46

7.5K 290 26
                                    


"Ayden." gadis itu menghampiri Ayden yang berada di ambang pintu kamarnya.

Cowok itu tersenyum miring saat melihat keberadaan Abel yang menghampirinya, ternyata pikirannya selama ini salah, ia pikir gadis itu mengkhawatirkannya, lalu apa ini? gadis itu malah berduan dengan Bara di dalam kamarnya.

Kecewa? tentu saja, Ayden rela jauh-jauh pulang ke Indonesia demi bertemu Abel agar gadis itu tidak mencemaskannya. Tapi sekarang Ayden menyesalinya, andai ia mendengar ucapan ibunya agar tidak mengunjungi Abel dulu, mungkin pemandangan menyebalkan ini tidak ia lihat.

"Sorry, ganggu!" kata Ayden dengan dingin, hendak berbalik meninggalkan kamar Abel.

"Ay, tunggu!" gadis itu dengan cepat menahan pergelangan tangan Ayden.

"Lepasin!" dinginnya menatap Abel menahan tangannya.

"Ay, kamu udah baik—"

"Gak usah sok, peduli!" potong Ayden cepat dengan melepas paksa tangan Abel dan berlalu dari sana.

"Ayden! Kamu mau kemana? Dengerin aku dulu, Ay," Abel mengejar langkah lebar Ayden yang mengarah ke pintu utama rumahnya.

"Kamu jangan salah paham dulu, aku tadi—"

"Pelukan sama Bara?" tebak Ayden.

Abel terdiam kala Ayden memotong ucapannya. Memang ia memeluk Bara tadi, tapi itu tidak sesuai apa yang di pikirkan oleh Ayden. Dirinya hanya spontan memeluk Bara.

"Aku—"

"Pacaran sama Bara?" Abel menggeleng cepat saat Ayden terus menuduhnya yang tidak-tidak.

"Dengerin dulu Ay, aku tadi cuma—"

"Cuma? Cuma kata lo?" setelahnya Ayden benar-benar pergi dari rumah Abel. Ia kesal ketika Abel mengatakan kata 'cuma'

"Ayden, plis dengerin aku dulu, kamu salah paham, Ay," Abel terus mengejar Ayden hingga ke mobil cowok itu. Namun Ayden menghiraukan setiap kata yang gadis itu ucapkan.

"Ay, plis aku tadi nggak sengaja peluk Bara, Ayden!" Ayden masuk ke dalam mobilnya dan benar-benar tidak peduli dengan Abel sekarang.

"Ay buka pintunya, aku jelasin..." Abel terus mengejar mobil Ayden ketika sudah keluar dari gerbang, tapi semua itu tidak ada gunanya, mobil yang Ayden kendarai melaju dengan cepat sehingga ia tidak bisa mengejarnya lagi.

"Kamu salah paham Ay!" gadis itu menghapus jejak air mata yang mengaliri pipinya.

"Kayaknya, lo sama Ayden bakal berantem," Bara mensejajarkan diri dengan Abel yang masih berada di depan gerbang rumah gadis itu.

Abel menatap Bara tak suka. "Ini semua gara-gara lo!"

Bara menaikkan satu alisnya. "Kenapa gue?"

"Lo tanya kenapa? Andaikan lo nggak ke sini mungkin saat ini gue sama Ayden bakal baik-baik aja!" Abel benar-benar kesal terhadap cowok di hadapannya.

"Siapa suruh lo main peluk-peluk gue—"

"Nggak usah ge-er! Gue nggak sengaja tadi,"

"Dan sekarang lo pergi!" lanjutnya mengusir Bara.

Bara menatap lekat Abel yang tengah bersedekap dada, menunggunya untuk pergi. "Lo yakin, hubungan lo sama Ayden—"

"Pergi!" usirnya sekali lagi.

Bara hanya mengangguk sambil tersenyum kecut, berjalan menghampiri motornya di halaman rumah Abel. Ia tahu bagaimana perasaan gadis itu sekarang, mungkin jika dirinya pergi membuat gadis itu merasa tenang.

AYDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang