Chapter 2

121 9 6
                                    


Happy reading

☆☆☆

.

.

.

"Bagaimana hasilnya, Chae Euisa?" Tanya Jira begitu antusias seusai melakukan serangkaian pengecekan. Sekarang perempuan itu tengah duduk di seberang Dokter Chae sembari menunggu hasil pemeriksaannya keluar. Namun air muka Dokter Chae membuat Jira menunduk lesu. Tak sadar air matanya keluar, ia seka menggunakan ujung jemarinya secara diam-diam.

"Mianhamnida. Mungkin selama beberapa bulan ini aku terlalu sering mengganggumu, aku terlalu sering merepotkanmu." Dan tak sadar bahunya sudah berguncang hebat. "Aku janji tak akan mengganggumu lagi. Mungkin, aku tak akan pernah bisa memiliki anak lagi. Jweoseonghamnida, Euisanim. Ini terakhir kalinya aku mengunjungimu." Jira membungkuk, buru-buru meninggalkan Dokter Chae.

"Jira-ya, tunggu dulu!" Tahan Dokter Chae sebelum pintu ruangannya ditutup oleh Jira. Namun terlambat. Jira sudah berlalu dari ruangannya dengan kepala yang tertunduk lesu. Dokter Chae hanya ingin mengatakan bahwa Jira tak boleh menyerah, tak boleh patah semangat. Namun niatnya tak dapat terlaksana lantaran Jira yang berlalu begitu saja.

.

.

"Jangan dulu, Jung." Larang Jira kala Jungkook memeluknya dengan manja dari belakang, dagunya lelaki itu sandarkan di bahu sempit Jira. Dengan lesu Jira letak tasnya di atas nakas di samping ranjang. Sepulang dari rumah sakit Jira langsung pulang ke apartemen. Tak heran melihat Jungkook sesiang ini sudah ada di apartemen karena ini hari Jumat. Lelaki itu akan bekerja setengah hari setiap hari Jumat dan libur pada hari Sabtu dan Minggu.

Jungkook mengambil posisi di sebelah Jira, mengamati wajah cantik itu lekat-lekat. Ada yang berbeda, istrinya itu tampak kacau. Jira tak terlihat seperti biasanya. Ada sendu yang bergelayut dalam sorotnya. Sadar diperhatikan, Jira berusaha menghindar, mengalihkan maniknya agar tak terikat dengan hazel jelaga Jungkook, menghindari kontak mata.

"Aku ingin sendiri." Ia berusaha menyembunyikan tangisnya dari Jungkook, tak ingin sang suami diserang khawatir. Namun baru sepenggal kalimat yang meluncur dari bibir Jira, air matanya telah jatuh saling berpacu.

"Ji..." panggil Jungkook khawatir.

"Aku ingin sendiri, aku hanya ingin menangis sendirian. Kau tenang saja, aku baik-baik saja. Geokjeong hajima. Nan gwaenchana." Jira menekuk lututnya, mendekap diri sendiri. Kode keras bagi Jungkook bahwa dia tak membutuhkan dekapan lelaki itu setidaknya untuk saat ini.

Jira masuk ke dalam kamar mandi di dalam kamar mereka. Begitu tiba di dalamnya, tubuh Jira merosot. Ia duduk memeluk lutut bersandar pada dinding dan menumpahkan semua air mata yang ia tahan. Dia menangis sepuas hatinya, meluapkan semua kesedihan bercampur kekecewaan.

Lima bulan telah berlalu semenjak kepulangan mereka dari London, dan mereka rutin melakukannya, melakukan dan mengkonsumi semua anjuran Dokter Chae. Tapi mengapa apa yang mereka harapkan selama ini tak pelak terwujud? Dokter Chae mengatakan bahwa rahimnya sehat, begitu pula dengan Jungkook. Mereka sama-sama sehat dan mempunyai peluang besar untuk memiliki anak lagi. Tapi mengapa mereka tak kunjung mendapatkannya?

Jira tak pernah membenci Tuhan atas apa yang telah ditakdirkan untuk dia dan Jungkook. Tidak sama sekali. Dia tak pernah merutuki hidupnya. Jira menangis hanya untuk melampiaskan kekecewaan pada dirinya sendiri, pada kegagalan yang ia alami.

"Maafkan aku, Jung..." lirihnya dalam isakan.

Jungkook menghela napas panjang. Walau Jira mengatakan dia tak perlu mengkhawatirkannya, tetap saja Jungkook tak bisa berhenti untuk cemas. Maka dengan pelan ia buka pintu kamar mandi dan menutupnya kembali saat ia sudah berada di dalamnya. Beruntung tak dikunci. Jungkook duduk di depan Jira seraya menangkup sisi wajah wanita itu, menatap teduh manik Jira yang menunduk dalam. Mata perempuan itu sembab dengan ujung hidung yang memerah. Lebih cocok dikatakan menggemaskan ketimbang menyedihkan sejujurnya. Membuat Jungkook mengulum bibir menahan senyum lebar.

Iridescent [Book II] | Jeon Jungkook | FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang