◇◇◇"Ji-ya, bisa kau tutup perutmu?" Tegur Jungkook yang sedang mengancingi kemeja kantornya. Sementara yang ditegur tak peduli. Dia masih saja menyingkap dressnya, memandang pantulan dirinya di depan cermin dari berbagai sudut.
"Ji!" Tegur Jungkook sekali lagi.
"Wae? Kau bernafsu melihat badut sepertiku?" Sungut Jira.
"Bukan begitu, Babe. Udara pagi ini masih sangat dingin. Kau bisa masuk angin nanti. Dan perutmu akan semakin besar. Hahaha!" Jungkook tertawa keras.
"Sialan!" Jira menipiskan bibir lantas menurunkan dressnya dengan kasar. "Jung, kurasa..." perempuan itu duduk di pinggir ranjang. Kali ini menatap Jungkook yang sedang mengoles gel rambut di depan cermin yang Jira pakai tadi.
"Mwo?"
"Kurasa... perutku terlalu besar, Jung." Keluh wanita Lee itu.
"Dangyeonhaji... ada manusia di dalam perutmu." Balas Jungkook santai.
"Bukan begitu maksudku." Tampik Jira sedikit merengut.
"Mungkin saja anak kita nanti gemuk seperti Cheonsa."
"Waktu Hayoon Eonni mengandung Cheonsa, kurasa perutnya juga tak sebesar ini."
"Memangnya kau ingat?"
"Hm." Jira mengangguk sekali.
"Mungkin saja karena nafsu makanmu yang besar. Kau tidak lupa 'kan, satu cup ramen tidak cukup untukmu, paling tidak tiga. Setiap pagi kau memakan dua buah apel, dan malamnya minum dua gelas susu. Belum lagi saat sore hari,"
"Cukup!" Sungut Jira. Ia rasa Jungkook hanya meledeknya saja, bukan memberinya jawaban atas pertanyaannya. Dia memang suka sekali mengejek tubuh Jira yang benar-benar berubah drastis kini.
Jungkook terkekeh seraya berjalan mendekat, menyodorkan dasinya pada sang istri. "Kau masuk hari ini?"
Jira meraih dasi itu, mulai melilitkannya ke leher Jungkook. "Entahlah. Eommonim bilang dia akan datang."
Satu alis Jungkook terangkat, menatap Jira sedikit terkejut. "Mengapa tidak memberitahuku?" Tanyanya heran.
"Karena kau hanya anak angkatnya. Haha!" Jira tertawa keras. Namun tangannya tetap bergerak melilit dasi di leher Jungkook dengan telaten.
"Sialan!" Geram Jungkook. "Jika aku bukan anak kandungnya, lalu wajah siapa yang ada di wajahku saat ini jika bukan wajah Kim Yoojung. Untung saja kau sedang hamil."
"Jika tidak?" Tantang Jira dengan satu alis yang dinaikkan, satu sudut bibirnya tertarik.
Jungkook mendekatkan bibirnya pada dau telinga Jira. "Akan kuhabisi, hingga tidak bisa berjalan bahkan hingga tidak bisa duduk." Jawabnya diakhiri dengan menggigit kecil telinga Jira. Jungkook tersenyum miring merasa menang. Berhasil membuat sang istri blushing. Jira menelan salivanya samar saat tubuhnya meremang efek suara Jungkook yang tepat di telinganya. Sontak ia tarik kuat dasi yang sedang ia lilit di leher Jungkook, membuat suaminya itu terbatuk kuat lantaran tercekik.
"Rasakan!" Ucapnya lalu beranjak pergi.
●●
"Appa, hari ini aku pulang sore. Aku ada latihan musik hingga sore." Beritahu Jiho pada sang ayah.
"Sampai jam berapa?"
"Mungkin jam empat."
"Jika Appa belum datang, jangan pulang dengan siapa-siapa, eoh." Pesan Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent [Book II] | Jeon Jungkook | Finish
RomansaMenikah di usia muda memang menjadi keputusan paling nekat yang pernah Jungkook ambil dalam hidupnya. Banyak yang ia korbankan demi bisa melindungi gadis yang dicintai. Masa depan, masa remaja, kebebasan, semua Jungkook korbankan demi bisa melindung...