Happy reading☆☆☆
.
.
.
"J-jinjjayo, Euisanim?" Tanya Yoongi tak percaya. Mata kecilnya membola. Sedikit merasa bingung, apakah ini pertanda baik atau malah pertanda buruk? Haruskah dia bahagia atau bersedih? Perasaannya campur aduk.
"Hm. Anda sudah bisa melihat kondisinya sekarang," Yoongi hendak menyelonong masuk begitu saja bahkan Seokjin belum menyelesaikan penjelasannya. Maka Seokjin tahan bahu lelaki Min itu dengan sigap.
"Wae?"
"Jangan menyerangnya dengan pertanyaan. Anda tahu sendiri, 'kan, dia mengidap amnesia yang tidak main-main. Jangan dipaksa untuk mengingat apa pun, hal kecil sekalipun seperti; apa yang sedang dia rasakan sekarang. Kalau pun dia bertanya, jawab saja seadanya dan alihkan dia agar tidak bertanya lebih jauh. Juga, jangan beri dia makanan yang keras dan berserat seperti buah-buahan ataupun roti. Beri dia bubur sebagai makanan dan susu atau air putih untuk minuman seandainya dia meminta. Dia juga memiliki masalah pada sistem pencernaannya karena keretakan pada tulang leher. Intinya, jangan membuat dia bingung atau memaksanya berpikir keras, dia bisa drop lagi jika Anda melakukan itu." Terang Seokjin.
"Algeseumnida. Jeongmal kamsa hamnida, Kim Euisanim." Seokjin menepuk bahu Yoongi sekali, lalu membiarkan Yoongi masuk ke dalam ruang rawat Sehyun.
Seokjin memang dokter pribadi keluarga Park, dia direktur di sini, juga dokter andalan rumah sakit swasta yang didonaturi oleh PJ Corp. Dia kenal Jimin, Hayoon, juga mendiang Sena. Tapi dia tidak tahu menahu mengenai Sehyun. Dia adik mendiang Sena pun Seokjin tak pernah tahu. Itu sebabnya mengapa dia tak heran Yoongi mengakui Sehyun sebagai istrinya. Yoongi sendiri mengatakan bahwa Sehyun adalah istrinya karena dia tidak tahu harus mengakui sebagai apa perempuan yang kini bernasib malang itu. Jika dia mengaku sebagai salah satu anak dari Tuan dan Nyonya Im, ini pasti akan menjadi berita heboh mengingat khalayak hanya tahu bahwa kedua orangtua Sena hanya memiliki dua orang putri - walau nyatanya setelah pasangan Im itu bunuh diri, kabar mengenai keluarga mereka lenyap begitu saja. Bahkan tak ada pemburu berita yang mencari tahu keberadaan Im Sehyun. Padahal, biasanya salah satu anggota keluarga Im setiap tahunnya selalu mengisi majalah bisnis berkat prestasi bisnis mereka.
Yoongi tersenyum saat dirinya sudah berdiri di balik pintu di dalam ruangan. Ia mendekat pada Sehyun yang duduk bersandar pada headboard dengan sorot mengarah pada jendela.
"Annyeong..." sapa Yoongi seraya mendudukkan diri. Sehyun dengan perlahan menoleh pada Yoongi dan tersenyum tipis.
"Kebetulan aku sempat membeli bubur tadi. Makanlah terlebih dahulu. Sudah berbulan-bulan kau tidak makan, hanya dibantu infus. Kau pasti lapar sekali." Ucap Yoongi seraya menyiapkan bubur yang kebetulan ia beli. Entah mengapa dia berkeinginan untuk membeli bubur itu tadi. Padahal dia sama sekali tak berselera pada makanan bertekstur lunak itu untuk hari ini. Dan ternyata inilah jawabannya.
"Kau mau, 'kan? Jika tak mau akan kupaksa." Gurau Yoongi dengan sedikit kekehan, sebelum mengarahkan sendoknya ke bibir Sehyun.
"Nugu... seyo?" Tanya Sehyun yang menatap Yoongi aneh. Merasa sangat asing sekali dengan pemuda itu.
"Aku suamimu, Min Yoongi." Jawab Yoongi dengan senyum semanis mungkin. Berusaha menciptakan keyakinan dalam sorotnya agar Sehyun tak merasa ragu atau takut padanya.
.
.
Cheonsa dan Jiho sedang bermain di ruang tengah, sementara Jimin mungkin sedang mandi karena lelaki itu baru saja bangun. Daripada tidak melakukan apa-apa, Hayoon memilih membuka pintu sebuah ruangan yang terletak di bawah tangga lalu masuk ke dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent [Book II] | Jeon Jungkook | Finish
RomanceMenikah di usia muda memang menjadi keputusan paling nekat yang pernah Jungkook ambil dalam hidupnya. Banyak yang ia korbankan demi bisa melindungi gadis yang dicintai. Masa depan, masa remaja, kebebasan, semua Jungkook korbankan demi bisa melindung...