Part || 4

15.8K 1.4K 10
                                    

Hari demi hari dan minggu demi minggu telah berlalu, kehidupan Rain di SMA Tunas Bangsa pun berjalan seperti biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari demi hari dan minggu demi minggu telah berlalu, kehidupan Rain di SMA Tunas Bangsa pun berjalan seperti biasanya.

Tapi saat ini ia sudah mendapatkan sahabat dekat, awal pertemanan mereka ialah saat jam pelajaran olahraga, dimana mereka berdua dipasangkan.

Awalnya Vira biasa saja, tapi entah kenapa ia jadi penasaran dengan sosok Rain, terlebih lagi saat ia tahu ternyata Rain hanya sebatang kara sekarang.

Rain lebih banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan sedangkan ia? Ia sama sekali tak menyukai tempat tersebut.

Tapi saat mendengar beberapa teman sekelas mereka terus membicarakan Rain, entah kenapa ada rasa ingin melindungi dari dalam dirinya.

Jadilah si Vira wanita yang terkenal ketus dan susah bergaul menjadi teman terdekat Rain.

"Rain,"Panggil Vira untuk yang kesekian kalinya tapi lagi-lagi hanya dibalas deheman oleh Rain.

"Viraaaaa,"Ucap Rain kencang saat Vira mengganggu nya, sedangkan yang bersangkutan berlari menjauh dengan gelak tawanya yang tak luntur.

"Iya iya sorry deh, kita ke kantin yuk Rain."

"Ga ada uang Vir, bayar kontrakan berapa hari lagi jadi Rain harus hemat."

"Pokoknya hari ini gue yang traktir deh,"

"Ih gak mau ah, kemarin juga Vira udah traktir masa traktir lagi."

"Ayah gue kemaren pulang Rain, jadi dia kasih duit lebih deh,"Ucap Vira sambil mengibas-ngibaskan uang nya.

Ayah dari Vira memang merupakan seorang nahkoda kapal laut, gajinya memang lumayan besar yang membuat keluarga Vira tak pernah merasa kekurangan, tapi karna profesi nya juga ayahnya jarang pulang kerumah.

Vira sering mengatakan jika ayahnya adalah 'bang toyib' versi real, tapi ia sangat-sangat menyayangi ayahnya yang memiliki sifat tegas namun penuh perhatian dan kasih sayang.

Rain sering kali dibuat iri oleh keluarga Vira, ia hanya bisa berharap jika ayah dan ibunya juga menyayangi nya, walaupun bayang-bayang orang yang mengatakan jika ia dibuang dan tak mungkin disayang oleh keluarga nya terus menghantui nya.

Rain tampak sedang berfikir dengan mengetuk-ngetuk dagunya menggunakan jarinya.

"Ih kebanyakan mikir,"Vira langsung menarik Rain menuju kantin.

"Lo mau apa? Bebas deh mau pesen apa aja."Ucap Vira setibanya dikantin.

"Siomay mang ujang aja deh Vir,"Ucap Rain.

Vira mengangguk.

Mereka berdua pun memesan Siomay mang ujang lalu memilih tempat duduk yang letaknya tak terlalu ramai.

RAIN [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang