Setelah berlari sekuat tenaga Khai akhirnya sampai ditempat keluarga nya berkumpul, dan memandang keluarga nya yang sedang bercanda" Hey " ujar seseorang dari samping membuat Khai melirik kearah nya
" Kenapa melamun " ujarnya lagi
" Nggak ngelamun, cuma kangen mama" ujar Khai
" Kan ada kakak " ujar Gus syahid merangkul Khai
" Iya ada kak syahid " ujar Khai memeluk kakaknya itu
" Sudah ya cantik, kita harus senang jangan sedih dong" ujar Gus syahid mengusap air mata Khai yang dianggapnya adek kandung sendiri
" Sekarang Khai kalau ingin cerita sama kakak boleh kok" ujar Gus syahid dan diangguki oleh Khai
" Hiks tapi Khai kangen mama, mama lagi apa, sedang apa, kesepian nggak kalau nggak ada Khai" ujar Khai lagi
" Coba lihat belakang " ujar Gus syahid dan membuat Khai menoleh kebelakang dan nangis
" Hiks mama Khai kangen hiks" ujar nya memeluk kuat umi
" Disini ada mama " ujar umi yang mengetahui kenapa Khai menangis, karna sebelum kesini umi tadi melihat Gus mishba dan Riana yang juga berlibur kepantai yang sama
Dan juga melihat Khai yang tengah menatap sang kakak dengan rasa iri karna merindukan pelukan seorang papa yang diganti oleh kakak laki lakinya dan sekarang kakaknya itu sudah mempunyai seorang yang akan bersamanya hingga akhir hayat
" Katanya Khai nggak akan rindu sama Mama" ujar umi menatap mata Khai yang masih berair
" Tapi pokoknya Khai kangen mama " ujar Khai lagi kepada umi, dengan isyarat kepada Gus syahid, umi meminta dia agar juga berpelukan bersama, hal itu membuat tangis Khai bertambah berjadi, Khai dan Gus syahid itu bisa disebut mahram
" Udah ya dek, " ujar Gus syahid mengusap kepala Khai
" Coba lihat cuaca mendung, karna Khai sedih" ujar Gus syahid
" Iya sekarang anak mama ini harus kuat dan jangan pernah keluarkan ini lagi" ujar umi mengusap air mata Khai dan diangguki olehnya
" Sebelum sunset nya berubah menjadi malam, yok kita nikmati " ujar Gus syahid mengajak umi dan Khai dibibir pantai sambil melihat sunset dan ombak serta angin yang ikut serta meramaikan suasana
" Senang nggak " ujar Gus mishba menatap wajah Riana yang diterangi oleh gemerlapnya malam dan diterangi sinar bulan
" Senang banget " ujar Riana yang menyubit perut Gus mishba sehingga terjadilah lari larian kembali
" By kita beli jagung bakar" ujar Riana dan diangguki oleh Gus mishba
Sambil memakan jagung ditangan masing masing Gus mishba dan Riana duduk dibibir pantai dan menikmati ombak malam
" Makasih, hari ini aku sangat bahagia karna kehadiran mu" ujar Riana yang menyandarkan kepalanya di bahu Gus mishba
" Aku juga khumairo" ujar Gus mishba mengelus kepala Riana
" Kamu itu seperti senja, selalu aku tunggu " ujar Riana kepada Gus mishba
" Dan kamu langitnya, tidak pernah pergi dan selalu setia sayang" ujar Gus mishba mengecup kepala Riana
" Udah sekarang kita kembali kerumah bunda " ujar Gus mishba dan diangguki Riana
" Gendong " ujar riana, dengan jahil Gus mishba mengangkat Riana seperti membawa karung dan dibawa putar putar
KAMU SEDANG MEMBACA
Gusku incaranku (End)
Romancemenceritakan pengejaran cinta terhadap anak kyai. jangan menyerah sebelum bendera kuning melengkung, Riana mahendra "ternyata cinta pandangan pertama itu ada,,dan itu yang sedang aku rasakan sekarang, mishba airys Winata ego dan gengsi memang lebi...