Happy reading☆☆☆
.
.
.
"Sial!" Umpat Jimin. Baru saja ia berencana akan menggerayangi tubuh Hayoon, kedua setan kecilnya datang merusak suasana. Jimin berbalik lagi masuk ke dalam walk in closet dalam kamarnya sekadar untuk meletak handuk lembab yang bertengger di bahu. Namun saat sadar tubuh mungil putranya tengah menggendong putrinya, dengan cepat Jimin berbalik dan mengambil Cheonsa dari Jiho. Sementara Hayoon yang sibuk mengepak barang-barang mereka tak sadar akan hal itu.
"Iron Man, mengapa kau menggendong Cheonsa? Memangnya kau bisa? Cheonsa terlalu berat untukmu." Hayoon menghentikan kegiatannya yang sedang menata baju ke dalam koper dan menoleh menatap Jimin, Cheonsa dan Jiho berganti-ganti.
"Dia yang meminta." Jawab Jiho jujur. Jimin tersenyum simpul seraya mengacak sayang rambut Jiho.
"Gwaenchana. Tapi lain kali, jika dia minta digendong, panggil saja Eomma atau Appa. Arra?" Pesan Jimin.
"Ne, Appa, algaeseo. Mian." Jiho mendekat pada Hayoon dan melompat ke tengah ranjang, duduk di sebelah sang ibu. "Eomma, kita akan kemana?" Tanya bocah itu ingin tahu. Ibunya terlihat semangat sekali berkemas. Membuatnya jadi penasaran.
"Kita akan ke Jeju, berlibur." Jawab Hayoon semringah.
"Jinjja?!" Hayoon mengangguk dibubuhi senyuman manis, membuat semangat Jiho jadi ikut terbakar. "Yeay! Kita ke Jeju lagi!" Teriak Jiho yang langsung melompat kegirangan di atas ranjang. Melompat setinggi mungkin dan terus berseru senang. Melihat itu, Cheonsa merengek ingin ikut melakukan hal yang sama dan berusaha melepaskan diri dari gendongan Jimin. Jimin tersenyum dan melepaskan Cheonsa. Kedua bocah Park itu melompat-lompat di atas ranjang dengan girang.
"Kurasa aku harus membelikan mereka trampolin." Bisik Jimin dengan tangan yang menelusup ke pinggang Hayoon, lalu mencium pipinya sekilas. Hayoon terkekeh seraya mengangguk, menyetujui ide Jimin kendati terdengar konyol.
.
.
"Aku juga ingin berlibur." Sungut Jira. Mereka telah tiba di bandara, tinggal menunggu pilot menyiapkan private jet milik keluarga Park.
"Kita akan berlibur bertiga besok. Sabar saja." Ucap Jungkook sambil mengacak rambut Jira. Membuat Jira mencetak senyum di bibir.
"Permisi, Tuan, pesawat sudah selesai." Ucap seorang pilot yang akan menerbangkan pesawat milik keluarga Park.
"Ne, kamsa hamnida." Balas Jimin dan sang pilot kembali ke pesawat setelah mengabari sang empunya.
"Appa, jika besar nanti, bisakah aku menjadi seperti Samchon tadi? Aku ingin membawa pesawat juga." Tanya Jiho yang sedari tadi mengamati sang pilot dengan penuh minat. Seragam putih yang dikenakan lelaki pilot itu tampak keren di matanya. Ia ingin mengenakannya di saat besar nanti.
Jungkook tersenyum seraya mengacak rambut bocah Park itu. "Tentu, Iron Man. Kau bisa menjadi apa pun yang kau inginkan." Jawab Jungkook yang diberi anggukan kepala oleh Hayoon.
Setelah sedikit bercakap-cakap, kemudian berpamitan, keluarga Park menghilang di dalam kepulan awan.
"Jung... aku juga ingin berlibur keluar kota." Rengek Jira dengan bibir bawah yang ia majukan. Mereka berjalan menuju area parkir untuk mengambil Audi Jimin yang akan mereka letak di basement apartemen selama sang empunya berlibur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent [Book II] | Jeon Jungkook | Finish
RomansaMenikah di usia muda memang menjadi keputusan paling nekat yang pernah Jungkook ambil dalam hidupnya. Banyak yang ia korbankan demi bisa melindungi gadis yang dicintai. Masa depan, masa remaja, kebebasan, semua Jungkook korbankan demi bisa melindung...