Chapter 17

136 12 4
                                    


Happy reading

☆☆☆

.

.

.

"Selesai." Ucap Hayoon seraya menyerahkan tas yang isinya sudah ia rapikan pada Jimin. Jimin menggendong di punggung tas yang sudah disiapkan Hayoon, dominan berisi perlengkapan Cheonsa.

"Chulbal!" Seru Hayoon seraya menggendong Cheonsa. Karena pergi ke Amerika ini mendadak, perlengkapan Cheonsa banyak yang tertinggal. Seperti stroller salah satunya. Jadi Jimin harus siaga ketika putrinya mulai lelah berjalan nanti.

.

.

"Aku saja yang menggendongnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku saja yang menggendongnya." Usul Jimin begitu mereka tiba di tempat tujuan. Hayoon menyerahkan Cheonsa pada Jimin, lalu mengambil alih tas di punggung Jimin. "Ayo," mereka mulai berjalan beriringan menyusuri Los Angeles Zoo dengan Cheonsa yang tampak antusias dalam gendongan Jimin.

Di awal melihat binatang-binatang yang ada di sekitar mereka, Cheonsa terlihat ketakutan. Ia memeluk erat leher Jimin, menggeleng kuat, menolak untuk berjalan lebih jauh. Balita itu takut dan memaksa Jimin pulang. Hayoon tertawa melihat Jimin yang kewalahan membujuk Cheonsa. Namun karena sikap merayunya yang handal, dalam sekejap Jimin bisa membuat Cheonsa mulai menikmati suasana di lingkungan sekitarnya, tanpa ada rasa takut sedikit pun.

Banyak tempat yang sudah mereka kunjungi namun ketiganya berakhir di tempat bersantai yang berdekatan dengan tempat penangkaran panda. Mereka mendudukkan diri di sana seraya mengamati tingkah menggemaskan panda-panda yang ada di sekitar mereka. Bahkan Cheonsa cekikikan melihat tingkah panda di depan mereka yang sedang berguling-guling di rerumputan, seakan sedang berupaya keras menarik perhatian bocah itu.

"Kau bilang apa tadi padanya? Mengapa dia tiba-tiba jadi betah di sini?" Bisik Hayoon penasaran seraya menyikut lengan Jimin. Kembali teringat bagaimana Jimin dengan mudahnya bisa membujuk Cheonsa agar tetap berada di kebun binatang ini.

"Kau ingin tahu?" Goda Jimin sambil tersenyum miring. Hayoon mengangguk polos. Tumben sekali tak menangkap sinyal mesum dari suaminya.

"Aku hanya bilang... lihat beruang itu, apa kau ingin adik? Dan dia bilang, 'ya'." Hayoon mengernyit aneh. Sepertinya mustahil kalimat itu bisa menghapus ketakutan Cheonsa. Lagipula kalimat itu terdengar tidak masuk akal. Bagaimana mungkin dengan kalimat sekonyol itu Cheonsa bisa luluh?

Saat Jimin tertawa lantang, Hayoon baru tersadar bahwa dirinya lah yang telah dibodoh-bodohi suaminya.

"Sialan!" Umpat Hayoon seraya menepuk paha Jimin kesal.

Cheonsa tak mau terlalu lama melihat panda-panda besar di sana yang sedang asik bermain. Ia mendekat lalu menarik tangan Jimin serta Hayoon agar mereka berjalan bertiga menyusuri tempat penangkaran - berupa habitat asli panda. Mereka berjalan bertiga dengan Cheonsa di tengah.

Iridescent [Book II] | Jeon Jungkook | FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang