Sudah setahun lebih Riana kuliah, dan benar saja apa yang pernah Gus mishba ucapkan, bahwa dia tak akan menelpon Riana kecuali ada hal yang penting" Huh bosan juga disini " ujar Riana yang selesai mengerjakan
" Udah suami gue nggak nelpon lagi" ujar Riana yang merasa bosan, dan bersiap siap berangkat ke kampus
" Ana " panggil Radit ketika melihat riana berjalan keluar kelas
" Kenapa " ujar Riana menatap radit
" Eumm Aurel aku mau ajak riana ketaman dulu" ujar Radit dan dibalas anggukan
" Kamu kenapa sih " ujar Riana ketika Radit mengajaknya ketaman
" Aku mau ngomong sesuatu" ujar radit menatap Riana
" Emm sebenarnya aku suka sama kamu " ujar Radit membuat Riana mengagguk paham
" Maukah kamu menjadi hal paling berharga dalam hidupku" ujar Radit menatap tulus Riana
" Sebelumnya aku hargai ungkapan hati mu, sebenarnya aku sudah menikah" ujar Riana jujur
" Jangan becanda" ujar Radit menatap Riana
" Saya tidak becanda " ujar Riana melihatkan foto pernikahan mereka
" Maaf kan saya, saya tidak tahu dan jangan membenci saya" ujar Radit menatap Riana
" Saya tidak membencimu dan saya hargai ungkapan perasaan kamu, kamu tidak salah dan cinta itu juga tidak salah karna cinta itu hal wajar " ujar Riana membuat Radit tersenyum
" Saya harap kita masih bisa menjadi teman" ujar Radit menatap Riana
" Iya, dan carilah yang lebih baik dari saya diluar sana" ujar Riana dan berlalu pergi
Sedangkan umi lagi merawat Gus mishba yang tengah sakit
" Makan nak " ujar umi kepada Gus mishba
" Nanti ma mulut iba pahit " ujar Gus mishba yang tidur dipaha umi
" Kepala nya sakit nggak" ujar umi sambil memijit kepala Gus mishba
Setelah dua hari lebih Gus mishba sakit, kini dia sekarang mulai mengurus ponpes meskipun sedikit flu
" Umi didepan ada tamu" ujar mbak kepada umi yang tengah membaca buku
" Suru masuk aja mbak, " ujar umi membuat nya mengagguk
" Assalamualaikum " ujar tamu tersebut
" Wa'alaikum salam, ada apa pak Burhan" ujar umi menatap pak Burhan temannya Abuya
" Begini umi, saya kesini mau menunaikan niat baik " ujar pak Burhan
" Silahkan pak" ujar umi
" Saya datang kesini bertujuan untuk melamar anak umi mishba untuk putri saya harum" ujar pak Burhan membuat umi kaget
" Saya terima niat baik bapak, tapi apakah bapak tahu kalau anak saya sudah menikah" ujar umi menekan kata menikah
" Saya sudah tahu, saya dan keluarga tidak masalah jika putri saya menjadi yang kedua" ujar pak Burhan
" Kamu apakah mau dimadu" tanya umi menatap harum anak pak Burhan
" Sebenarnya tidak umi, tapi kalau menjadi yang kedua untuk mishba saya mau" ujar harum secara terang terangan
" Huft ternyata benar kalau cinta itu buta, soalnya kamu mau jika dimadu Anak saya" ujar umi membuat harum terdiam
" Kalau gitu saya panggil mishba " ujar umi berlalu memanggil Gus mishba
KAMU SEDANG MEMBACA
Gusku incaranku (End)
Romancemenceritakan pengejaran cinta terhadap anak kyai. jangan menyerah sebelum bendera kuning melengkung, Riana mahendra "ternyata cinta pandangan pertama itu ada,,dan itu yang sedang aku rasakan sekarang, mishba airys Winata ego dan gengsi memang lebi...