Lufi menurut. Setelah menjilat, ia menelan habis cairan itu. Sedikit manis, namun rasanya begitu asing dilidah Lufi.
Lucian menatap Lufi lamat-lamat, memperhatikan setiap detik raut wajah gadis itu.
"Bagaimana, enak?"
Lufi mengangguk pelan. "Ma-manis."
Gadis itu menunduk, menyembunyikan wajah memerahnya. Lucian tersenyum senang mendengar jawaban Lufi.
Lucian mengangkat dagu Lufi, jemari kekar lelaki itu mengusap sisa cairan di bibir Lufi. "Mulai sekarang, setiap pagi kau harus membantuku."
Alis Lufi berkerut, matanya menatap bingung lelaki itu. "Membantu apa?"
"Membantuku orgasme."
Lucian mengecup singkat bibir Lufi, beranjak pergi meninggalkan kamar gadis itu.
Lufi membatu, matanya membulat dengan bibir terbuka lebar. Lucian, lelaki itu mesum sekali!
Tok! Tok! Tok!
"Lufi, ini Mommy sayang, tolong buka pintunya."
Lufi terlonjak mendengar ketukan itu. Ia segera berlari membuka pintu, ada Mommy Aline bersedekap dada diambang pintu.
Lufi tersenyum kikuk. "Maaf Mom, Lufi bangun terlalu siang. Pasti Mommy marah ya?" Wajah gadis itu berubah sedih.
Dulu ibunya selalu berkata bahwa, "Anak gadis tidak baik bangun siang, nanti rejekinya dipatok ayam."
Lufi jadi takut Mommy Aline marah padanya, Lufi juga takut rejekinya menghilang.
Aline mengusap pucuk rambut gadis itu. "Gimana aku mau marah, kalo kalian sedang membuatkanku cucu, hihihi ... " ucapnya dalam hati.
"Engga kok, Mommy hanya khawatir kamu sakit atau terjadi sesuatu lain. Lagian dari tadi Mommy ketuk kok gak dibuka sih Dek?" Aline memasang wajah penuh selidik.
Mata Lufi melebar, jantungnya berpacu cepat, ia sangat gugup. Bagaimana jika Mommy Aline tahu kejadian beberapa menit lalu.
"Um ... i-itu Mom a-aku masih tidur, aku lelah. Seharian kemarin aku menemani Lucian," balas Lufi kikuk.
Aline mengangguk paham, "yasudah tak apa. Sekarang kamu mandi gih, setelah itu langsung turun untuk sarapan."
Lufi mengangguk, Aline melegang pergi ke kamar samping— kamar Lucian.
Aline langsung menerobos masuk, tak peduli jika pemiliknya akan marah.
"Astaga Lucian! Bangun! Ini sudah jam sembilan, kamu pasti telat ke kantor!"
Aline menguncang bahu Lucian. Lelaki itu berbaring dengan badan tengkurap.
"Eungh ... apa sih Mom, hari ini aku libur." Lucian terusik, menghalau amukan Aline dengan menutup tubuhnya menggunakan selimut.
Aline mengeplak kepala Lucian yang tidak tertutup selimut. "Gausah bohong kamu! Kerja ,jangan males-males! Kalo kamu miskin, Lufi bisa berpaling ke lelaki lain!" Ia berlalu pergi, terserah anaknya saja, Aline angkat tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUFICIAN
Romance• SEBAGIAN PART DI PRIVAT! TERBUKA BILA MEM-FOLLLOW. • FOLLOW DULU BARU BACA. !! WARNING 21+ !! • MENGANDUNG BAHASA KASAR, KEKERASAN DAN SEKSUALITAS. • HARAP BIJAK DALAM MEMBACA. _________________________________________ Lucian Dhe Costra, kembal...