Semenjak kejadian kemarin, sepertinya membawa perubahan besar bagi SMA Tunas bangsa.
Amanda resmi di keluarkan dari sekolah dikarnakan banyaknya kasus yang ia perbuatan, dan fatal nya ia mempermalukan nama baik sekolah karna berita kehamilannya yang sudah tersebar luas.
Wanita itu juga harus menghadapi amukan Papanya yang berujung ia di usir dari rumah.
Entahlah, kehidupan Amanda sekarang sangat lah memprihatinkan, ia yang dulunya dipuja-puja sekarang bahkan orang-orang selalu menolaknya.
Satu-satunya orang yang masih menerimanya hanyalah Papanya Azka yang bersedia bertanggung jawab, tetapi dikarnakan perusahaan nya dan perusahaan Papanya Amanda di ambang kebangkrutan Amanda kembali terancam tak memiliki tempat tinggal.
Papanya Azka sangat menyesal akan perbuatan nya yang justru menyakiti anak laki-laki satu-satunya yang ia miliki, Ia harus rela anaknya itu pergi keluar negeri bersama om dan tantenya dan entah kapan ia akan kembali.
"Akhhhhhhhh,"Teriak Amanda kesetanan.
"Ini semua salah lo! Seharusnya dari awal gue gak terbujuk sama kata-kata manis lo yang janjiin bakal nyatuin gue sama Azka!"Ucap Amanda menangis histeris.
"DASAR TUA BANGKA PENIPU!"
Plakk.....
Amanda terjatuh dan perutnya terbentur sudut meja akibat kencangnya tamparan dari Papanya Azka.
Pria paruh bawa itu menatap nanar ke arah Amanda yang selalu saja egois, nafasnya mulai tak beraturan.
"Kamu pikir cuma hidup kamu yang hancur hah?! Saya kehilangan perusahaan saya, kehilangan anak saya, kalau saya tidak memikirkan anak saya yang ada di kandungan kamu, saya tidak akan sudi bersama wanita murahan seperti kamu!"
Amanda menagis dengan suara tertahankan, baru kali ini ia melihat sisi lain pria yang dulunya bersikap sangat lembut padanya.
Tiba-tiba perutnya terasa keram yang diiringi dengan darah segar yang mengalir di kakinya.
Papanya Azka yang tadinya hendak beranjak pergi dibuat kaget oleh keadaan Amanda, ia segera membawa Amanda ke rumah sakit di karenakan Amanda yang menjerit kesakitan.
.
.
.Seorang wanita duduk termenung dengan rambut serta penampilannya yang acak-acakan, matanya juga sembab akibat terlalu lama menangis.
Amanda baru saja kehilangan anaknya karena terbentur saat ditampar Papanya Azka tadi, dan juga akibat stres berlebih.
Tiba-tiba senyumnya merekah menatap botol minuman yang terletak di nakas rumah sakit.
"Anak mama ngapain disana,"Ucapnya sambil sedikit terkekeh.
Amanda beranjak dari brankar sambil melepaskan infus ditangannya dengan kasar karena mengganggu pergerakannya.
"Anak mama ganteng banget sih, mirip banget sama papa Azka malah, papa mana yah kok belum pulang," Amanda menggendong botol minum tersebut layaknya sedang menggendong anak bayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN [End]✔
Teen Fiction[Squel Young Mother] ⚠EITSS! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠ "Dasar gak tau diri!" "Si miskin cari muka tuh! Berharap jadi Cinderella neng? Mimpi." "Anak beasiswa sok keras lagi, bangga lo bisa masuk sini hhhh." "Cihh murahan," Banyak cercaan lainnya y...