XI

19K 638 33
                                    

MOHON MAAF PART INI DI PRIVAT. SILAHKAN KLIK NAMA PENGGUNA, LALU IKUTI PENGGUNA UNTUK MEMBUKA PRIVAT.

SETELAH MENGIKUTI, TEKAN KEMBALI CERITA INI LALU GULIR ATAU GESER UNTUK LANJUT MEMBACA.





•••

"Bergeraklah, aku akan mengemudi. Hari ini ada rapat penting yang harus aku tangani."

Lufi menggerakkan pinggulnya turun naik, tangan gadis itu mencengkram kuat bahu Lucian yang tertutup jas.

Suara penyatuan dua tubuh itu menggema di dalam mobil. Desahan kecil dari mulut Lufi terdengar begitu merdu di telinga Lucian.

Lucian suka permainan seks seperti ini. Dimana dirinya merasa tertantang, satu tangan mengemudikan stir dan satu tangan lain menahan punggung Lufi yang bergerak memimpin permainannya.

Lucian mencengkram stirnya, kakinya masih bertumbu di pedal gas. "Shhh ... faster, sweetie."

Lufi mempercepat gerakkannya. Tepat saat mobil berhenti karena lampu merah, tubuh Lufi bergetar hebat. Puncak kenikmatannya datang.

"AHHH ... LUCI— mphhh!"

Lucian meraup bibir Lufi, pinggulnya bergerak mengambil alih permainan gila itu.

Kepala Lufi terhantuk sampai ke langit-langit mobil. Lelaki itu bergerak brutal, tak peduli dengan banyaknya klakson mobil menyerang di belakang.

"Ahhh ... fuck!" Lucian mengerang, ia kembali mendapat puncaknya.

Mereka terengah dengan tatapan sayu. Lufi melumat singkat bibir Lucian, gadis itu kemudian ambruk di dada bidang Lucian.

TOK TOK TOK!

Gedoran di kaca mobilnya mengejutkan Lucian. Lelaki itu menurunkan sedikit kaca mobil.

"HIDUPKAN MOBILMU BAJINGAN! KAU MENGHALANGI JALAN KAMI!" Murka seorang pria berkepala pelontos.

Lucian terkekeh, "baik-baiklah, maaf aku terlalu fokus bersenggama."

Pria pelontos itu memandang seorang gadis yang terlelap di pangkuan Lucian. Ia dibuat menganga. Seks macam apa yang dilakukan sambil berkendara. "Manusia gila!"

Lucian menutup kembali kaca mobilnya, ia mulai menghidupkan mesin lalu melaju menuju kantornya.

Selama perjalanan, inti keduanya masih menyatu. Lucian memanfaatkan keadaan itu walau Lufi terlelap. Lucian menggerakkan pinggulnya hingga terdengar bunyi khas persenggamaan. Dengan tangan yang setia mengemudi.

Sungguh gila permainannya itu.

|▪︎|▪︎|▪︎|

Lucian merebahkan tubuh terlelap Lufi di ranjang kamar pribadinya. Lelaki itu telah menyiapkan banyak cemilan sehat di atas nakas, jaga-jaga seandainya Lufi lapar, gadis itu bisa memilih sesuka hati cemilan yang akan dikonsumsinya.

Cup

Lucian mengecup bibir Lufi, tangannya bergerak mengusap sayang rambut gadis itu. "Aku rapat dulu, mungkin agak lama jadi jika kau lapar, makanlah cemilan di atas nakas."

Tidak ada jawaban. Jelas saja, Lucian berbicara dengan orang yang tertidur, bodoh sekali.

"Aku mencintaimu, Lufiana."

Lucian menaikkan selimut sampai menutupi hampir seluruh tubuh gadis itu. Setelahnya, Lucian beranjak pergi, tak lupa mengunci pintu kamar pribadi yang ada di ruang kerjanya.

LUFICIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang