Chapter 7

135 14 2
                                    


Happy reading

☆☆☆

.

.

.

"Kalian ini bagaimana, sih, belum ada satupun perlengkapan bayi yang kalian beli?!" Protes Ah Young saat ia dan Yoojung memasuki kamar yang kata Jungkook akan menjadi kamar calon cucu mereka. Tapi satupun perlengkapan bayi tak ada di sana. Bahkan mereka sempat berpikir jika itu hanya kamar tamu biasa.

"Kudengar tidak boleh membeli perlengkapan bayi terlalu cepat." Ucap Jira.

"Dan kau masih mempercayainya?" Terka Ah Young kesal. Jira mengangguk kecil. "Itu hanya mitos zaman dulu, Ji-ya, tak akan berlaku di zaman sekarang." Sangkal sang ibu.

"Memang kita tidak boleh terlalu percaya atau mengabaikan itu begitu saja. Tapi setidaknya, kalian harus menyiapkan beberapa perlengkapan agar nanti tidak terdesak." Timpal Yoojung. Memang, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Sikap lembut dan penyabar Jungkook agaknya didapat dari sang ibu. Begitu pula dengan dia. Sikap cerewetnya agaknya Jira dapat dari Nyonya Park Ah Young yang super cerewet itu. Pikir Jira. Jira mengelus perutnya - yang semakin membesar dan membuat dirinya terasa semakin berat - seraya berharap dalam hati, agar kelak putrinya cukup menurunkan sikap Jungkook saja, dia jangan.

"Kalau begitu... sekarang kita beli saja beberapa peralatan yang dirasa sangat penting. Agar nanti tidak terburu-buru lagi. Tujuan membeli barang-barang itu sekarang, kalian masih bisa memilih, masih bisa mencari yang bagus. Tapi jika sudah terdesak, kualitas tak akan kalian pedulikan lagi, yang penting dapat, itu sudah syukur." Jira tersenyum simpul. Ibu mertuanya memang wanita yang bijak, sama seperti ibu kandungnya walaupun cerewet.

"Palli..." ajak Ah Young yang tak menangkap pergerakan dari putrinya untuk bersiap-siap pergi. Wanita itu hanya berdiam diri seraya mengelus perut besarnya dengan senyum kecil yang tersemat di bibir.

Selesai bersiap-siap, mereka berpamitan pada suami masing-masing beserta Jungkook. Meninggalkan para lelaki di apartemen.

"Kau sudah yakin ingin memutuskan kerjasama dengan Hong Enterprises, Jung?" Tanya Sung Ryeol setelah menyeruput kopinya.

Jungkook mengangguk mantap. "Sangat yakin, Appa. Lagipula... siapa yang mau berkerja sama dengan seorang mafia?" Sungut pemuda itu, menyindir sang ayah. Ayahnya 'kan yang menantang Jungkook untuk menjalin kerjasama dengan Hong Enterprises agar bisa menikahi Jira? Tapi lihat kini hasilnya. Itu adalah keputusan yang paling salah.

"Aku sangat bersyukur putriku tak jadi menikah dengannya." Lega Jae Joon.

"Lalu, apa kau yakin akan menjalin kerjasama dengan mantan karyawan Joshua Hong itu? Kau yakin mereka tidak di bawah kendali perintah Joshua untuk menghancurkanmu?"

"Aku sudah sangat yakin, Appa. Bahkan dana dari mereka delapan puluh persen untuk kerjasama ini. Kami juga sudah membuat perjanjian di bawah hukum. Dari awal mereka memang sudah setuju dengan rencana ini. Namjoon Hyung akan menjamin semuanya. Dan Namjoon Hyung juga sudah kenal mereka lama, jauh sebelum mereka bekerja sama dengan Joshua. Mereka hanya karyawan baru yang tak betah bekerja di sana karena prinsip yang bertolak belakang. Juga karena sistem kerja di sana yang terlalu sering menentang hukum. Maklum saja, namanya juga mafia. Dan mereka merasa tertipu. Itu sebabnya mereka tak ingin bekerja di sana lagi." Terang Jungkook panjang lebar.

Sung Ryeol menghela napas panjang. "Terserah padamu. Memang sudah sepantasnya kau membuat keputusan yang kau rasa tepat." Jungkook mengangguk sekali.

"Lalu kapan rencananya kalian akan menangkapnya? Aku benar-benar sudah tidak sabar ingin melihat dia dipenjara." Ucap Jae Joon menggebu-gebu. Ia sangat geram karena baru tahu jika Joshua lah yang menyebabkan perusahaannya hampir bangkrut - dulu - hingga ia dengan terpaksa hendak menikahkan putrinya dengan Joshua agar perusahaannya naik kembali. Bahkan dia menghentikan cita-cita putri tunggalnya menjadi seorang dokter karena tersendat dana. Syukur rencana itu tak terjadi. Dan dengan bantuan keluarga Jeon, akhirnya perusahaan Jae Joon bisa berkembang kembali. Dia sangat berterima kasih pada Jungkook, menantu kesayangannya.

Iridescent [Book II] | Jeon Jungkook | FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang