◇◇◇
"Bagaimana? Apa kau masih ingin menjadi dokter?" Tanya Seo Hee pada gadis kecil yang duduk di sebelahnya, bernama Hana.
Hana mengangguk. "Bagaimana cara menggunakan ini, Eonni?" Tunjuk gadis kecil itu pada stetoskop yang tergantung di bahu Seo Hee.
"Irreokhae." Seo Hee mempraktikkan cara kerja stetoskop tersebut, yang hampir setiap hari bertengger di bahunya. Hana tersenyum geli kala ia mendengar suara detak jantungnya sendiri. Semua anak-anak yang berada di Jjomool Kingdom telah Seo Hee periksa. Memeriksa atau mengobati anak-anak di sini sudah menjadi kegiatan rutin bagi Seo Hee sebagai bentuk kepeduliannya terhadap anak-anak yang dititip di panti asuhan ini. Dan Seo Hee juga sudah akrab dengan anak-anak di sini. Namun Hana lah yang paling dekat dengannya.
"Dokter Kim..." bisik Nari seraya menyikut lengan Seo Hee. Calon dokter itu juga selalu menemani Seo Hee ke Jjomool Kingdom, membantu Seo Hee semenjak gadis itu koass di Busan International Hospital. Dia bilang dia juga ingin beramal. Mereka juga sangat dekat. Seo Hee senior Nari kala mereka kuliah dulu.
Seo Hee menoleh pada Nari dengan heran. Nari menggerakkan bibirnya, menunjuk ke arah pintu masuk Jjomool Kingdom. Seo Hee menoleh ke sana. Dan sedikit terkejut mendapati seorang polisi dan seorang pilot di pekarangan Jjomool Kingdom - hendak masuk ke dalam - membawa banyak tentengan.
"Annyeong hasimnikka... Hansa Ahjumma eodieyo?" Tanya si pilot hangat. Dan kala mereka sudah berdiri berhadapan, Seo Hee semakin terkejut lagi. Polisi itu...
Jaeyun yang sedari tadi memperbaiki letak arloji - yang melingkar di pergelangan tangan - mengangkat kepala, agak tersentak mendapati dua orang gadis berjas putih duduk di hadapannya. Mata mereka bertemu, mendadak suasana kaku. Dokter itu... dokter yang tadi pagi, yang membuat dia tak bisa menahan diri untuk tidak mendatangi Busan International Hospital.
"Jiho-ya, Jaeyun-ah!" Seru seorang wanita dengan girang. Kedua pemuda yang dipanggil menoleh, tersenyum lebar. Jiho dan Jaeyun memeluk Hansa erat layaknya ibu dan anak. Bahkan kala pesawatnya baru saja mendarat, Hansa lah yang pertama kali Jiho temui setelah berhari-hari di udara, bahkan pula masih mengenakan seragam dinasnya. Begitu pula dengan Jaeyun yang baru pulang dari tugas piketnya di hari Sabtu ini, masih berseragam dinas. Kedua putra Hansa itu tampak gagah, membuat air mata perempuan tua itu menetes.
"Bogoshipeo..." lirihnya sembari mengusap-usap punggung Jiho dan Jaeyun yang mendekapnya secara bersamaan.
"Nado..." balas Jiho. Mereka saling menjauhkan diri. Jaeyun menghapus air mata Hansa dengan lembut. Membuat wanita itu terkekeh.
"Anak-anak! Kemarilah! Ada polisi dan pilot di sini!" Seru Hansa penuh semangat. Sontak semua anak-anak panti berlari ke ruang depan, mereka tahu siapa yang dimaksud Hansa karena Jiho dan Jaeyun rutin berkunjung kemari. Hanya saja, sejak Jiho mengudara dan Jaeyun dinas di Seoul, mereka jarang bertemu. Sudah lima bulan kira-kira.
"Hormat!" Seru seorang anak laki-laki seraya memberi hormat ala militer pada Jaeyun. Jaeyun terkekeh. Ia angkat anak itu ke dalam gendongannya dan ia pakaikan baretnya pada kepala anak itu.
"Kau harus seperti Hyung. Arrachi?" Anak itu mengangguk dan tersenyum. Seo Hee yang memperhatikan Jaeyun juga ikut tersenyum. Jaeyun terlihat sangat menyukai anak-anak. Dan itu membuat hatinya menghangat.
"E'hm." Deham Nari kuat. Nari menyikut Seo Hee yang tak sadar sedari tadi tersenyum memandang Jaeyun. Membuat laki-laki itu menoleh padanya dan tersenyum hangat. Membuat Seo Hee jadi gelagapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent [Book II] | Jeon Jungkook | Finish
عاطفيةMenikah di usia muda memang menjadi keputusan paling nekat yang pernah Jungkook ambil dalam hidupnya. Banyak yang ia korbankan demi bisa melindungi gadis yang dicintai. Masa depan, masa remaja, kebebasan, semua Jungkook korbankan demi bisa melindung...