VI

24.5K 948 70
                                    

Saat ini, Lufi dan Aline tengah berkeliling dari satu toko ke toko lain di dalam mall.

Lufi sempat meminta maaf kepada Aline, ia menjelaskan apa yang terjadi antara dirinya dan Lucian tadi pagi.

Tentu Aline tertawa, ia tidak marah, ia hanya bercanda. Namun Lufi terlalu polos untuk menyadarinya. Tak apa, Aline senang atas niat jujur Lufi.

"Coba ini Dek." Aline menyodorkan sebuah dress putih motif bunga yang menggembang sebatas lutut.

Lufi mengangguk, membawanya menuju fitting room.

Sementara itu, Aline mengelilingi toko bersama empat bodyguard di belakangnya.

Tangan Aline gatal, menarik gantungan baju yang di bawahnya terlampir lingerie sexy dilengkapi G-string senada. "So hot."

Aline melemparkannya pada bodyguard yang siap menangkap di bekalang. Keempat lelaki penjaga itu saling tatap, meneguk air liurnya susah payah. Astaga, baju itu mampu membangkitkan hasrat siapa saja.

Alin melangkah ke bagian pakaian bawahan, ia mengambil rok jeans ketat yang sangat pendek. "Cocok untuk Lufi." Aline melempar lagi, sigap di tangkap oleh bodyguardnya.

"Damn! Ini lebih pendek, lebih cocok untuk Lufi." Wanita itu melakukan hal sama, mengambil lalu melepar pada bodyguardnya.

Lufi muncul dengan pakaian berbeda, ia melangkah kecil mendekati Aline. "Mommy, sudah."

Kepala Aline menoleh, tersenyum bangga. "Wow, so pretty!"

Lufi menunduk malu, "thanks Mom. Ini juga kan pilihan Momny."

"Bukan karena itu, ini tentang siapa yang memakainya. Jika orang lain pakai ini, Mommy jamin, tidak akan ada yang secantik dirimu." Aline mengelus sayang rambut Lufi.

"Mommy gombal seperti Lucian."

Aline terbahak, ternyata anak cueknya itu bisa banyak tingkah di depan Lufi.

"Yasudah, ganti lagi gih. Kita bayar bajunya." Lufi mengangguk, melangkah lagi ke arah fitting room.

"Matanya jangan jelalatan! Menantu saya itu!" Aline berkacak pinggang menatap bodyguardnya yang menganga melihat Lufi.

Para bodyguard itu tergagap karena teguran Nyonya besarnya.

Aline mengecek satu-persatu belajaan yang bahkan sudah penuh di tenteng ketiga bodyguardnya.

"Crop top udah, hot pants udah, cd dan bra udah, rok udah, dress udah, lingerie udah, sepatu, tas, parfum udah. Apa lagi yang kurang, ya?" Aline mengetuk telunjuk di kening, tengah berpikir. "Ah sudahlah, cukup."

Keempat bodyguard serempak melihat paper bag belanjaan yang ada di tangannya. Mereka tersenyum miris. Setelah banyak berbelanja, Nyonyanya itu masih berpikir apa yang kurang? Ah terserah, Orang kaya mah bebas.

"Mommy, ayo." Lufi datang, di tangannya terlampir dress tadi.

Aline mengenggam tangan Lufi, "ayok sayang." Aline melempar dress itu, dengan sigap langsung di tangkap satu bodyguard yang tidak menenteng belanjaan.

Mereka melangkah ke arah kasir, diikuti empat bodyguardnya.

"Totalnya 14,xxx,xxx." Aline mengangguk ringan, mengeluarkan kartu hitam dari dompetnya.

"Mommy terima kasih ya." Ucap Lufi di samping Aline, kini mereka telah melangkah pergi dari toko itu.

Aline mengangguk, mengusap lembut bahu Lufi. "Iya sayang."

LUFICIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang