Chapter 5

282 17 2
                                    



Jungkook mendesah lirih seraya memejamkan mata saat tubuhnya ia baringkan. Ia menoleh ke sisi kiri ranjang yang kosong. Berpikir; akan sampai kapan tempat itu kosong? Jungkook tak bisa hidup seperti ini. Dia benar-benar merindukan istrinya. Rasanya nyaris mati saking merindukannya.

Jungkook berpindah posisi. Ia baringkan tubuhnya di tempat biasa Jira berbaring. Bantal yang biasa Jira pakai ia dekap erat, menghirup sisa aroma shampo Jira yang tertinggal di sana. Matanya kembali meneteskan bulir bening. Ia benar-benar merindukan gadis itu. Mungkin untuk malam ini ia tak akan tidur lagi. Karena ia masih ingin menghabiskan malam dengan memikirkan keberadaan istrinya.

"Aku merindukanmu, Ji..." lirih Jungkook saat ia memejamkan mata dan air matanya menetes semakin banyak, entah sudah untuk ke berapa kali.

.

.

Jira terbangun dan langsung yakin Jungkook tak ada di sebelahnya. Tentu, karena mereka sedang tidak berada di tempat yang sama. Jira segera mendudukkan diri. Kepalanya masih terasa sedikit pusing efek terlalu banyak mengeluarkan air mata semalam. Yang dapat dilakukannya hanya memejamkan mata agar rasa pusing itu sedikit mereda. Juga, berusaha melupakan pertengkarannya dengan sang suami yang tak berhenti terngiang dalam kepala.

Ia benci mengingat bagaimana dirinya yang menangis hebat di depan Jungkook, dan sangat benci saat melihat bagaimana Jungkook balas membentaknya berapi-api. Semuanya kacau. Jira pikir, malam itu Jungkook akan memeluknya, memberinya ketenangan saat ia meluapkan semua yang ia tahan. Tapi nyatanya semuanya hanya angan-angannya saja. Jungkook malah balas membentak, bukan memeluknya lalu memberi pengertian.

Dan lagi-lagi air matanya jatuh saat semuanya terekam kembali dalam ingatan. Tak lama isakannya terdengar semakin jelas seiring dengan bahunya yang bergetar hebat. Sepertinya ini bukan pertengkaran biasa bagi mereka. Ini bukan lagi perdebatan kecil yang sering mereka alami.

Perempuan di samping ia berbaring bergerak kecil. Buru-buru Jira redam tangisannya dengan menggigit bibir bawah dan menenggelamkan wajah di lekukan lutut. Beruntung perempuan itu tak sempat terbangun karena isakannya, hanya memperbaiki posisi tidurnya saja. Jira mengucir asal rambutnya, lalu ia hapus kasar air matanya. Ia pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Kendati ini bukan rumahnya, dia harus membiasakan apa yang ia lakukan di rumahnya juga ia lakukan di sini. Karena secara tak langsung rumah ini juga menjadi rumahnya.

Sejujurnya dia sedang malas bergerak hari ini, tidak bersemangat untuk berkegiatan. Ia hanya ingin istirahat dan melupakan semua masalahnya. Namun tidak mungkin rasanya bermalas-malasan di rumah mertua. Dan karena hanya terus memikirkan masalahnya dengan Jungkook, sarapan yang Jira sajikan hanya seadanya saja, roti bakar beserta omelette dan dua gelas susu putih.

"Mwohae?" Pertanyaan bernada lembut itu membuyarkan lamunan panjang Jira. Ia memejamkan mata sejenak lalu berupaya keras memasang raut tenang di wajah. Menyembunyikan semampunya masalah yang hinggap di kepala sejak kemarin.

"Ah, Eommonim sudah bangun?" Jira menarikkan kursi untuk Yoojung. Wanita itu pun mendudukkan diri di sana.

Awal mula keberadaan Jira di rumah orangtua Jungkook di Busan bermula saat Yoojung berkunjung ke apartemen pasangan muda itu. Saat wanita itu sudah berada di dalamnya, yang ia rasakan hanyalah keheningan. Dan saat itu ia dapati Jira dengan matanya yang sembab. Yoojung mengatakan jika suaminya sedang berada di Kanada, menghadiri pertemuan dengan kolega-kolega besar yang ada di sana. Tidak lama, hanya tiga hari. Yoojung kesepian, ia butuh teman. Awalnya ia berniat membawa Jira dan Jungkook untuk menemaninya di rumah, karena ia pikir mereka masih tinggal di daerah yang sama, jadi keduanya tak begitu jauh berangkat bekerja. Tapi karena Jira mengatakan bahwa Jungkook sedang berada di Jepang bersama Jimin, Yoojung hanya membawa Jira saja. Ia juga terus mengingatkan Jira agar selalu mengabari Jungkook. Dan Jira mengatakan sudah ia lakukan sejak tadi. Padahal sudah dua hari ini ponselnya ia nonaktifkan.

Iridescent [Book II] | Jeon Jungkook | FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang