Malam ini diadakan tahlilan dirumah abuya, diluar ponpes hanya berjarak beberapa meter dari ponpes.
" Mishba bagaimana keadaan mama mu" tanya paman sebelah ayah Gus mishba.
" Alhamdulillah, tadi mishba dapat kabar bahwa kondisi mama mulai stabil paman " ujar Gus mishba sambil menatap pamannya itu.
Setelah acara tahlilan selesai, Khai ditemani oleh Riana dan temannya yang sedang duduk ditaman belakang rumah.
" Khai, jangan sedih dong" ujar Syahla kepada Khai.
" Khai kamu jangan diam aja" balas Riana sambil menatap khai, yang sedang menatap kosong kearah bunga.
" Khai kalau kamu kaya gini, nanti Abuya terbebani untuk pergi" sambung Riana lagi.
" Kamu harus kuat, kan ada kami " sambung Rosi dan diangguki oleh temannya yang lain.
" Tapi, aku rindu papa hiks" ucap Khai disertai Isak tangisnya. Membuat riana langsung memeluknya.
Banyangkan saja,sudah 3 bulan lebih abuya dan umi pergi mengurus pekerjaan yang tidak bisa ditunda, dan bukannya kembali dengan sehat, tapi Khai mendapatkan kenyataan yang pahit yaitu kehilangan papa yang sangat dia sayangi untuk selamanya.
" Aku bukan hiks ingin berlarut dalam jika kesedihan hiks " ujar Khai sambil sesenggukan
" Aku sedih hiks karna nggak hiks bisa bicara hiks sama papa hiks hiks " Isak Khai
" Aku hanya bisa melihat senyum hiks papa aja hiks untuk terakhir kalinya hiks " ujar Khai sambil menangis.
Membuat Riana langsung memeluk khai, membuat tangis Khai semakin pecah.Mereka tahu waktu Abuya dan umi pamit pergi ke kota Pekanbaru, selama itu pula Khai sangat merindukan papa dan mamanya, apalagi Khai sangat dekat dengan papanya. Tapi setelah penantian lama ternyata takdir berkata lain.
" Sudah kamu tenang " ujar Riana kepada Khai yang ada didalam pelukannya.
Dari kejauhan ternyata Gus mishba sedangmemperhatikan interaksi antar adek dan temannya, dan berlalu pergi kekamarnya, untuk menghubungi temannya,menanyakan kabar umi.
Setelah berlarut dalam kesedihan, Khai pamit kepada temannya karna ingin menanyakan sesuatu, dan Riana dan yang lainnya juga pamit untuk balek keasrama, sebelum pergi riana dan temannya mengantar kan Khai kekamar gua mishba.
Tok Tok Tok
Ketuk pintu oleh Khai dan masuk kekamar kakaknya setelah mendapat kan izin dari sang kakak.
" Dimana temanmu hmm" ujar Gus mishba yang sedang duduk di ranjang kamarnya sambil tersenyum kepada adeknya itu
" Mereka sudah balek ke ponpes." Ujar Khai kepada kakaknya, dan duduk disamping kakanya.
" Kenapa hmm" tanya Gus mishba dan dibalas gelengan kepala oleh khai, membuat Gus mishba menghela nafas secara kasar.
Setelah cukup lama keheningan menyelimuti mereka akhirnya Khai membuka suara.
" Aku ingin ketemu mama" ucap Khai kepada Gus mishba membuat Gus mishba kaget.
" Boleh " tanya Khai kepada kakaknya itu," Mau ketemu mama Sekarang atau besok?" Tanya Gus mishba membuat Khai sedikit tersenyum, membuat Gus mishba sedikit lega melihat adeknya yang mulai tersenyum itu
" Sekarang boleh " ujar Khai, membuat Gus mishba melihat jam dipergelangan nya.
