Part || 43

11.9K 1.1K 41
                                    

"Dan lagi Rain itu adik kandung gue, lebih tepatnya kembaran gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dan lagi Rain itu adik kandung gue, lebih tepatnya kembaran gue."Ucap Rava dingin yang membuat orang-orang yang mendengarnya dibuat kaget.

"Gak! Gak mungkin kan? Jelas-jelas kembaran kalian udah hilang dari kecil dan kemungkinan dia hidup itu kecil, pasti kalian boong kan supaya bisa mojokin gue!"Ucap Amanda mulai histeris.

"Tanya cowok lo sendiri sana! Gue gak perduli lo percaya atau gak, yang gue tau cuma lo bakal habis kalo berani nyentuh adek gue sekali lagi!"Amanda hanya bisa terdiam dengan airmata bercucuran karna masih tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini.

"Gila muka dua banget,"

"Si paling tersakiti nih,"

"Ratu drama ini mah,"

Amanda pergi berlari dengan berderai air mata yang diiringi sorakan dari orang-orang yang menonton kejadian tersebut.

Sedangkan Azka pergi mengejar nya karna takut Amanda berbuat sesuatu yang nekat.

"Maaf yah Rain, gue gak tau kalo ternyata lo difitnah."Celetuk salah satu siswi yang diikuti oleh siswa-siswi lainnya.

"Iya Rain, kita juga gak nyangka Amanda sejahat itu."

"Maaf juga yah Rain gue dulu cuekin lo,"

"Gue dulu cuma ikut-ikutan kok, sumpah."

"Gue cuma disuruh Amanda buat nyuruh-nyuruh lo kok, bukan kemauan gue sendiri."

Rain menatap lurus sambil sesekali mengangguk, setelah kejadian tadi banyak siswa-siswi yang berdatangan untuk meminta maaf padanya.

"Gue maafin lo semua kok, tapi.... Sorry gue gak bakal bisa lupa perlakuan kalian,"Ucap Rain tersenyum penuh arti sambil menatap satu persatu orang yang berada di dekatnya yang sedikit terkejut.

Tatapan nya kembali lurus kedepan,"Lo semua tau gak? Setiap harinya gue perlu ngumpulin keberanian cuma buat ke sekolah, gue harus bisa pura-pura cuek sama omongan pedes kalian setiap gue lewat, gue harus bisa lewatin hari-hari gue yang berasa kayak di neraka karna ulah kalian, gue tau kalian gak berperan langsung waktu gue dibully, kalian gak nyiram gue pake air cucian kain pel, gak jadiin gue babu yang kalo salah dikit gue di pukul, di sundut sama rokok, bahkan di injek-injek."

Rain diam sejenak, begitu juga orang-orang yang bungkam karna omongan Rain barusan.

Sedangkan Vira, Rava, Reva, Yuda, Zidan dan yang lainnya hanya bisa diam dengan nafas tercekat, mereka sangat terpukul akan semua kejadian yang Rain alami, tapi mereka hanya bisa membiarkan Rain mengeluarkan semua isi hatinya.

"Tapi dulu kalian selalu hina seragam gue yang kusut, sepatu gue yang kotor, bahkan dari ujung kaki sampai ujung kepala gue kalian jadiin bahan hinaan, bahkan kalian gak pernah peduli kalo gue denger langsung omongan kalian, gue juga manusia! Gue gak bisa selalu nutupin kalo gue sakit hati, gue nangis pun cuma bisa kalian bilang drama,"

Vira menangis sesenggukan mendengar ucapan Rain sahabatnya, Rain yang selalu menampilkan senyum dan kesederhanaan nya itu ternyata sangat lah rapuh.

"Kalian gak tau seseneng apa gue kalo ditegur, diajak ngomong, gue gak minta lebih tapi apa sesusah itu? Kalian seolah buta sama tuli waktu gue diperlakukan gak adil, kalian tau gue gak salah tapi kalian juga yang secara gak langsung nginjek-nginjek harga diri gue, gue tau kalian nganggep gue kampungan, miskin, jelek, kotor...."Rain menjeda ucapan nya untuk menormalkan suaranya yang mulai bergetar.

"Gue tau kalian anak-anak beruntung yang gak pernah kekurangan soal harta, jangan kan kekurangan makan dan harus kerja keras buat nyisihin uang supaya besok nya masih bisa makan, tapi... apa kasta kalian yang beda sama gue bisa jadi alasan untuk enggak perlakukan gue kayak manusia?"

Rava mendekat lalu memeluk erat sang adik, "sorry,"Ucapnya lirih.

Rain menggeleng, "gak! Kumpul lagi sama kalian aja gue udah seneng, lo udah jadi kakak terbaik buat gue."

******

Beberapa hari telah berlalu semenjak terbongkarnya kebusukan Amanda, semenjak itu pula Amanda dijauhi oleh orang-orang sekitarnya termasuk teman dekatnya yang dulu selalu berada di dekatnya.

"Ray, pulang nanti kita belanja yuk, gue yang bayar deh."Ucap Amanda sambil memegang lengan Raya yang hendak pergi ke kantin.

"Emm.... Sorry man, gue gak bisa soalnya mau nemenin nyokap gue."

"Kalo besok-besok?"Tanyanya lagi.

"Sorry gue lagi gak bisa,"Tolak Raya lagi, lalu pergi meninggalkan Amanda karna Jenny yang sudah menunggunya di depan pintu kelas.

"Lo ngapain sih ngobrol sama dia?" "Engga lah, orang dia deluan yang nanya, gak mungkin gue langsung tinggalin," Samar-samar Amanda masih bisa mendengar ucapan mereka.

"Cih bilang aja lo tau takut dijauhin juga karna temenan sama gue, BRENGSEK! Gue juga gak butuh temen kayak kalian, lagian bentar lagi gue bakal nikah sama Azka."Ucapnya kesal.

Tatapannya kembali ke arah bangku Rain yang kosong, "Dasar cewek brengsek!"Ucapnya lalu pergi menyusul Azka yang tadinya berkata ingin ke perpustakaan terlebih dahulu.

Dengan percaya dirinya Amanda berjalan menyusuri lorong yang diiringi dengan bisikan-bisikan dari orang-orang yang ia temui.

"Apaan lo semua liat-liat! Mau keluar lo dari sekolah?!"Ucapnya kesal.

Untuk sesaat mereka yang tadi membicarakan nya pun bungkam. Amanda tersenyum puas, "gak usah macem-macem lo semua, bokap gue masih jadi salah-satu donatur terbesar di sekolah, gue aduin bakal dikeluarin lo dari sekolah!"

"Aduin aja!"Celetuk salah-satu siswi yang bernama Cery.

"Lo anak beasiswa aja belagu, gue pastiin beasiswa lo bakal dicabut!"

"Silahkan, gue masih mampu bayar kok, yang perlu lo inget gue dapet beasiswa karna berprestasi! Bukan berarti gue semiskin itu sampe gak mampu bayar duit sekolah, dan lagi lo pikir guru-guru bakal ngebela murid bermasalah kayak lo gitu?!"

Amanda menggertak kan gigi-giginya karna orang-orang yang mulai bersorak.

"Liat aja bakal gue bales!"Ucapnya lalu pergi dengan diiringi sorakan dari orang-orang.
.
.

"Sayang, kamu tau anak beasiswa yang namanya Cery itu?"Tanya Amanda yang hanya dibalas deheman oleh Azka.

"Dia nyebelin banget sih, masa dia permaluin aku di depan orang-orang,"

"Berantem lagi? Cuekin aja lah, hampir tiap hari lo berantem sama orang-orang yang beda, nanti nama lo bakal tambah buruk dimata orang-orang,"Ucap Azka namun fokus merangkum materi yang ia perlukan.

Disisi lain Azka hanya ingin menyendiri di perpustakaan dengan alasan tugas, ia juga bingung dengan sikap Amanda yang semakin hari semakin membuatnya pusing, ia juga tak ingin ke kantin saat jam istirahat karna hatinya masih sakit saat melihat Rain yang semakin dekat dengan Yuda, ia juga tak bisa untuk hanya sekedar berbicara empat mata dengan Rain karna saudara kembar dan juga Zidan sahabat Rain yang selalu mengawasi Rain jika ia hendak menegurnya.

"Tapi kan.... Mereka yang cari masalah duluan sama aku, kok kamu malah nyalahin ak-"

Brak....

Amanda sedikit terperanjat kaget begitu Azka berdiri sambil menggebrak meja.

"Gak usah kayak anak kecil bisa gak sih!"Ucapnya kesal lalu pergi meninggalkan Amanda sendirian.

TBC.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen sebanyak-banyaknya:D

Jangan lupa follow!!!!

RAIN [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang