◇◇◇
"Sekarang apa yang bisa kau lakukan?! Berengsek!" Seokjin hanya diam, menatap kosong meja di hadapan. Sementara gadis di sampingnya sudah menangis tersedu-sedu.
"Mengapa kau hanya diam! Lakukan sesuatu!" Alea Hwang memukuli tubuh Seokjin dengan kepalan tangannya yang lemah, namun membabi buta. Dia amat sangat berantakan. Dia kacau. Dan itu ulah Seokjin.
Pukulan Alea terhenti. Gadis itu kembali terisak. "Kau... menghancurkan semuanya..." lirihnya. Namun Seokjin masih tetap bungkam.
"Mengapa kau hanya diam saja! Lakukan sesuatu! Jawab aku, Bajingan!" Alea menarik-narik baju Seokjin sekuat mungkin layaknya orang kesetanan, membuat tubuh Seokjin yang kaku bergoyang mengikuti arah tarikannya. "Apa yang harus aku lakukan?!"
"Bunuh saja dia." Tepat begitu kalimat itu meluncur mulus dari bibir Seokjin, tamparan kuat mendarat di pipinya, menimbulkan jejak kemerahan.
"Kau..." Alea kehabisan kata-kata. Tidak tahu umpatan apa lagi yang harus ia teriakkan ke hadapan Seokjin. Rasanya semua umpatan telah ia sematkan di setiap ucapannya sejak mereka duduk bersisian satu jam terakhir.
"Kau seorang calon dokter... tapi mengapa kau,"
"Berhenti membawa-bawa pendidikanku!" Seokjin tak sengaja membentak. Tiap kali Alea membawa-bawa gelar dokter yang akan ia sandang, emosi Seokjin selalu mendidih. Karena dia teringat seseorang yang telah membawanya ke titik ini, titik di mana dia akan menjadi seorang dokter muda yang sukses. Karena Seokjin telah mengecewakan sosok itu. Itu sebabnya dia selalu marah jika ada orang yang membanding-bandingkan pendidikannya dengan sikapnya yang sekarang. Tidak terkecuali pada Alea, gadis yang tengah tersedu-sedan di sampingnya.
"Kau menghancurkan hidupku..." disela-sela isak tangisnya yang memilukan, Alea bersuara lirih.
"Kau membuat orangtuaku kecewa padaku...
"Kau... benar-benar Bajingan, Kim Seokjin..." membiarkan seluruh air matanya terus berjatuhan untuk sejenak, kemudian Alea mengusapnya kasar. Maniknya berpendar, menatap Seokjin dalam dan tajam.
"Aku bersumpah, demi apa pun yang ada di dunia ini. Kau, tidak akan pernah kuizinkan untuk melihatnya, menyentuhnya, apalagi mengambilnya dariku suatu hari nanti. Dia milikku, kau tak ada hak atas dia. Ingat itu, Bajingan!" Meraih tasnya dengan kasar, Alea berjalan meninggalkan Seokjin yang masih terpaku di tempat. Meninggalkan Seokjin dengan matanya yang sembab dan penampilannya yang berantakan. Terlihat sekacau apa pun dirinya saat ini, tak ada yang tahu bahwa hatinya jauh lebih kacau. Kim Seokjin, satu-satunya orang yang ia harapkan akan menjadi tempatnya pulang nyatanya malah mengusirnya. Parahnya lagi, lelaki itu malah menyuruh Alea untuk membuang apa yang membuat ia bertahan hidup hingga sejauh ini. Orangtuanya sudah ia yakini tak akan sudi menerimanya, dan lelaki sialan itu malah dengan mudahnya menyuruh Alea pergi. Tidakkah dia lebih kejam dari seorang bajingan? Dan satu tekad bulat Alea mantapkan dalam hatinya, bahwa Seokjin tak akan pernah bisa mengambil apa yang ia jaga saat ini, mengambil apa yang ingin lelaki itu musnahkan. Alea bersumpah, demi Tuhan.
"Lea-ya!" Tahan Seokjin.
"Alea Hwang!" Namun yang terdengar hanya debuman pintu dari apartemen yang ia tempati. Frustrasi, Seokjin berteriak kencang seraya menjatuhkan apa saja yang ada di atas meja di hadapannya. Ia menyisir rambutnya dengan kedua tangan seraya menghempaskan punggung pada sandaran sofa. Matanya terpejam, mengenang semua yang telah terjadi. Dan ucapan terakhir Alea benar-benar merusak pikirannya. Membuatnya semakin kacau. Ia akui, dia memang seorang bajingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent [Book II] | Jeon Jungkook | Finish
Storie d'amoreMenikah di usia muda memang menjadi keputusan paling nekat yang pernah Jungkook ambil dalam hidupnya. Banyak yang ia korbankan demi bisa melindungi gadis yang dicintai. Masa depan, masa remaja, kebebasan, semua Jungkook korbankan demi bisa melindung...