" Boleh, tapi sebelum itu kamu harus makan dulu" ujar Gus mishba membuat Khai mendengus dengan kesal. Karna Gus mishba sudah mengetahui bahwa mamanya sudah melewati masa koma.
" Kakak hanya nggak mau kamu sakit, nanti kalau adek sakit mama sedih " ujar Gus mishba membuat Khai menggeleng kan kepalanya
" Yaudah, yok kita keruang makan," ajak Gus mishba kepada adeknya yang belum bergerak.
" Kakak yang suapin adek, mau?" Sambung Gus mishba kepada adeknya dan diangguki oleh Khai.
Seperti yang dijanjikan oleh Gus mishba kepada Khai. Dalam mobil hanya ada keheningan yang menyelimuti sampai ketempat tujuan.
Karna nggak mau bingung akhirnya Khai mengikuti langkah kakaknya itu.
Sesampainya didalam rumah sakit, sebelum masuk ruangan umi, Gus mishba terlebih dahulu melihat kearah adeknya.
" Assalamualaikum" ujar Gus mishba.
" Kak kok kita kesini" ujar Khai kepada kakaknya itu
" Mama disana" ujar Gus mishba dan Khai langsung melihat kebelakang nya dan melihat mama nya yang terbaring lemah dibrangkar rumah sakit.
" Mama kenapa kak" tanya Khai kepada Gus mishba
" Mama kemarin koma" ujar Gus Mishba yang terpotong oleh Khai yang berlari kebrangkar ranjang mamanya sambil terisak pelan.
"Huaaa mama," tangis Khai sambil memeluk mamanya dari samping.
" Hiks Hiks mama jangan Hiks tinggalin adek hiks" tangis Khai sambil memeluk mamanya.
" Adek sayang hiks mama hiks, bangun hiks" sambung Khai, Gus mishba yang melihat itu langsung menenangkan adeknya itu,
Tiba tiba tangan umi bergerak, dan membuka matanya sedangkan Gus mishba langsung memanggil dokter Arya.
" Alhamdulillah, keadaan umi sudah baik" ucap dokter dan diangguki oleh Gus mishba, dan berlalu pergi.
sedangkan Khai masih menangis karna dia tidak mau lagi kehilangan orang yang dia sayang.
" Adek kenapa nangis " tanya umi yang lemah dan dibalas gelengan kepala oleh Khai.
" Adek hiks sayang mama hiks" ucap Khai yang sesenggukan.
" Sini naik, peluk mama" ujar umi yang merasa kasihan kepada putrinya ini.
" Nggak hiks muat hiks" ujar Khai
" Muat kok, makanya naik" ujar umi, dan Khai naik keatas ranjang umi yang lumayan besar, sambil memeluk umi
" Udah jangan nangis" ujar umi kepada Khai yang berada didalam pelukannya.
Sedangkan Gus mishba duduk di sofa sambil memikirkan jawaban jika umi menanyakan tentang abuaya.
" Sudah dek, nantik pusing karena nangis" ujar umi yang melihat putrinya itu belum juga berhenti nangis.
Setelah cukup lama akhirnya Khai tertidur didalam pelukan mamanya.
" Mishba kesini" ujar umi dan Gus mishba berjalan kearah umi
" Mama butuh sesuatu" tanya Gus mishba dan umi menggeleng kan kepalanya.
" mama mau tanya? Kok mama nggak liat papa" ujar umi kepada putranya
"Umm, nanti kalau mama Udah sehat kita lihat papa" ujar Gus mishba dan membuat umi mengganggukan kepalanya.
16 Oktober 2021
Jangan lupa vot dan comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Gusku incaranku (End)
Romancemenceritakan pengejaran cinta terhadap anak kyai. jangan menyerah sebelum bendera kuning melengkung, Riana mahendra "ternyata cinta pandangan pertama itu ada,,dan itu yang sedang aku rasakan sekarang, mishba airys Winata ego dan gengsi memang lebi...