Rain berdiri tegak didepan Cafe yang tampak masih tertutup.
"Apa gak buka lagi yah?"Tanya Rain sendiri.
Baru saja ia ingin berbalik pergi, terdengar ada suara yang memanggilnya.
"Rain,"Dari dalam Cafe yang bertuliskan tutup itu keluar dua orang wanita yang tak lain ialah Sinta dan Chika.
"Loh kak Chika sama kak Sinta ada didalam, Cafe kenapa ditutup kak? Kalian sibuk lagi yah?"Tanya Rain.
Sinta menggelengkan kepalanya dengan lesu.
"Cafe ini kayaknya gak bakal buka lagi Rain,"Ucap Sinta.
"Loh kenapa kak?"
"Cafe nya udah di beli, kakak juga gak tau sama siapa."
Sinta pun menceritakan tentang pertemuan nya dengan ayahnya kemarin, ternyata ayahnya sengaja memanggil mereka berdua untuk membicarakan tentang kepindahan mereka.
"Kakak juga gak tau kalau ayahnya kakak ngambil keputusan sepihak,"Ucap Sinta sedih, jujur ia sedikit kecewa dengan ayahnya, mau bagaimanapun Cafe itu ia sendiri yang mengurus.
Tapi mau bagaimana lagi, keluarganya memang berencana pindah ke luar negeri dan kebetulan ada pengusaha yang mau membayar dua kali lipat dari harga jual Cafe tersebut.
"Maafin kakak yah Rain, sore ini kota bakal berangkat."Ucap Sinta dengan berat hati.
"Kamu tunggu sebentar yah ada yang mau kakak ambil,"Sinta pun berlari kembali ke dalam Cafe.
"Lo gak papa?"Tanya Chika yang membuyarkan keterkejutan Rain.
"G-gak papa kak,"Ucap Rain, padahal matanya sudah berair.
"Gak usah sok kuat, kalo lo mau nangis yah nangis. Gue salut sama lo,"Ucap Chika pelan diakhir kalimat.
Chika mengeluarkan sebungkus kotak dari dalam sakunya, "nih buat lo, dipake yah. Dan...sorry kalau selama ini gue kasar ataupun bikin lo sakit hati."
"Eh, Rain gak pernah marah kok kak, lagian sejauh ini yang kakak lakuin untuk kebaikan Rain, makasih ya kak kadonya,"Chika pun mengangguk.
Tiba-tiba Chika pun memeluk Rain, "Gue tau ini berat buat lo, yang perlu lo ingat lo itu berharga, gak usah dengerin kata-kata sampah orang-orang gak punya otak kaya mereka. lo baik-baik yah disini, kalo liburan gue bakal pulang dan nemuin lo."Ucap Chika.
Rain sedikit terkejut dengan sifat care Chika, Chika yang biasanya selalu jutek padanya entah kenapa berubah semenjak ia masuk rumah sakit.
Airmata yang sedari tadi Rain tahan pun meluncur begitu saja.
"Rain,"Ucap Sinta dari belakang.
Sinta memberikan sebuah totebag pada Rain, "ini kenang-kenangan dari kakak,"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN [End]✔
Teen Fiction[Squel Young Mother] ⚠EITSS! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠ "Dasar gak tau diri!" "Si miskin cari muka tuh! Berharap jadi Cinderella neng? Mimpi." "Anak beasiswa sok keras lagi, bangga lo bisa masuk sini hhhh." "Cihh murahan," Banyak cercaan lainnya y...