XIV

14.3K 494 35
                                    

"Ahhh! Ya ... hisap seperti itu sayang."

Lufi mengulum lebih dalam kejantanan Lucian. Ia bergerak cepat diiringin pijatan halus tangannya di sekitar bagian bawah inti lelaki itu.

"AHHH JANGAN DI GIGIT, LUFI!" Lucian meringis saat gigi Lufi tak sengaja mengigit kecil kejantanannya.

"Mwaap." Ucap Lufi kurang jelas di sela kuluman penuh di bibirnya.

Lufi melanjutkan kegiatannya. Kali ini lebih bergerak sedang, tidak terlalu cepat dan tidak juga lambat.

Lucian membantu mengoyangkan pinggulnya, sehingga kejantanannya keluar masuk di dalam mulut Lufi.

"Shhh." Lucian merasakan kedutan di kejantanannya. Ia bergerak semakin cepat. Begitu juga dengan Lufi, menggulum sekaligus memijat kejantanannya dipercepat.

"Ahhh!"

Lucian mencapai puncaknya. Ia mendesah rendah merasakan kenikmatan itu.

Lucian menyemburkan cairan cintanya di dalam mulut Lufi. Tembakan cairan kental itu terus keluar tak henti-henti.

Lufi menelan cairan kental Lucian dengan gairah membuncah. Ia mendongak, menatap Lucian dengan tatapan menggoda. Jemari Lufi mengelus lalu menjilat sisa cairan pelepasan Lucian di bibirnya. "Sweet."

Lucian tersenyum miring. Menatap lekat Lufi-nya yang kembali nakal.

Lufi beranjak. Ia berjalan melenggak-lenggok tubuhnya dengan dada dan pantat membusung. Gadis itu menjatuhkan tubuhnya terlentang di ranjang. Ia mengangkat kedua kakinya menjadi tertekuk, kemudian menyimpannya memiring.

Lufi mengangkang, memperlihatkan G-String merah menyala yang mengintip dibalik gaun tidur.

Lucian menatap pergerakkan Lufi dengan seringai buasnya. Ia melangkah mendekati Lufi.

Lufi merunduk, melihat Lucian mendekat, seketika tubuhnya semakin terasa panas. Hasratnya bertambah liar.

"Sekarang giliran milikku yang di manjakan." Ucap Lufi sambil meraba G-String, Menurukan, lalu membuangnya asal.

Lucian merangkak naik, matanya menggelap gairah. "As you wish, honey."

Lucian mulai mengelus kewanitaan Lufi yang tidak lagi tertutup apapun. Ia membelai perlahan, kemudian mengocok dengan jari tengahnya.

"A-ahhh!" Lufi meremas sprei. Menikmati sentuhan jemari Lucian di liang senggamanya.

"Ahhh Luci ... please!"

Lucian menambah satu jari, memasukkan ke dalam inti liang Lufi, bergerak mengocoknya cepat.

"AHHH LUCI!"

Kedua jemari Lucian dihangatkan oleh cairan kental yang membasahi liang Lufi. Jemarinya terasa begitu diremat di dalam sana.

"Shhh ..," Lucian mengadah, mengigit kecil bibirnya. Kejantanan Lucian kembali turn on dengan kegiatan ini.

"Lufi, penisku kembali tegak."

Lufi mengangguk asal. Ia hilang akal, hanya dengan dua jari lelaki itu, Lufi merasa begitu nikmat. Tubuhnya melayang sampai ke langit, pikirannya kosong begitu saja. Kini, hanya ada gairah yang menguasai dirinya.

"Lufi."

Lufi menatap Lucian dengan mata setengah terbuka. "Hm? Ahhh! Shhh ... apa sih?!"

"34+35."

"What?!" Lufi mengerutkan kening.

Lucian menghentikan kegiatannya. Lelaki itu kini berbaring terlentang di samping Lufi yang masih mengangkang.

LUFICIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang