Part || 37

10.6K 1.1K 22
                                    

Menit demi menit berlalu, dan tanpa terasa sudah berjam-jam Rain menunggu kedatangan Azka yang tak kunjung muncul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menit demi menit berlalu, dan tanpa terasa sudah berjam-jam Rain menunggu kedatangan Azka yang tak kunjung muncul.

"Kak kalo bunda nanyain gue bilang aja lagi diluar cari udara segar,"Pamit Rain pada Reva.

"Iya tenang aja, atau lo mau gue temenin?"Rain menggeleng.

"Gue sendiri aja gak papa,"

Ia pun berjalan keluar dengan sesekali tersenyum menanggapi sapaan orang-orang.

Begitu sampai diluar, matanya tak sengaja menangkap sebuah kursi taman, ia pun segera berjalan ke arah kursi tersebut lalu duduk disana.

Matanya tak henti-hentinya menatap sekitar, mencari keberadaan kendaraan Azka, namun tetap saja nihil.

Untuk kesekian kalinya ia menghembuskan nafas kasar.

"Gue kira Reva beneran yang udah rubah penampilan nya jadi kayak cewek, ternyata lo memang Rain anak tante Kanaya yang hilang dulu?"Rain langsung menoleh ke arah sumber suara.

Pria yang tak ia kenali itu tanpa permisi duduk disamping nya.

"Em... Lo siapa?"Tanya Rain penasaran.

"Gue Devano, anaknya Tria sahabat bunda lo, gue juga setahun lebih tua dari lo."Jelas nya, Rain hanya manggut-manggut paham.

"Lo ngapain sendirian di luar?"Tanya Devano.

Cukup lama Rain terdiam,"ada orang yang gue tunggu,"Ucap Rain pelan sambil menunduk.

"Yakin lo dia bakal dateng? Tamu-tamu aja udah ada yang pulang,"Devano terdiam sebentar melihat ekspresi sedih Rain, "Positif thinking aja, mungkin dia ada hal mendesak yang buat dia gak bisa dateng,"

Devano mengangkat handphone nya yang berbunyi.

"Kamu dimana sih kak?! Katanya mau ngambil mobil, adek kamu udah ngantuk nih, papa pulangnya terakhir karna lagi sibuk sama rekan kerja nya, cepetan ih!"Ucap seorang wanita yang tak lain adalah Tria mamanya.

"Gue duluan yah, mama gue udah ngajak pulang soalnya. Lo mendingan masuk gih, yang ada lo masuk angin nunggu diluar gini."Rain mengangguk tapi ia tak beranjak sedikit pun dari sana.

Rain masih setia duduk disana, bahkan setelah punggung Devano mulai menjauh dan tak terlihat lagi olehnya.

Lagi dan lagi Rain menelfon dan mengirimi pesan pada Azka, namun hasilnya tetap sama, tak ada jawaban satupun.

"Rain,"Rain segera menoleh begitu mendengar suara yang ia kenal.

"Yud? Ngapain lo di luar ngos-ngosan lagi."Tanya Rain yang melihat Yuda ngos-ngosan seperti habis lari maraton.

"Gue nyari Yuli, dia tadi pamitnya main sama saudara lo yang bule itu, tapi gue cari-cari karna mau ngajak dia pulang dia nya malah gak ada dimana-mana."

"Gue udah cari dimana-mana tapi gak keliatan juga,"

"Yaudah yok gue bantuin nyari, coba kita ke arah belakang hotel, katanya ada tempat khusus permainan anak-anak disana."Ucap Rain.

Mereka pun berjalan mengitari hotel untuk mencari keberadaan Yuli dan Valda.

"Lo tadi ngapain disana sendirian? Di dalem juga lo murung terus, atau jangan-jangan lo lagi sakit?"Yuda reflek langsung menyentuh dahi Rain.

"Gak panas kok, oh.... Lo nungguin Azka yah?"Tanyanya lagi tapi dengan nada pelan.

"Eum tapi kayaknya dia gak bakalan dateng,"Ucap Rain.

Tak ada lagi pembicaraan dari mereka, bahkan hanya terdengar suara bising dari dalam hotel dan suara langkah kaki mereka berdua yang terdengar.

Yuda melepaskan jas yang ia kenakan lalu memakaikan nya pada Rain,"lo gak ngerasa dingin apa make baju gitu, gak usah dilepas pake aja,"Ucap Yuda ketika Rain hendak melepaskan kemeja tersebut.

"Makasih,"Ucap Rain pelan.

"Gue tau kok kalo lo agak kurang nyaman sama baju lo, gak usah maksain make barang yang buat lo gak nyaman."

Rain tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca sambil menatap Yuda, "Tapi gue cantik gak pake ini?"

Yuda memeluk Rain yang mulai meneteskan airmata nya, "lo cantik, cantik banget malah."

"Pa-padahal gue p-pengen denger dari orang itu kata-kata itu, sam-pe gue rela make baju yang kurang nyaman gini,"Ucap Rain sesenggukan.

Yuda memegang kedua pundak Rain sambil menatap nya lekat, dilihat nya wajah Rain yang dibanjiri airmata dengan hidung yang sudah memerah.

"Tuan putri gak boleh nangis dong,"Ia menghapus airmata yang masih tertinggal di kedua pipi Rain.

"Lo berhak milih apa yang lo suka sama yang engga lo suka Rain,"Yuda mengalihkan pandangan nya kedepan lalu menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Rain.

Memang tak aman jika terus-menerus menatap wajah Rain dari jarak sedekat itu bagi jantung Yuda, "bisa gila gue!"

Sepanjang perjalanan Yuda tak henti-hentinya terus menghibur Rain, sampai akhirnya mereka tiba di belakang hotel yang tampak sepi.

"Lo yakin udah cari di semua tempat Yud? Di kamar-kamar hotel?"

"Ya gak sopan lah Rain kalo gue harus cari disetiap kamar, eh tapi iya juga ya, mungkin disana."

"Kayaknya gue tau dimana,"Ucap Rain, lalu mengetikan sesuatu di handphone nya.

Tak beberapa lama kemudian pesan nya dibalas yang membuat nya sedikit bernafas lega, "mereka ada di kamar William, sama kak Reva."

Mereka berdua akhirnya masuk kembali ke hotel dan segera menuju lantai atas hotel tersebut.

Tuk tuk tuk....

Ketuk Rain pelan yang tak lama kemudian di bukakan oleh William.

"Kak Rain? Kenapa kak?"Tanya William.

"Gakpapa kok, cuma mau jemput Yuli adiknya dia."

"Oh jadi anak kecil tadi adeknya kakak ini? Tapi dia sama Valda ketiduran kak,"

"Will cepetan keburu kalah lo nanti!"Teriak Reva dari dalam kamar.

"Masuk aja kak, Willi mau main game lagi."

Rain dan Yuda pun masuk dan benar saja mereka mendapati Yuli dan Valda yang tertidur, sedangkan Reva sedang asik bermain game.

"Lo bawa motor Yud?"Tanya Rain yang diangguki oleh Yuda, "kali dibangunin kasian Yuli nya."

"Kalo gak, Yuli pindahin ke kamar gue aja biar dia tidur sama gue, udah malem juga kasian kalo pulang jam segini."Usul Rain.

Yuda pun menyetujui nya, "lo mau sekalian di cariin kamar kosong?"

"Gakpapa gue pulang aja, soalnya besok pagi gue juga urusan, nanti malah repot bulak baliknya. gue titip Yuli aja yah, besok gua jemput."Rain mengangguk.

"Yaudah yuk, eh kalian jangan berisik main nya nanti Valda malah keganggu, lo juga kak jangan malem-malem ngajak William ngegame nya!"

"Iya iya night Rain, perasaan nih bocah yang ngajak gue dah kok gue yang disalahin,"Ucap Reva dengan suara pelan.

Yuda pun menggendong Yuli dan memindahkan nya ke kamar Rain, lalu setelah itu ia pamit untuk segera pulang.

TBC
.
.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen sebanyak-banyaknya:D

Jangan lupa follow!!!!

RAIN [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang