Epilog

8.7K 266 74
                                    

Lufiana.

Namamu sengaja aku samarkan.

Emmera Van Miller, adalah nama aslimu.

Maafkan aku, Lufi.

17 Tahun hidup bersamaku— Annaya, ternyata tidak pernah membahagiakan.

Aku ibu yang buruk. Terlalu mengutamakan ego dan dendam. Aku gelap mata. Rasa sakit atas penghiatan ayahmu— Egan, terus membekas dilubuk hati terdalamku. Egan bukan hanya mengingkari janji-janji kita berdua, tapi dia juga membuangmu. Sebenarnya saat kau berusia dua bulan di dalam kandungan, aku memberitahu Egan. Namun nahas, dia tidak percaya. Egan menganggap benih itu tumbuh dari laki-laki lain, padahal sudah jelas aku hanya berhubungan dengannya seorang.

Lufi, anakku.

Aku tebak, kau membaca surat ini setelah kau menikah dengan Lucian kan? *Pffft, dasar ceroboh! Harusnya kau membaca ini saat satu detik aku memberikannya! Tapi yasudahlah, yang lalu biar berlalu. Aku sudah ikhlas dan berdamai dengan keadaan.

Terlepas dari kurangnya tanggung jawab ayahmu, Egan merupakan pribadi yang baik. Dulu mungkin ia masih syok dan terlalu muda menghadapi kenyataan pahit itu. Egan menghamiliku, sedangkan statusnya merupakan suami sah Ella.

Jangan pernah menanamkan rasa balas dendam dan kebencian. Rasa itu beracun, bisa membunuh diri kita sendiri secara perlahan. Ikhlaskan semuanya, Nak.

Lufi, aku sangat menyayangimu. Sangat.

Hiduplah bahagia.

Jika dulu aku merupakan ibu yang buruk dan kejam, sekarang putuskanlah rantai setan itu olehmu.

Jadilah ibu teladan dan baik. Aku ingin sekali melihat cucu-cucu lucuku tumbuh besar, namun Tuhan dan takdirnya berkata lain.

Saat itu, bukan aku yang Mery bunuh. Mery salah sasaran. Dia membunuh salah satu maid bernama Anna. Dan entah kebetulan apa, maid Anna juga memiliki proporsi tubuh mirip denganku. Aneh sekali bukan?

Tuhan mencabut nyawaku ketika operasi berlangsung. Sebelumnya aku menulis surat ini untuk kau, anakku tersayang. Hati dan pikiranku mendorong rasa kegelisahan membuncah. Aku tahu, ini waktunya kembali pada sang kuasa.

Lufi, bagaimana kabar Nonna dan Aline? Apa mereka sekarang masih sering memperdebatkan siapa yang paling tampan antara Egan dan Roger? Ah aku ingin sekali menyaksikan cekcok mereka lagi. *lol, tertawa kencang.

Ah sudahlah, aku capek tertawa.

Lufi, berbahagialah, berbahagialah, berbahagialah. Hidup hanya satu kali, jangan pernah melakukan kesalahan yang dapat membuatmu menyesal kelak. Hiduplah tentram dan damai.

Ti amo,

Annaya, Singapore/12-10-01/

Lufi tersenyum getir, air mata pilu sudah hilir sejak ia membuka kertas kuning usang tersebut.

Nonna Emeline sudah tiada. Mommy Aline?

"I-ibu ... hiks, Mo-Mommy juga sudah pergi."

Tubuh Lufi perlahan mendarat di lantai marmer yang dingin. Semua rasa sakit ini, tak bisa diungkapkan melalui kata-kata. Kesedihan terdalam seorang manusia adalah kehilangan orang tersayang. Bukan sekedar pergi ke daerah lain, namun pergi meninggalkan dunia fana ini.

LUFICIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang