sugus 34

2.8K 97 3
                                    


Sudah setahun lebih Riana kuliah, dan benar saja apa yang pernah Gus mishba ucapkan, bahwa dia tak akan menelpon Riana kecuali ada hal yang penting

" Huh bosan juga disini " ujar Riana yang selesai mengerjakan

" Udah suami gue nggak nelpon lagi" ujar Riana yang merasa bosan, dan bersiap siap berangkat ke kampus

" Ana " panggil Radit ketika melihat riana berjalan keluar kelas

" Kenapa " ujar Riana menatap radit

" Eumm Aurel aku mau ajak riana ketaman dulu" ujar Radit dan dibalas anggukan

" Kamu kenapa sih " ujar Riana ketika Radit mengajaknya ketaman

" Aku mau ngomong sesuatu" ujar radit menatap Riana

" Emm sebenarnya aku suka sama kamu " ujar Radit membuat Riana mengagguk paham

" Maukah kamu menjadi hal paling berharga dalam hidupku" ujar Radit menatap tulus Riana

" Sebelumnya aku hargai ungkapan hati mu, sebenarnya aku sudah menikah" ujar Riana jujur

" Jangan becanda" ujar Radit menatap Riana

" Saya tidak becanda " ujar Riana melihatkan foto pernikahan mereka

" Maaf kan saya, saya tidak tahu dan jangan membenci saya" ujar Radit menatap Riana

" Saya tidak membencimu dan saya hargai ungkapan perasaan kamu, kamu tidak salah dan cinta itu juga tidak salah karna cinta itu hal wajar " ujar Riana membuat Radit tersenyum

" Saya harap kita masih bisa menjadi teman" ujar Radit menatap Riana

" Iya, dan carilah yang lebih baik dari saya diluar sana" ujar Riana dan berlalu pergi















Sedangkan umi lagi merawat Gus mishba yang tengah sakit

" Makan nak " ujar umi kepada Gus mishba

" Nanti ma mulut iba pahit " ujar Gus mishba yang tidur dipaha umi

" Kepala nya sakit nggak" ujar umi sambil memijit kepala Gus mishba


Setelah dua hari lebih Gus mishba sakit, kini dia sekarang mulai mengurus ponpes meskipun sedikit flu




" Umi didepan ada tamu" ujar mbak kepada umi yang tengah membaca buku

" Suru masuk aja mbak, " ujar umi membuat nya mengagguk



" Assalamualaikum " ujar tamu tersebut

" Wa'alaikum salam, ada apa pak Burhan" ujar umi menatap pak Burhan temannya Abuya

" Begini umi, saya kesini mau menunaikan niat baik " ujar pak Burhan

" Silahkan pak" ujar umi

" Saya datang kesini bertujuan untuk melamar anak umi mishba untuk putri saya harum" ujar pak Burhan membuat umi kaget

" Saya terima niat baik bapak, tapi apakah bapak tahu kalau anak saya sudah menikah" ujar umi menekan kata menikah

" Saya sudah tahu, saya dan keluarga tidak masalah jika putri saya menjadi yang kedua" ujar pak Burhan

" Kamu apakah mau dimadu" tanya umi menatap harum anak pak Burhan

" Sebenarnya tidak umi, tapi kalau menjadi yang kedua untuk mishba saya mau" ujar harum secara terang terangan

" Huft ternyata benar kalau cinta itu buta, soalnya kamu mau jika dimadu Anak saya" ujar umi membuat harum terdiam

" Kalau gitu saya panggil mishba " ujar umi berlalu memanggil Gus mishba


Gusku incaranku (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang