Maka dari itu lo jangan buat Abel sedih lagi, lo mungkin berarti banget buat Abel, lo jangan sia-siain orang yang sayang sama Lo." ucap Bara.
"Gue nggak perlu nasehat dari lo." Kata Ayden lalu pergi meninggalkan Bara di koridor.
....
"Boss jaga kesehatan lah, lo baru balik malah ngajakin kita ke club." ucap Doni.
Saat ini mereka berempat berada di rooftop sekolah. Kali ini mereka tidak membolos karena memang ini sudah jam istirahat dan Ayden memintanya untuk ke atap saja, dan memesan makanan dari kantin.
"Kalo lo nggak mau, nggak usah!" balas Ayden. Doni langsung kicep saat Ayden mengatakan itu padanya.
"Ck! Bukan gitu maksud Doni, lo itu masih kurang sehat, seenggaknya jaga kesehatan lo." ucap Andre menjelaskan.
"Gue udah sehat." balas Ayden tak terima.
"Yuhuu... Pesanan udah datang, silahkan di nikmati para pangeran-pangeran kodok." itu Farel yang membawa makanan pesanan mereka. Memang Farel yang selalu kena kalo soal memesan makanan, itupun tidak gratis harus ada uang jalannya.
"Pala lo pangeran kodok, gue ini pangeran berkuda, yang bakal meminang Lisa blekping." ucap Doni kepedean.
"Halah! Baru liat muka lo aja udah enek." timpal Andre.
"Eh Ayden, tadi gue liat dede Abel di kantin loh..." ucap Farel memberitahu.
Ayden yang hendak menyendok makanannya terhenti dan hanya menjawab. "Oh"
"Eh buset, cuman gitu doang respon lo?!" syok Farel.
"Lo ada masalah apa lagi sama Abel?"
Ayden hanya diam tak menjawab pertanyaan dari Andre. "Gue tadi liat lo di koridor berdua sama Bara, lo ada masalah apa lagi?" Andre kembali bertanya.
Dan sama saja Ayden hanya menghiraukan pertanyaan dari Andre. "Lo baru balik, kalo ada masalah cerita, lo anggap kita apa?"
"Gak penting gue kasih tau." ucap Ayden.
"Udah Ndre, mungkin dia gak mau cerita," ucap Farel.
"Ya emang nggak mau cerita." timpal Doni.
"Dah ah, apapun masalahnya gue mau makan." Farel tanpa peduli lagi langsung fokus untuk makan.
Sedangkan Ayden sekarang ia memang terlihat diam, tapi pikirannya kemana-kemana.
....
"Heh, mau kemana kamu?" tanya Diandra melihat putranya yang terlihat hendak membuka pintu rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYDEN
Teen FictionBagaimana rasanya pacaran tapi merasa tak punya pacar? Dan pacarnya lebih mementingkan perempuan lain di bandingkan dirinya? Begitulah yang di rasakan seorang gadis bernama Abel, gadis yang berpacaran dengan mostwanted disekolah yang banyak di agung...