Prolog

49.8K 1.4K 89
                                    

Lufiana, gadis polos dan penurut.
Hidup yang awalnya baik-baik saja berubah menjadi kacau dan tersiksa.

Semua itu bermula saat Lufi harus pindah kerumah sahabat dari ibunya— Tante Aline. Dengan alasan ia tak memiliki keluarga lain, karena satu minggu lalu ibunya wafat. Lufi tak tahu keberadaan ayah kandungnya sampai saat ini.

Di rumah itu, Lufi harus dihadapkan dengan sifat posesif dan mesum milik Lucian- Putra tunggal dari Tante Aline.

Lucian Dhe Costra, menyandang gelar sebagai penerus clan ketua mafia Costra, juga CEO muda dari DC Group— perusahaan terbesar yang bergerak di bidang gaya hidup di negara Italia.

Lucian terkenal dengan sifat kejam dan tempramental. Semua orang bertekuk lutut pada kuasanya.

Kepribadian dingin, tak terjamah. Begitupun dengan hatinya yang telah membeku sekeras batu.

Lucian tak percaya adanya Cinta dan Tuhan.

Tapi,

Setelah Lufi masuk lagi dalam hidupnya, ia mulai goyah.

Lucian mulai merasakan debaran jantung yang menggila. Hatinya menghangat bila melihat Lufi tersenyum. Darahnya berdesir bila Lufi ada di dekatnya. Lucian senang jika Lufi-nya bahagia. Lucian akan ikut sedih jika Lufi-nya menangis.

Lucian tak jarang tertular sifat manja Lufi, bahkan setiap malam lelaki itu harus tidur sambil memeluk tubuh mungil Lufi. Jika tidak, ia akan terjaga sepanjang malam.

"Aku mohon Lufi, maafkan aku ... "

Lucian bersujud tepat di kedua kaki Lufi, gadis itu bergeming. Untuk pertama kalinya Lucian mengeluarkan air mata sesal.

"Bangun Luci, aku tak butuh kata maaf mu lagi."

Lucian menggeleng keras, mengeratkan pegangannya pada kedua kaki lufi yang merapat.

"Maafkan aku dulu, baru aku berdiri."

Lufi mendesah sebal, perasaan kesal, marah, dan sedih bercampur dalam dirinya. "Bangunlah, aku sudah memaafkanmu."

Lucian mengadah, matanya berbinar dengan hidung memerah, masih terisak, persis seperti bocah kecil. "Benarkah? Lufi, kau tidak bohong kan?"

Lufi mengangguk, ikut berjongkok mengimbangi tubuh Lucian. "Iya, tapi aku ingin lolipop!"

Detik berikutnya, raut wajah Lucian berubah datar. Tak ada lagi isakan, tak ada lagi tatapan sendu. Lucian menopang gagah satu kakinya, mengintimidasi Lufi.

"Coba ulangi!"

Lufi menunduk sedih, menautkan jemari. Ia menggeleng lemah mendengar bentakan Lucian.

"Tidak jadi, tidak usah." Lufi bangkit, dengan tetesan air mata yang mulai turun.

Lucian dengan cepat mengikuti, menarik tangan Lufi hingga tubuh gadis itu membentur dada bidangnya. Lufi menangis, Lucian mengelus perlahan surai rambutnya.

"Oke boleh." Telak Lucian. Lufi mendongak, menatap dengan mata mengerjap lucu meminta kepastian.

Lucian mengangguk sebagai tatapan penuh tanya Lufi. "Aku punya lolipop yang lebih lezat, namanya skin loli."

"Skin loli? Lolipop apa itu?"

Lucian tersenyum smirk. "Lolipop yang akan membuatmu menjerit nikmat sayang ... "

•••

Klik ★ untuk memberikan author semangat.

Ketik 1 atau 2 kata di kolom komentar, supaya cepat update part baru.

Klik follow untuk lebih mengenal author.

Thank you, Luvvv💖

LUFICIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang